Chapter 45

5 2 7
                                    

"Eh Vit, ko aneh ya kucing mati lalu di kubur dia bisa hidup lagi."

"Iya aneh banget, aku juga ga ngerti."

"Aku penasaran, kenapa bisa begitu.

"Udah Viona kamu jangan penasaran, udah yah."

"Ah iya deh,"

Vito langsung saja menemui orang kepercayaan ayahnya, di sana Vito mulai memegang bisnis ayahnya. Viona hanya menunggu di parkiran saja, ia tidak mau ikut masuk ke dalam ruangan tersebut. Akhirnya, Vito sudah selesai perintah ayahnya tinggal mempresentasikan saja nanti.

Sekitar pukul 03.00 sore, urusan Vito sudah selesai. Vito langsung saja menjemput Daniel di rumah sakit hewan, ternyata belum selesai. Saat dilihat kondisi kucing tersebut sangat menderita luka bekas pecahan beling tersebut menusuk di bagian perutnya, ada hanyak jahitan di bagian perutnya. Akhirnya kucing tersebut mau tidak mau harus di gundulkan.

"Kasian banget kucing itu," ucap Viona.

"Aku juga kasihan, apalagi dari tadi aku melihat bagaimana dia menahan rasa takut dan rasa sakit."

"Bolehkah aku menamai dia Black Jack?" ucap Viona.

"Idih tadinya aku mau kasih nama si putih,"

"Eh jangan, kamu merusak namanya."

"Lah kenapa?"

"Aku takut aja orang-orang berekspetasi tinggi, jika kamu cerita punya kucing namanya si putih lalu kenyataannya hitam."

"Usttt, kamu jangan bilang begitu nanti dia sakit hati," ucap Daniel.

"Tapi Nil, emang kenyataannya itu kucing hitam ah serah kamu lah."

"Haha apasi kalian, Black jack itu. Paduan dari nama Black ialah nama kucing aku dan Jack nama kucing kamu Daniel."

"Emang kucing kamu warna apa?"

"Hitam, tapi dia udah meninggal."

"Baiklah akan aku kasih nama Black Jack, nama yang aestetik."

"Tapi kalo di panggil black aja, takut ada tetangga namanya Jack."

"Ah anjir kamu serba salah banget, tapi okelah aku panggil si manis aja."

"Cakep banget kalau begitu, hallo manis."

"Hahaha" suara tertawa dari mereka.

"Ayo kita pulang saja, si manis akan di rawat di sini dulu nanti kita pulang kita jemput lagi."

"Oke,"

Karena di perjalanan Vito merasa lapar, akhirnya mereka berhenti di sebuah restoran.

"Eh aku lapar banget kita baru makan satu kali, saat sarapan aja."

"Lah sama ayo makan saja."

Mereka pun mulai memesan makanannya, Vito dan Viona memesan ikan bakar. Daniel hanya pesan sayur bening saja, karena ia takut kondisinya memburuk jika ia tidak menjaga pola makannya.

"Kamu pesan itu saja daniel?" tanya Vito.

"Iya, makan aja cepat."

"Kenapa mau nyobain ikan bakar ini gak? Enak tahu."

"Aku tahu enak, tapi sudahlah makan saja."

"Hmm iya, Vito sudah terserah Daniel saja. Sekarang aku saja yang bayar yah, kalian kan baru di sini. Di sini itu bayarnya khusus pakai kartu tidak menerima uang cash."

"Wah begitu yah? Sekarang uang digital itu benar-benar ada yah. Terimakasih banyak yah Viona, nanti jika kamu ke Indonesia aku deh yang traktir."

"HA HA terimakasih lohh, jadi mau cepet-cepet ke Indonesia deh penasaran. Eh bukan penasaran aku sangat rindu dengan kerak telor haha."

Kutukan [Tamat]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz