4. ρєякєηαℓαη

179 18 8
                                    

"Wah. Akhirnya tugas kita selesai juga." Hinata bersandar dibangku nya sembari melepas penat.

"Aku dapat merasakan kepintaran Rei juga berpindah padaku. Haha.." tawa Senju sembari menepuk pundak Rei dengan keras.

"Aduh!! Sakit, Senju!" Rei menjerit.

"Maaf maaf!" Senju masih saja tertawa.

Mereka bertiga sedang kerja kelompok di kelas. Murid-murid yang lain juga melakukan hal yang sama.

Tak lama kemudian bel istirahat berbunyi. Semua murid berlarian untuk mengisi perut di kantin.

"Ayo ke kantin!" Ajak Senju yang tidak sabar untuk makan.

"Kalian duluan saja, aku ingin ke ruang musik terlebih dahulu. Tadi pagi aku melihat ada gitar yang nganggur disana." Ucap Rei yang kemudian berpisah dengan Hinata dan Senju.

"Bye-bye!" Hinata melambaikan tangannya.

Rei berjalan di lorong sekolah yang cukup ramai. Ia berbelok menuju ruang musik. Matanya berbinar begitu melihat sebuah alat musik yang tidak sabar untuk ia mainkan. Masuklah ia keruangan itu dan berlari menuju gitar yang posisinya tidak berubah sejak terakhir dilihat.

Ia duduk dan kemudian memainkan kunci C.

"Eh, gitarnya sumbang." Rei memperbaiki senar gitarnya sampai akhirnya layak untuk dimainkan.

"Selesai."

Ia memejamkan mata. Tanpa melihat bagaimana jari-jarinya kembali menghapal sebuah tarian yang mengeluarkan alunan suara merdu. Ia menyanyikan lagu "Say You Won't Let Go."

"...

Just say you won't let go..."

Setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya ia kembali memainkan alat musik andalannya. Ia pun membuka mata.

Alangkah terkejutnya Rei ketika melihat seseorang duduk dilantai sambil tersenyum padanya.

"Oy." Ucap cowok itu membuka pembicaraan diantara mereka.

"Sejak kapan kau..?"

"Sejak awal kau bernyanyi."

Rei terdiam memandang cowok itu. Wajahnya memerah karena malu. Ia sangat jarang menunjukkan bakat terpendam ini didepan orang lain. Kecuali Aika, Hinata dan Senju. Mengapa harus cowok blonde ini yang melihatnya bernyanyi.

"Kau tak perlu malu begitu." Ucap cowok blonde yang membaca ekspresi Rei barusan.

"Karena mulai hari ini, kau akan terus bernyanyi untukku." Lanjutnya.

"Memangnya kau siapa? Malah mengaturku seenak jidat." Tanya Rei ketus.

"Pacarmu." Tembak cowok itu yang membuat Rei terkejut.

"Hah? Bahkan aku tidak mengenalmu. Enak saja." Rei semakin mendatarkan wajahnya.

"Baiklah." Cowok itu berdiri.

"Perkenalkan namaku Sano Manjiro. Biasa dipanggil Mikey." Cowok itu tersenyum kepada sang gadis dihadapannya. Tampak seperti menyeringai sih.

Untuk sejenak Rei teringat sesuatu. Kemudian balas menyeringai untuk sesaat.

"Hm." Rei begitu cuek.

"Kau.. Miya Rei, bukan?" Mikey memastikan bahwa nama yang ia sebut tidak salah.

IMPOSTOR (END) - Another Story From Tokyo ManjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang