Chapter 26. Di Ajak Liburan

13 5 28
                                    

Pada hari kamis keluarga Daniel mengajak pergi ke puncak untuk berlibur selama 2 hari karena sekolah sedang libur. Karena Daniel orang baik dia akan mengajak semua temannya untuk ikut berlibur bersama. Sontak semua temannya sangat senang karena ini adalah liburan yang tidak di sangka-sangka.

Pada saat itu Daniel langsung memberikan pesan ke Grup WhatsApp itu.

Daniel: "Kelurgaku besok pagi akan pergi ke puncak, dan aku berniat semua yang ada di grup ini mari ikut denganku!"

Nala Membalas: "Apakah aku di ajak Daniel?"

Daniel: "Meski kamu adalah mantanku, kamu aku tetap ajakku. Dan aku tidak mengambil risiko jika ibumu marah!"

Nala: "Siap beres tenang saja bos Aniel"

Jesica, Vito, Varel, Santy, Wulan mereka semua serempak menjawab.

"Ikut"

"Ikut"

"Ikut"

"Ikut"

Mereka semua sangat senang sekali, selanjutnya mereka semua meminta izin kepada orang tuanya. Singkat cerita mereka semua sudah di beri izin oleh orang tuanya, tinggal menyiapkan saja barang atau alat yang mereka butuhkan untuk nanti besok pagi.

Pada saat malam hari, tiba-tiba mata Santy panas seperti di siram air panas. Karena tidak kuat dia langsung memejamkan matanya, namun saat itu dia terbangun ternyata hanya mimpi. Dia tidak menyangka itu adalah mimpi, karena itu seperti nyata sekali. Akhirnya dia melanjutkan saja tidurnya, dengan sangat pulas karena esok pagi dia harus pergi ke rumah Daniel.

Pada pukul 05.00 pagi Varel sedang berdiam dengan santainya, dia baru saja selesai membereskan kepentingannya untuk nanti. Akhirnya sambil menunggu pukul 06.00 pagi dia pergi ke dapur menemui ibunya yang sedang masak untuk sarapan paginya.

"Pagi mom!"

"Eh Varel, anak ibu. Udah bangun kamu, tumben sekali apa karena kamu sangat bersemangat untuk berlibur ke puncak ya varel?"

"Ha ha ha, iya bisa jadi bu."

"Baiklah hati-hati ya, jaga dirimu baik-baik. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan ya. Ibu di sini selalu mendoakanmu, meski jarak kita nantinya jauh."

"Terimakasih bu, ibu paling spesial,"

"Jangan bilang seperti itu, ibu kira kaya martabak he he he,"

Akhirnya semua pasakannya sudah selesai dan siap untuk di hidangkan, dengan lahap Varel makan sangat banyak sekali. Sehingga perut dia sangat buncit, hal itu di tertawakan oleh ibunya. Namun Varel tidak ada rasa malu sedikitpun, justru dia langsung berpamitan untuk segera pergi.

Sudah pukul 07.00 pagi, akhirnya Varel pergi ke rumahnya Daniel. Di sana ternyata sudah banyak sekali yang sudah datang. Namun untuk anak-anak seperti Daniel mereka memakai mobil Daniel yang di kendarai oleh Vito dan bergantian dengan Daniel.

Sesuai jadwal mereka langsung saja pergi dan tentunya sangat senang sekali. Di perjalanan mereka tidak berhenti-henti tertawa dengan suara yang senang tanpa adanya beban di benaknya masing-masing.

"Kalian ini senang sekali ya!"

"Tentu dong Daniel, semua biaya di tanggungkan dengan orangtua kamu?"

"Siap beres, aku aja yang nanggung. Tabunganku banyak ada 100 juta tenang saja,"

"Aniel banyak banget uangnya masih muda juga, boleh ga kamu jadi sugar daddy untukku?" celetuk Nala.

"Gaboleh Nala baik, aku cocoknya jadi kakek sugar!"

"Aduh Daniel, mana masih muda kasihan banget si kamu! Ha ha ha,"

Kutukan [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang