32

8 3 12
                                    

Setibanya di rumah, Daniel langsung saja merebahkan dirinya di kasur yang berukuran king size. Kamar Daniel begitu besar bahkan paling besar di antara ruangan kamar di rumahnya, itu karena semenjak Daniel berusia 4 tahun Daniel mengidap penyakit yang aneh. Penyakit yang tidak bisa terdeteksi oleh manusia, atau alat rumah sakit lainnya.

Daniel merupakan anak tunggal, tidak memiliki saudara kandung. Dia hanya mempunyai saudara angkat laki-laki, orang tua Daniel mengadopsi anak laki-laki, yang kini dia sudah memasuki kelas 3 SMP. Adik angkat Daniel bernama Rangga Saputra kini ciri-ciri fisiknya, dia mempunyai kulit sawo matang, tinggi, dan mempunayi mata yang agak sipit.

Daniel mengidap penyakit yang sampai saat ini belum di ketahui, namun semenjak usianya mulai dewasa dia sudah bisa menanganinya dengan sendiri. Semenjak kecil Daniel menderita dia tidak bisa keluar rumah, atau bahkan makan di ruang tamu saja tidak bisa. Makanya ruang kamar Daniel begitu luas, mulai dari ruang makan, ruang istirahat, ruang olahraga, kamar mandi, sudah ada di dalam satu ruangan.

"Ruang kamar yang begitu besar, tapi aku merasa bosan. Untung saja semenjak aku Sekolah Menengah Pertama aku bisa hidup normal layaknya orang-orang. Dan aku di pertemukan dengan teman-temanku yang baik, namun apakah aku akan terus bersamanya?" ucap Daniel dengan nada lelah.

"Kak, ini makannya." ucap Adik Daniel

"Rangga, terimakasih. Tolong jika suatu saat aku tidak ada di rumah kamu jaga diri, dan jaga orang tua kita."

"Baik ka." ucap Rangga.

"Dan iya aku sekarang bisa makan ko di ruang tamu."

"Ya sudah aku simpan di ruang tamu."

Waktu itu sahabat Daniel pernah menginap di rumahnya, namun dengan terpaksa untuk sementara Daniel dan adiknya Rangga bertukaran tempat tidur agar sahabatnya nanti tidak banyak bertanya.

"Wah kamar kamu? Sejak kapan kamu menyukai anime?" tanya Vito

"Ahgg iya, itu gambar-gambar punya adikku saja. Kamar aku sering di pakai adikku jadi biasalah barang-barangnya ada di mari." elak Daniel dengan wajah tanpa dosa sudah membohongi sahabatnya itu.

"Ohh begitu yah, adik angkatmu sudah besar sekarang."

"Yah lah, aku semakin tua haha. Jangan bilang adik angkat yah, dia seperti adik kandung aku kok. Karena suatu saat dia akan meneruskan aset keluarga aku nanti, kalian paham?"

Ucap Daniel bersama kawan-kawannya saat mereka masih menduduki kelas 2 Sekolah Menengah Atas.

Hari demi hari sudah berlalu, kini sekarang mereka sudah waktunya untuk kelulusan SMA. Mereka semua belum mendaftarkan dirinya untuk masuk ke universitas, karena mereka semua berniatan untuk bekerja dahulu.

Bekerja di perusahaan keluarganya masing-masing. Orang tua Jesi mempunyai usaha butik terkenal, orang tua Nala mempunyai kuliner khas Indonesia, orang tua Daniel mempunyai perusahaan kosmetik, sedangkan orang tua Vito mempunyai bisnis sendiri yaitu memproduksi hasil pertanian, sedangkan orang tua dari Santi, dan Varel mereka mempunyai usaha yang sama yaitu peternakan lele orang tua Santi dan Varel sudah join sejak 1 tahun yang lalu kini usahanya semakin maju.

Semua sudah memakai baju yang sudah lama mereka siapkan, acara perpisahan mereka begitu asik dan sudah jelas terharu. Orang tuanya datang dan saling bersalam-salaman, tidak lupa kak Martin dan kak Anggel juga datang pasangan yang sudah resmi tunangan. Mereka berdua kakaknya Jesi dan Kakaknya Vito.

Jesi hanya tersenyum simpul ketika kedua kakaknya datang, meski belum resmi mau tidak mau Jesi sudah menganggap kak Martin seperti kakaknya sendiri. Mereka semua saling memberikan ucapan "Congaratulations atas kelulusannya." hanya balasan "Terimakasih."

Kutukan [Tamat]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن