19. ℓαтιнαη💃

39 9 0
                                    

Malam dingin dari atas rooftop.

Laki-laki jangkung bermarga Shuji sedang menyeruput rokok sembari membiarkan manik matanya memandang teduh Tokyo yang masih saja sibuk hingga saat ini.

Namun, mata tajamnya yang seakan memperhatikan setiap pergerakan dibawah sana hanya berbohong. Justru pikirannya hanyut tentang Rider, bocah SD itu. Rider yang selalu menggunakan setelan hitam saat keluar. Manik tuscan sun-nya yang selalu tampak indah ketika terkena tempias cahaya.

Laki-laki itu menyeringai. Entah mengapa ia sangat menikmati permainan imajinasinya saat ini.


...


Beberapa hari kemudian.

Dirumah Senju, keempat sahabat itu sedang latihan dance untuk yang ketiga kali menggunakan salah satu lagu Blackpink. Untuk saat ini, baru setengah lagu saja yang bisa mereka hapalkan.

"Hufff... Melelahkan!" Hinata dan Emma duduk akibat kelelahan. Sedangkan Senju mematikan lagu di laptopnya.

"HOAMMM!!! Aku mengantuk sekali!" Rei menguap. Saat latihan pun ia tidak bergerak dengan maksimal. 

"Pantas saja kau seperti tidak bersemangat, Rei." Ucap Sanzu yang tiba-tiba keluar entah dari mana. Ternyata ia memperhatikan mereka latihan dari awal.

"Tumben bang Sanzu memperhatikan kami? " - Rei.
"Gabut. Makanya aku hanya menonton kalian saja dari tadi."
"Ga nongkrong dengan bang Muto?" - Senju.
"Dia sibuk." 

"HOAMM!!! ... Senju. Aku numpang tidur ya." Rei menguap lagi. Ia merebahkan tubuhnya di teras tempat mereka latihan.

"Rei. Jangan baring disitu!" Senju berusaha memindahkan Rei agar tidak baring di sembarang tempat.

"Tidak apa-apa. Aku hanya tidur sebentar kok." Rei menepis tangan Senju, menolak untuk di pindahkan.

"Dasar Rei." Hinata menggeleng. Sedangkan Emma hanya terkekeh.

"Ya sudah lah. Biarkan saja dia disitu." Senju menyerah untuk menolong Rei. Kemudian ia kembali menghadap laptopnya untuk scrolling internet. Melihat semua gadis itu beristirahat, Sanzu pun kembali masuk kedalam rumah.

Emma dan Hinata merebahkan diri dilantai. Mereka menatap ke langit bersama-sama. Membahas tentang orang yang mereka sukai.

"Halo semua!" Tiba-tiba datang Yamagishi dan keempat temannya, yaitu Takemichi, Akkun, Takuya dan Makoto.

"Eh- kenapa orang ini?!!" Yamagishi terkejut melihat Rei yang meringkuk, baring disembarang tempat.

"Biarkan saja dia tidur disitu. Dia tidak mau di pindahkan. Jangan bangunkan dia." Jelas Senju sebelum kembali menatap layar laptop.

Mereka berlima paham pada perkataan Senju. Melihat ada teman-teman cowoknya datang, Emma dan Hinata bangun dari rebah mereka.

"Tadi kalian latihan dance ya?" Tanya Takemichi.

"Hah?! Dance? Untuk apa? Kita ada tugas Dance?!" Akkun panik sendiri.

"Ya. Mereka akan mengisi acara disekolah kita yang akan diadakan Minggu depan." Jelas Yamagishi.

"Wah.. kalian dance lagu siapa Senju?" Tanya Makoto.

Senju menunjukkan smirknya. "Blackpink."

"Wahhh!! Blackpink!!!" Seru Yamagishi dan Makoto bersamaan. Bisa dibilang mereka fans berat girlband ini. Kemudian mereka saling beradu member mana yang paling kece, Takemichi juga nimbrung.

"Cih... Dasar." Takuya menggeleng terkekeh. Akkun juga sama. Mereka berdua hanya bisa bersabar menyaksikan kebodohan ketiga temannya itu setiap hari. Ya, walaupun mereka sering ikut melakukan hal-hal absurd.

"Kalian ini, datang-datang membawa keributan." Protes Hinata.

"Heh.. dari pada suasana hening tapi suram." Yamagishi bersiap untuk adu mulut. Tapi Hinata sudah malas duluan.

"Hah? Ada kalian ya?" Rei bangun dari tidurnya sambil menggosok mata.

"Kenapa kau tidur disitu, Rei?" Tanya Takemichi sambil tertawa kecil.

"Aku sudah terlalu mengantuk... Sepertinya aku akan melanjutkan tidurku." Rei kembali merebahkan dirinya ditempat yang sama, lalu tidur. Yamagishi dan yang lain terheran. Tak disangka bahwa seorang Rei juga bisa melakukan hal-hal absurd.

...

"Wah.. Mitsuya. Apa yang kau gambar?" Tanya Draken yang kemudian duduk disebelah Mitsuya.

Mereka sedang berada dimarkas rahasia Touman. Tempat itu hanya lah ruang sepetak tanpa pintu yang menutupnya. Persis seperti pos ronda, namun teduh karena dikelilingi pepohonan rindang. Hanya para petinggi Touman yang tahu markas itu. Kalau mereka gabut, maka mereka akan mendatangi tempat itu untuk melakukan hal-hal random. Kebetulan Mitsuya merasa bosan dirumahnya, ia memilih untuk datang sendirian ke markas.

"Sedang mendesain baju untuk para member Blackpink versi Tokyo." Mitsuya terkekeh sambil menunjukkan gambarnya yang sebentar lagi jadi. Disitu ia menggambar empat orang gadis dengan desain baju yang cukup mini.

"Memangnya siapa yang mau cosplay jadi member Blackpink?" 

"Kau tidak tahu? Rei, Hinata, Emma dan Senju akan menampilkan sebuah Dance untuk acara ramah tamah Minggu depan?"

"Hah? Siapa tadi? Miya akan tampil nge-dance?" Mikey nimbrung.

"Ya. Rei tidak bilang padamu ya?" - Mitsuya.

"Emma juga tidak bilang padaku, lho." Draken mengingat-ingat.

"Aku dimintai oleh mereka untuk membuat desain baju yang cocok. Maka kami sepakat untuk membuat baju yang mirip dengan outfit member Blackpink."

"Boleh kah kami melihat seperti apa desain bajunya?" Pinta Mikey. Mitsuya pun kembali menunjukkan gambarnya.

 Mitsuya pun kembali menunjukkan gambarnya

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

(ilustrasi)


"Mulai dari yang sebelah kiri, itu adalah outfit Rei, lalu Hina, Senju dan Emma." Mitsuya menunjuk satu demi satu desain baju yang dipakai Rei dan kawan-kawan.

Mikey dan Draken sama-sama membayangkan betapa cantiknya cewek yang mereka sukai jika menggunakan baju seperti itu. Walaupun mereka berdua tidak terlalu suka jika gadis mereka menggunakan outfit yang terlalu mengekspos tubuh.

"Jadi, baju ini akan mengekspos paha mereka ya?" Tanya Mikey.

"Tenang saja, mereka akan menggunakan kaus kaki panjang untuk menutupi paha mereka." Mitsuya sudah merencanakannya.

"Oh, baguslah." Draken merasa lega.

"Aku mau pulang, ingin melanjutkan tugas ku membuat baju mereka." Mitsuya berdiri, hendak pulang kerumahnya.

"Kenapa sih mereka tidak beli saja?" Mikey memanyunkan bibir.

"Mereka bilang, jika pakaian ini di desain sendiri maka momen yang mereka lewati akan lebih mengesankan."

"Kau juga mendapatkan keuntungan karena telah mendesain baju mereka, bukan kah begitu Mitsuya?" Draken tersenyum.

"Ya betul sekali. Aku pergi dulu." Mitsuya keluar dari tempat itu. Mikey dan Draken hanya mengangguk. 

Tinggal mereka berdua saja disitu.

"Nah.. sekarang kita harus apa?" - Draken.

"Duduk saja disini, barangkali ketua divisi lain akan datang kemari." Mikey membaringkan diri.

"Hoi.. Draken!" Teriak Pachin yang hanya melihat sosok Draken didalam situ. Ia datang bersama Pehyan, Smiley dan Angry.

"Panjang umur." Mikey menyeringai.

IMPOSTOR (END) - Another Story From Tokyo ManjiDove le storie prendono vita. Scoprilo ora