64. нαяι тєяαкнιя

29 3 0
                                    

Hari demi hari terus berlalu. Ketegangan pun kian menjadi karena hari ujian akhir sudah didepan mata. Persiapan yang Rei buat untuk teman-teman sudah matang, mereka sudah menguasai banyak materi untuk mengisi soal-soal ujian.

Walaupun mereka sibuk mempersiapkan ujian, tapi mereka juga sering bermain untuk melepas penat. Waktu yang mereka lewati terasa begitu hangat, menyenangkan dan begitu berharga. Rei selalu merekam setiap momen kebersamaan sebagai dokumentasi.

'Semakin ke sini, rasanya semakin tidak ingin jauh dari mereka.' batin Rei sambil menatap satu demi satu semua teman-temannya di ruangan les. Ini adalah hari terakhir mereka latihan soal sebelum menghadapi ujian hari Senin nanti.

...

"Wow. Ga nyangka hari ini udah mulai ujian akhir." Gumam Draken sambil memandangi gedung sekolahnya. Ia bersama beberapa kapten Touman lain berada di lapangan sekolah.

"Benar. Awal masuk ke sini, aku benar-benar tidak peduli pada sekolahku. Semenjak mengenal Rei, aku jadi ingin pintar seperti dirinya." Sahut Mitsuya yang mendengarkan gumaman itu.

"Lihat Pachin!" Baji menunjuk ke arah Pachin yang sedang membaca buku pelajaran dengan serius.

"Dia benar-benar berbeda ya. Sudah tidak goblok lagi." Draken tertawa pelan.

"Hei Pachin. Serius amat! Tumben mau belajar?" Smiley mendekati temannya.

"Ayahku bilang, kalau aku dapat nilai tinggi, ia akan menurunkan warisan perusahaan nya kepadaku. Dan akan diberikan beberapa aset lain. Makanya aku semangat." Jawab Pachin percaya diri. Sejujurnya ia dulu tidak begitu peduli pada lingkungannya, sekolahnya, ataupun masa depannya. Yang ia pikirkan adalah bagaimana caranya bersenang-senang. Namun, semenjak bertemu dengan Rei, ia termotivasi oleh kepintaran Rei dan berusaha untuk memperbaiki diri.

"Oh, pantas lah!" Smiley mengangguk.

"Hai semua!" Rei datang Hinata, Senju, Emma dan Yuzuha.

"Halo adikku dan girls yang lain." Baji menyahut sapaan Rei.

Rei melempar pandangan ke sekeliling, ia mencari sosok Mikey yang tidak bersama dengan temannya.

"Cari Mikey, ya? Itu dia disana." Draken menyadari gerak-gerik Rei, dan langsung memberi tahu lokasi keberadaan Mikey sekarang. Ia sedang duduk dibawah pohon sambil membaca buku.

Rei mengangguk sebagai responnya pada Draken. Ia berlari pada cowok blonde yang rambutnya berterbangan secara halus oleh angin pagi.

"Manjiro, sedang baca apa?" Tanya Rei sambil melihat buku Mikey.
"Baca catatan ku kemarin."
"Oh..." 

Rei duduk disebelah Mikey. Ia membuka tas ransel, lalu mengeluarkan sebuah bungkusan berbahan kertas dan menyodorkan nya kepada Mikey.

"Makanlah, selagi masih hangat." Ucap Rei sambil tersenyum.

"Apa ini?" Mikey membuka bungkusan itu. Alangkah senangnya ia saat melihat bahwa yang berada didalam bungkusan itu adalah kue Taiyaki. 

"AAAAAA!!!!!! KUE IKAN KESUKAANKU!!!" Mikey antusias sekali, ia sampai teriak bak anak kecil disebelah pacarnya.

Happ...

Mikey langsung melahap bagian kue berbentuk ikan dan berisi kacang merah itu.

'Rasanya sangat enakk!!! Bahkan yang dijual-jual orang tidak seenak buatan Miya!!!' Mikey menikmati surga kecil satu ini.

"Aku senang kau menyukainya, Manjiro." Rei merona bahagia.

"Aku... Ingin selalu seperti ini... Kau membuatkan aku.... kue.. Dan.... Kita selalu bersama...." Mikey berbicara sambil mengunyah.

