Chapter 31. Deskripsi

14 3 13
                                    

"Nal hari inikan aku mau antar kamu pulang, terus aku mau kenal lebih dalam dengan orang tuamu. Kamu santai aja kami semua akan ikut, biarkan mereka semua menjadi saksi bahwa kita ini benar-benar serius."

"Daniel kamu benar-benar membuatku terbang di bawa oleh kupu-kupu. Aku merasa ada kehidupan lagi hatiku ini, dan yah semua teman-temanku terimakasih sudah selalu ada dan suka menolongku."

"Sama-sama kita semua sahabat sampai mati."

"Ahh terharu, kita semua akan segera lulus jangan lupakan kebersamaan kita ya!"

"Tidak akanku lupakan!"

Jam pelajarn sudah di mulai, semua siswa dan siswi fokus ke papan tulis yang ada di depan. Nala yang bisa melihat makhluk yang tak kasat mata dia melihat Caramel sedang duduk di atas meja guru.

Namun, Nala tidak menghiraukannya dia kembali fokus ke papan tulis saja. Namun sikap dan kelakuan Caramel yang semakin lama semakin ngelunjak membuat Nala emosi.

"Oh sebentar pak saya sebagai sekertaris di kelas ini, biarkan saya saja yang menulis bapak tinggal duduk saja di meja bapak." perintah Nala.

"Apa Nala? Duduk ya di kursi."

"Tidak Pak! Di atas meja saja, biar sejajar begitu kita semua mengizinkannya, ayo Pak duduk saja cepat."

Guru itupun menuruti apa kata Nala. Nala tersenyum kemenangan karena Caramel yang dari tadi berada di meja kini dia menjadi berdiri di samping Nala. Spidol merah yang tadi di mainkan oleh Caramel, langsung di rebut oleh Nala.

"Bapak saya menulis menggunakan spidol merah saja ya, biar mempunyai warna baru begitu."

"Terserah kamu saja."

Nala pun mulai menulis semua materi yang akan di sampaikan ke teman-temannya. Sebenarnya Nala tidak mau melakukannya, namun saat dia melihat kelakuan Caramel yang membuatnya geram akhirnya rasa malas itu Nala lawan.

Caramel memandang Nala dengan tatapan kesal, namun apa boleh buat dia hanya diam  saja dan memandang semua jajaran meja yang tersusun rapih.

Akhirnya Caramel menemukan satu ide, dia langsung saja pergi dan mulai duduk di kursi Nala yang kosong. Meja Nala sangat dekat sekali dengan meja Daniel. Caramel terus saja memandang Daniel seketika dia menyentuh tangan kekarnya Daniel. Seketika Daniel langsung merinding namun dia tidak memperdulikannya, dia hanya fokus ke depan papan tulis karena ada Nala.

Hampir 30 menit Nala menulis di papan tulis, akhirnya dia selesai. Lalu dia melihat Caramel di sampingnya namun tidak ada, pada saat melihat bangkunya yang kosong ternyata Caramel menempati kursinya dan yang lebih parah Caramel terus mengganggu Daniel, Nala tidak tinggal diam dia langsung bertindak.

"Oh iya Pak, menulis sudah selesai dan Bapak sekarang duduk saja di kursi yah. Takutnya ada guru lain atau murid lain yang melihat bapak duduk di meja."

"Ah iya,"

Bisa-bisanya Guru mengikuti perintah anak didiknya.

Nala langsung saja duduk di kursinya membuat Caramel terganggu dan terjatuh. Nala langsung memasang wajah sinisnya, lalu dia berkata.

"Aduh maaf yah buku aku jadi ternodai sama tanganku yang hitam karena terkena tinta hitam, ah iya makanya kamu jadi buku jangan nyebelin yah jadinya begini deh tau rasa kan kamu?"

"Eh Nala kamu lagi ngomong sama buku atau nyindir si?"

"Dua-duanya apa? Gak suka? Serah akulah, mau-mau aku saja. Oh iya aku pinjam yah buku kamu nanti Daniel aku belum mencatat yang sudah tadi aku tulis di depan papan tulis."

Kutukan [Tamat]Where stories live. Discover now