Chapter 36

10 2 11
                                    

Perempuan yang tadi bercerita dengan Vito di dalam pesawat dia baru menyadari jika botol milik teman sebangkunya saat di pesawat tidak sengaja dia bawa, akhirnya perempuan tersebut kembali ke tempat duduk Vito namun sudah tidak ada. Karena pada saat pesawat mendarat Vito langsung bergegas untuk ke rumah sakit menemui sahabatnya yaitu Daniel.

“Aduh botol minum milik cowok tadi ada di aku, mau kembaliin tapi orangnya sudah pergi.” akhirnya perempuan itupun pergi sambil membawa botol minumnya milik Vito.

Singkat cerita akhirnya Vito sudah tiba di tempat VVIP, Daniel di Singapura di rawat di ruang khusus. Namun saat ini kondisi Daniel sangat lemah dia berbaring mengenakan tabung oksigen untuk membantu dia agar bisa tetap bernamapas. Memang belum bisa di temui secara langsung, hanya dokter dan perawat saja yang boleh menemui Daniel.

“Assalamualaikum tante, om.” ucap Vito.

“Waalaikumsalam, kamu sudah tiba di sini ternyata.”

Tanpa basa-basi, Vito langsung saja To The Point. “Tante penyakit apa yang sebenarnya di derita oleh Daniel?”

“Sebenarnya Daniel waktu kecil dia menderita Epilepsi, terkadang dia kejang. Memang itu penyakit yang bisa di deteksi oleh tes medis Kesehatan. Namun terkadang Daniel juga bersikap aneh seperti kerasukan atau gimana gitu, waktu itu kejang Daniel sudah tidak kambuh lagi. Dan sekarang ternyata Daniel mengidap kanker darah, sudah lama namun dia merahasiakan penyakitnya itu.”

Vito mengusap wajahnya dengan kasar karena dia sangat terkejut, sahabatnya bisa-bisanya merahasiakan penyakitnya yang tidak remeh ini. Saat ini Daniel benar-benar di rawat dengan teliti karena kemungkinan hidupnya hanya 20% saja, begitupun jika dia selamat dia tidak akan bisa lepas dengan jarum suntik dia akan tetap terus menjalankan pemeriksaan.

“Nak Vito apakah Daniel hanya memberi tahu soal keadaanya hanya kepada kamu saja? Lalu sahabatnya yang lain apakah tidak di kasih tahu?”

“Tidak tante, meski mereka akan marah besar kepadaku. Aku akan tetap merahasiakan amanat dari Daniel begitupun orang tua aku, aku tidak akan membicarakan kondisi Daniel yang sebenarnya.”

“Terimakasih kamu sudah komitmen.”

“Baik, dan tante piling seorang perempuan sangat kuat. Nala yang saat ini pacar dari Daniel, dia menangis saat Rangga memberi tahukan jika Daniel pergi ke Singapura untuk membantu orang tuanya.”

‘Memang Daniel anak yang tidak ingin terlihat lemah, padal dia sangat lemah. Butuh support dukungan, namun dia hanya tersenyum dan menolak tidak usah.”

“Tante apakah aku boleh menginap di mari?”

“Boleh, kamu tidur di rumah tante aja. Di sana ada beberapa pekerja yang menjadi asisten rumah, kamu boleh menginap berapa lama yang kamu mau.”

“Terimakasih banyak tante.”

Vito langsung saja menelusuri alamat rumahnya Daniel yang ada di Singapura itu, ternyata rumahnya berbentuk komplek sangat ramai orang-orang di sana. Nampaknya Vito akan betah saat ini saja dia tidak mengingat orang-orang yang ada di Indonesia, bahkan dengan orang tuanya saja dia tidak ingat. Entah kenapa saat dia berada di luar negeri dia sangat tenang tidak ada beban, berbeda jika dia berada di negerinya sendiri.

“Eh tuan Vito yah? Sahabatnya tuan Daniel?”

“Iya, kok tahu.”

“Tahu banget, aku melihat foto-foto yang tuan Daniel pajang di rumahnya. Ayo saya antar ke rumahnya, dan saya di sini tukang bersih kebun.”

“Tukang bersih kebun?”

“Iya emang kenapa ada yang salah?”

“Haha nggak kok, cuman aku teringat saja sama tukang kebun yang ada di sekolah Namanya pak Somad.”

Kutukan [Tamat]Where stories live. Discover now