"Iya-iya... Jangan makan sambil ngomong dong."
"Iya sayang... happ... "

Sebenarnya mereka masuk 15 menit lagi. Sebelum ujian, mereka merelaksasi diri supaya tidak tegang. Aneh, sebelumnya mereka tidak pernah merasa seperti ini dimasa-masa sekolah. Namun, karena mereka mencoba menjadi anak baik-baik, otomatis vibes ujian yang akan mereka hadapi pun malah muncul.


Selama tiga hari, ujian dilaksanakan dengan baik. Rei dan kawan-kawan bisa mengerjakan soal dengan baik. Bahkan semua latihan soal yang muncul tidak jauh beda dengan yang Rei beri pada mereka. Semua yakin, mereka akan mendapatkan nilai yang tinggi dan tentu saja lulus SMP.

Hari terakhir ujian, semua teman-teman Rei berkumpul di lapangan sekolah untuk dokumentasi bersama. Mereka sedang menunggu sang guru les keluar dari ruangannya.

Tak lama, sang guru les keluar dari ruangannya dengan air mata yang membasahi pipi. Para sahabat cewek Rei langsung berlari menghampiri.

"Rei... Kenapa menangis? Ada masalah apa?!" Tanya Senju

"Ada apa Rei?" Hinata khawatir.
"Eh... Kok nangis, ada apa Miya?" Mikey juga ikut menghampiri.

Rei menghapus air matanya, lalu mengeluarkan senyum paksa. "Tak kusangka hari ini adalah hari terakhir sekolah. Aku tidak ingin berpisah dengan kalian!!!" Tangisnya pecah lagi.

"Hah?? Ibu guru nangis??" Yamagishi mendekati.
"Cup.. Cup.. Sudahlah.. Jangan menangis.." Mikey memeluk Rei.

"Kita tidak akan berpisah lama kok, Rei. Kami yakin kau bisa menyelesaikan pendidikanmu lebih cepat." Draken mencoba menghibur.

"Aku... Hiks... Harap!" Jawab Rei sambil terisak.

"REI!! KATAKAN CHESEEE!!!" Baji memfoto Reu secara sepihak menggunakan kamera Takemichi.
"EHHH???"

CEKREKKK....

Rei membeku ditempat. Kenapa harus dirinya yang pertama di dokumentasikan. Mana muka Rei masih sembab lagi. Hadeh...

"Hahahaa... Wajah Rei lucu sekali!! Hahaa..." Baji tertawa setelah melihat wajah Rei di foto itu.

"Jahat sekali!" Rei menghapus air mata menggunakan tangannya. Ia mengejar Baji untuk menghapus foto itu. Sedangkan yang lain tertawa melihat kelucuan ini.

"Kazutora! Tolong!!" Baji menyerahkan kamera itu kepada sobatnya.
"Bang Kazutora! Berikan kepadaku!!!" Kini Rei mengejar Kazutora.
"Ehh.. Draken! Ambil!!"
"Jangan di oper-oper dong!" Rei capek berlari. Namun ia harus mengejar Draken lagi.

Draken tidak berlari, namun ia mengangkat kamera itu tinggi-tinggi supaya Rei tidak bisa mengambilnya.

"Bang Draken! Berikan kepadaku!!!" Rei loncat-loncat, berusaha meraih kamera. Namun tak bisa karena ia pendek sekali.

"HAHAHAA... Wajah Rei!!!" Diam-diam wakil presiden Touman satu ini mengotak atik kamera supaya bisa melihat foto Rei.

"HUAA.... JANGAN DI LIHAT DONG!!" Rei berhenti loncat dan merengek.

"Sini Rei, aku bantu." Emma maju untuk membantu sahabatnya. Emma menyiapkan bogem mentah untuk menyerang sang pacar.

"Kau mau apa? Hah???" Draken rada-rada ingin menantang balik.

"Hapus foto Rei sekarang! Kalau tidak..."
"Kalau tidak... Apa??" Draken menyeringai.

"DAPAT!!" Rei mendapatkan kamera itu saat Draken sedang lengah.

"Terima kasih, Emma!" Rei langsung menghapus foto itu. Senyum kemenangan merekah diwajah.

"Hehe... Dia tidak tahu aku menduplikat foto itu." Bisik Baji pada Chifuyu.

"Haha... Bagus tuh..." Chifuyu juga ikut tertawa.

Lalu mereka semua berfoto ria sampai memori kamera Takemichi yang sebesar 5GB penuh karena terlalu banyak foto blur yang juga ikut terambil.

IMPOSTOR (END) - Another Story From Tokyo ManjiOnde histórias criam vida. Descubra agora