43. Rιναℓ ρєℓιη∂υηg

16 2 0
                                    

Malam yang sama.

Aika sedang duduk sendiri diruang TV, menonton ulang serial Harry Potter untuk yang ke 1003 kalinya. Saat tengah sibuk menonton, seseorang mengetuk pintu rumah.

"Oh... Kakak sudah pulang," Gumam Aika yang lalu ke depan untuk membuka pintu.

Matanya melotot ketika melihat sosok yang berdiri didepan pintu.

"Hai," Sapa orang bersurai putih itu—Izana.

Aika tidak membalas sapaan dari Izana, ia tak mundur ketika laki-laki itu melangkah masuk ke dalam rumah.

"Diam disitu. Mau apa kau?!" Aika menghunus tongkat sihir replika tepat dibawah dagu Izana.

"Aika, tongkat itu tidak akan bisa membunuhku,"

"Tapi ini bisa menusuk sampai ke otakmu." Ucap Aika dengan beraninya, padahal gemetar sudah menyelimuti tubuhnya.

Izana tertawa kecil. Ia tidak ingin membuat gadis itu ketakutan lagi, ia duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan handphone nya. Aika cukup kaget dengan kelakuan Izana yang ternyata tidak mengancam keselamatannya.

"Kau tahu geng Valhalla?" Tanya Izana.
"Tidak."
"Geng itu sedang berpencar menyerang Touman sekarang. Karena kakakmu adalah anggota Touman dan juga kekasih dari Mikey, akan sangat berbahaya jika kau sendirian. Pasti orang-orang Valhalla menyerang rumahmu juga." Jelas Izana.

'Apa? Kenapa Izana yang malah melindungi ku?"

Tadi, saat Hinata mengabari Emma bahwa Valhalla sedang menyerang Touman, Emma langsung meminta Izana untuk melindungi adiknya Rei. Keselamatan Aika akan lebih terjamin ketimbang Takemichi yang turun tangan—jelas Emma.

Aika terdiam sejenak dan mengangguk, "Jadi.. kau datang untuk melindungiku?"

"Nilai 100 untukmu." Izana tersenyum, kemudian kembali bermain handphone.

Aika menunduk ke lantai, ia merasa tidak enak karena berburuk sangka pada Abang tiri Mikey. Aika masuk ke dapur dan membuat sesuatu. Setelah itu, ia menghampiri Izana lagi.

Aika menaruh segelas susu hangat diatas meja. "Sebagai permintaan maaf... Karena...telah berburuk sangka padamu. Maaf!" Aika ber-ojigi.

"Lupakan soal itu. Terima kasih banyak ya untuk minumannya!" Laki-laki itu langsung menghabiskan segelas susu yang Aika hidangkan.

Aika masih berdiri ditempatnya, anak itu tampak gugup. Tak ingin kecanggungan itu terus berlangsung, Izana pun melirik ke dalam rumah, terdengar suara film yang masih diputar oleh Aika.

"Kau sedang nonton?" Tanya Izana. Aika mengangguk pelan.

"Lanjutkan lah kegiatanmu. Aku akan menunggu disini sampai kakakmu balik,"
"Boleh kah?"

Izana tertawa. "Ini kan rumahmu. Masa minta izin padaku?"
"Ya juga ya?" Aika menepuk jidat.

"Panggil saja aku kalau butuh sesuatu!" Izana mengangguk sebelum akhirnya adik Rei kembali ke dalam.

Beberapa menit kemudian.

"Kenapa kau memanggil kami kemari?" Tanya Hajime Kokonoi alias Koko pada ketuanya itu.

"Temani saja aku disini. Aku bosan sendirian. Sekalian melindungi Aika, adik dari pacarnya Mikey."

"Oh... Ini rumah pacarnya Mikey?" Hitto Kakucho mengangguk.

"Aku ingin melindungi keluarga dari calon adik ipar ku," Izana tersenyum.

"Sejak kapan kau jadi jinak begini, bos?" Haitani Rindou mengangkat sebelah alisnya.

IMPOSTOR (END) - Another Story From Tokyo ManjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang