63. ¢ιтα-¢ιтα мιкєу

28 4 0
                                    


Mereka kembali les untuk mempelajari soal-soal ujian yang kira-kira muncul di hari H.

Kelas hening, karena mereka semua sedang latihan soal. Mikey mengangkat tangan untuk bertanya kepada sang guru, yaitu Rei.

Melihat Rei tidak merespon dirinya saat angkat tangan, Mikey pun berinisiatif memanggil.

"Miya?" Panggil Mikey. Namun, gadis itu tidak merespon. Ia fokus menatap bukunya sambil berdiri didepan kelas. Kalau belajar, Rei memang jarang duduk, sebab dengan berdiri akan membuat sirkulasi darah berjalan lebih baik dan membuat otak lebih cepat bekerja kebanding duduk dikursi.

"Miya??" Panggil Mikey lagi sehingga membuat beberapa dari mereka menoleh pada gadis yang tidak merespon panggilan pacarnya.

"Widih... Fokus betul." Gumam Pachin.

"Miya Rei?" Draken coba membantu sahabatnya memanggil sang pacar. Namun, Rei tak kunjung merespon. Suara Draken yang keras mengalihkan seluruh atensi orang-orang.

"REIIII????" Teriak Senju memastikan bahwa temannya sedang baik-baik saja. Namun tidak kunjung ada jawaban. Ngeri...

Yamagishi bangkit dari bangkunya, ia singgah ke meja Baji. "Bang Baji, pinjam kalung salib mu!"

Baji yang mengerti tujuan Yamagishi langsung memberikan kalung salib kesayangannya. Setelah itu, Yamagishi maju dengan menyodorkan kalung salib ke pada Rei.

"PERGI KAU SETAN!! PERGI!! PERGI!!!" Yamagishi bertingkah seolah ia sedang mengeksorsis Rei. Tapi kakinya juga bersiap untuk mundur ketika Rei melakukan serangan dadakan.

Cowok berkacamata itu melihat ada sebotol air di atas meja Hinata. Ia pun mengambil air dan menumpahkan sedikit keatas telapak tangannya.

Ia membaca doa. "SWSWSWSWSWS...."
Byurr!!

Air yang tadinya sudah diberkati dengan doa swswsw ia sembur ke arah Rei. Akhirnya gadis itu merespon dan menoleh perlahan ke arah dirinya dengan tatapan kosong.

"PERGI KAU SETAN! PERGI!!!" Yamagishi melanjutkan aktifitasnya. Ia merasa semakin ngeri setelah melihat Rei menatap dirinya seperti itu.

Kazutora menertawai Yamagishi dari bangku belakang. "Hahah.. Ternyata ada orang yang sebodoh dirimu, Pah." Ia menepuk pundak Pachin.

"Heh!!" Pachin ancang-ancang ingin menabok, tapi tidak jadi.

"Kenapa?" Tanya Rei heran pada Yamagishi yang terus menyodorkan salib kearah dirinya.

"Lah?? Kirain kerasukan!" Ucap Baji.

"Hah??" Rei bingung. Dia semakin heran ketika melihat semua orang menatap dirinya sambil menahan tawa.

"Miya! Dari tadi aku memanggilmu! Kau tidak menyahut!" Keluh Mikey.

"Oh.. Maaf." Rei tertawa sendiri sembari jalan menuju meja Mikey.

Saat Rei sudah sampai dimeja Mikey yang berada didekat pintu masuk, laki-laki blonde itu langsung melemparkan pertanyaan.

"Miya. Kau sedang memikirkan dua hal secara bersamaan, bukan?"

"Um...?" Rei tidak ingin langsung jujur.

"Yang pertama, kau sedang belajar materi di buku, yang kedua... Apa?"

"Yang kedua...?" Rei menggantungkan ucapan. Ia ragu untuk mengatakannya sekarang.

"Nanti aku jelaskan semuanya. Sekarang, kau ingin menanyakan apa?"

Mikey mengangguk setuju, lalu ia menanyakan pertanyaan yang ingin ia tanyakan tadi.

...

Pulang dari sekolah, Rei dan Mikey jalan ke salah satu destinasi wisata yang tak jauh dari sekolahnya, yaitu rumah tradisional khas Jepang.

IMPOSTOR (END) - Another Story From Tokyo ManjiWhere stories live. Discover now