Chapter 29. Aroma Caramel

23 5 14
                                    

Sudah cukup mereka berlibur, sudah saatnya mereka semua pulang lagi ke rumah. Nala dan Daniel begitu kompak dan tidak seperti biasanya, sedangkan Jesi dan Vito terlihat lebih asing.

"Nala apakah kamu baik-baik saja?" tanya Jesi.

"Baik-baik. Terimakasih Jesi sudah peduli denganku."

"Sudahlah Nala."

Semua keluarga Daniel sudah menyelesaikan semua pembayaran biaya penginapan akhirnya mereka semua pulang untuk kembali ke rumah masing-masing.

"Huhhhh... senang sekali liburan, dengan keluarga mantan pacar. Baik-baik pula, dan gratis lagi."

"Ha ha ha, si Nala ini bisa aja."

"Yang sering-sering aja ya kamu ajak kami semua berlibur."

"Yah kalo sering-sering uang 100 juta aku menipis dong."

"Ha ha ha ha... itumah DL Derita Loh!"

"Tega..."

"Lagian si Daniel ini, malah jadi ngomongin uang 100 juta. Mau pamer luh?"

"Gak pamer cuman berbagi motivasi aja biar kalian semua pada nabung kaya gue gitu lhoo..."

Pukul 03.00 sore mereka semua sudah tiba di rumah masing-masing dalam keadaan sehat dan aman-aman saja.

Besok pagi mereka pergi ke pemakaman Aditya yang banyak rumor mengatakan bahwa kuburan Aditya selalu mengeluarkan bau melati dan kadang mengeluarkan asap. Hal tersebut membuat semua sahabatnya menjadi terheran-heran dan menjadi penasaran dengan begitu mereka semua memutuskan untuk melihat langsung.

Pada pukul 09.00 pagi mereka sudah tiba di kuburan Aditya, namun tidak ada tanda-tanda adanya hal mistis atau sebagainya. Tiba-tiba ada nenek-nenek yang melewati kuburan dengan begitu Nala langsung saja menanyakan kepada nenek-nenek itu untuk memastikan jika kuburan Aditya selalu mengeluarkan asap dan bau melati.

"Nek, kenalin aku Nala dan ini kawan-kawanku yang pastinya kami semua sahabat akrabnya Aditya. Apa benar kuburan Aditya saat ini menjadi pusat perhatian warga ini? Karena pemakanan ini kan dekat dengan permukiman warga ini."

"Memang benar! Kemarin saja pada saat malam jumat nenek lewat sini kuburan ini mengeluarkan asap dan bau melati. Karena nenek tidak takut akhirnya nenek mendekati kuburan ini, tidak ada apa-apa hanya ada...." tiba-tiba terpotong.

"Hanya ada apa nek? Coba katakan." tanya Nala dengan penasaran.

"Hanya ada kepala orang."

"Apa?"

"Kepala aja?"

"Iya hanya kepala. Kepala seorang perempuan yang seperti kalian, maksudnya seusia kalian. Awalnya nenek ingin membawa kepala itu namun tidak bisa."

"Mengapa nek?"

"Nanti malam kamu juga akan tahu apa alasannya."

"Apakah kami harus menunggu sampai malam?"

"Yah, jika kalian ingin memastikan sendiri kalian bisa menunggu di gubuk tua paling ujung di sana." menunjukan gubuk tua yang berdekatan dengan jalan arah pulang.

"Baiklah kami akan menunggu di sana, dan kapan kita harus kemari?"

"Jam 10.00 malam. Tepat pukul 10.00 malam!"

"Masih lama,"

"Kamu juga bisa bermain dulu asalkan kalian datang tepat pukul 10.00 malam." ucap nenek-nenek misterius itu.

Akhirnya karena waktu masih lama, mereka semua berniatan untuk pergi ke sebuah mall untuk membeli makanan agar bisa di masak di gubuk tua sambil menunggu pukul 10.00 malam. Nala dan Daniel sedang berbelanja sedangkan teman-temannya menunggu di mobil.

Kutukan [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang