28. тι∂αк ѕєρєятι αуαн

31 6 0
                                    

Rei bersama Draken, Mitsuya, Kazutora, Baji, Chifuyu dan juga pastinya Mikey nongkrong di stand kuliner takoyaki. 

"Kekasih idaman kalian seperti apa?" Tanya Chifuyu tiba-tiba.
"Oh, Kalau aku sih suka perempuan." - Kazutora.
"Wah... Aku juga. Tapi harus yang wanita." - Baji.

Do you get dejavu?

"Bodoh!" Mikey tertawa terbahak-bahak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bodoh!" Mikey tertawa terbahak-bahak.

"Serius-serius! Kalian suka yang seperti apa?" - Chifuyu.
"Hm.. Aku belum memikirkannya. Kurasa yang.... ENTAHLAH!" sia-sia bagi mereka menunggu jawaban Baji.

"Kalau aku suka yang bodygoals pastinya." Kazutora menyelamatkan topik.
"Kau mencari yang bodygoals tapi dirimu tidak bodygoals, Tora." Ejek Draken mentang-mentang dirinya lebih unggul soal kalistenik.

"Mau lihat buktinya?!" Kazutora berdiri, membuka kemeja dan pamer perut indah nan sixpack. Spontan Rei buang pandangan kearah lain, "Astaga."

"Oh! Mau adu roti sobek ya?!" Baji berdiri mengangkat kaos hitamnya supaya menampakkan roti sobek.

"Stoppp!!! Jangan malu-maluin deh." Protes Rei tanpa menoleh ke arah mereka.

"Justru mereka menikmati pemandangan ini lho." Kazutora menunjuk arah luar stand dimana ada beberapa cewek sedang terpesona pada dirinya dan Baji.

"Udah-udah, Lanjut ke topik." Mitsuya cekikikan.
"Hmm... Kalau bang Mitsuya suka yang seperti apa?" Tanya Chifuyu.
"Kalau aku suka cewek dewasa, penyabar dan penyayang."

"Bang Draken?" Chifuyu melemparkan pertanyaan pada Draken.

"Sama seperti Mitsuya. Tapi yang manis." Draken menyinggung soal Sano Emma pastinya.

"Kalau bang Mikey? Eh.. Tipenya sudah ada disebelahnya ya. Hahah.. Kelupaan" Chifuyu tidak jadi bertanya pada Mikey.

"Bukan kok. Orang yang ku suka tidak seperti Miya." Mikey blak-blakan. Semua temannya menatap ngeri kearah Rei. Mereka takut cewek itu menangis, atau pergi dari tempat itu.

Justru, Rei hanya menatap santai Mikey disebelahnya. ITU HANYA AKTING WAHAI PEMIRSA! Rei sedang mati-matian menahan air matanya agar tidak keluar.

"Mikey? Kau lagi cari masalah?" - Mitsuya.
"Lalu tipe cewek seperti apa yang kau suka?" Tanya Rei masih nampak baik-baik saja.

Mikey sedang pura-pura berpikir keras. "Tak ada tipe yang ku suka, tapi kalau cinta yang pasti semuanya ada padamu."

Rei memutar malas bola matanya saat teman-temannya berdehem menggoda Rei. 'Gw BenCi sama lo, Jiro! Benar-Benar Cinta😤❤"

"Suhu! Ajari aku gombal!" Kazutora datang untuk merangkul Mikey.
"Ga mau."
"Ih masa gitu?"
"Ga mau."


"Kalau kau suka cewek seperti apa?" Tanya Draken pada Chifuyu.
"Oh, kalau aku.. Ku rasa aku mencintai seseorang yang cerdas dan pemberani."
"Seperti Rei?" Tanya Baji dengan beraninya. Semua mata tertuju pada Chifuyu.

"Eh.. Bu-Bukan seperti Rei! Maksudku.. Cewek yang lain." Elak Chifuyu.
"Oh aku kira Rei." Baji mengangguk.
"Rei kan sudah ada yang punya." Chifuyu takut Mikey menyerangnya, nyatanya Mikey hanya menyeringai.

"Kalau kau, Rei. Kau suka laki-laki seperti apa?" Chifuyu kembali melemparkan pertanyaan.

Rei tidak menyangka bahwa ia juga akan ditanyai. Seketika segala perlakuan kasar ayahnya berputar didalam otak bagai video dokumentasi lama. "Hmm... Sebenarnya aku tidak terlalu memikirkan tipe cowok seperti apa yang aku suka. Yang pasti tidak seperti ayahku." Rei tak sengaja mengucapkan itu.

"Memangnya... ayahmu kenapa?" Tanya Mitsuya dengan hati-hati. Rei mendapati semua mata mengarah padanya, 

"Eh.. Bukan. Maksudku..." Rei merasakan tangannya perlahan digenggam oleh Mikey. Seketika pula, Rei merasa bahwa dirinya berada ditempat yang aman dan tenang.

"Aku... suka seseorang yang membawaku merasakan sebuah rumah,.. rumah baru dengan keluarga baru. Jujur aku juga suka kalian semua, disaat bersama kalian seperti ini. Aku merasa bersama keluarga baruku."

"Kami senang memiliki saudari sepertimu, Rei." Draken menunjukkan senyum lebar yang jarang ia tunjukkan pada siapapun.

"Aku setuju dengan adikku yang satu ini. Aku menginginkan seorang perempuan yang membuatku merasakan sebuah rumah untuk bersinggah." - Baji.

"Ngomong-ngomong, Rei bukan adikmu saja yang mulai sekarang. Dia juga kuanggap adikku." Kazutora ngajak ribut.
"Rei juga ku anggap adikku lho." Mitsuya tertawa kecil.
"Tidak boleh! Rei hanya boleh menjadi adikku seorang!" Baji menolak Rei memiliki banyak abang.

"Hah? Kenapa kalian malah memperebutkan Miya ku? Dia hanya milikku seorang!" Mikey merangkul cewek disebelahnya itu.

"Jangan egois Mikey, Rei sudah terlanjut aku anggap adikku juga." Draken terkekeh.
"Tidak. Rei hanya adikku seorang! Sudahku ikrarkan sejak pertama kali kami kenalan." Baji membentak meja.

"Sudah lah. Kalau begitu kita tanyakan pada Rei saja. Siapa kah yang berhak menjadi saudaranya? Ayo jawab Rei!" Pinta Chifuyu.

Rei tertawa kecil. "Kalian semua aku anggap saudara."

"Tidakkk!!! Ayo lah Rei! Aku ingin menjadi abangmu seorang!" Baji meringis.
"Sudahlah Baji. Kau memang tidak layak menjadi seorang saudara yang spesial. Kau harus sama rata dengan kami." Kazutora menepuk-nepuk bahu Baji.


Mikey sedang mempersiapkan motor untuk pulang.  Disaat itu pula, Draken memanfaatkan keadaan untuk bicara berdua dengan Rei. "Rei?'

"Ya?"
"Kalau ada keluh kesah yang ingin kau bagikan, kau boleh bercerita padaku."

Gadis itu hanya diam. Melihat itu, Draken pun menghelus pelan pucuk kepala Rei, ia berpikir bahwa Rei hanya ingin bersenang-senang saja di lingkungan Touman, bukannya berbagi keluh kesah.

"Terima kasih." Ia tersenyum, "Tunggu pada waktu yang tepat."

Draken harap itu bukan sebuah janji kosong. Ia tahu Rei memiliki latar belakang yang pelik, namun ia tak ingin Rei memikul semua bebannya sendiri.


"Miya?" Panggil Mikey. Kini mereka berdua sudah dijalan menuju rumah Rei.
"Ya?"
"Apakah kau hanya menganggapku sebagai saudaramu untuk saat ini?"
"Bolehkah aku jujur?"
"Ya, tentu saja."
"Aku... tidak menganggapmu sebagai saudara ku..."

Mikey masih diam mendengarkan.
"Tapi lebih dari itu." Andai mereka berdua saling melihat senyuman satu sama lain sekarang.

"Syukurlah. Um... Miya..."
"Ya?"
Mikey tersenyum. "Aku mencintaimu."

Rei benar-benar membeku saat ini. Mikey selalu membuat jantungnya tidak karuan.

"... Dengan segenap hatiku. Aku berjanji akan terus bersabar menunggumu sampai kau siap menjadi kekasihku." 

Rei tidak berkata apa-apa. Namun perlakuan selanjutnya yang membuat Mikey semakin merona ialah gadis itu memeluknya erat-erat.

"Terima kasih... Manjiro." Ucap Rei pelan.

'Maaf, aku telah membuatmu menunggu, Manjiro. Sebelum benar-benar menjadi milikmu, aku harus melakukan sesuatu..'

.....

IMPOSTOR (END) - Another Story From Tokyo ManjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang