57. 𝓣𝓮𝓻𝓲𝓶𝓪 𝓚𝓪𝓼𝓲𝓱

31 4 0
                                    

Sudah 6 jam berlangsungnya operasi.

Para dokter terus berusaha melakukan yang terbaik supaya gadis itu bisa selamat. Dibalik pintu ruangan itu, banyak orang yang berdoa untuk keselamatan Rei.

Sekarang, ada ayah Rei, Mikey, Draken serta Baji yang menunggu. Ketiga pemuda itu sedang duduk tertidur akibat kelelahan. Sedangkan sang ayah tetap terjaga menunggu kepastian tentang anaknya.

Ayah Rei memperhatikan satu demi satu ketiga petinggi Touman yang ada bersamanya. Mereka berpenampilan layaknya anak-anak berandalan. Namun, kepedulian mereka jauh lebih tinggi dari yang diduga. Ia merasa, bahwa Rei tidak salah berteman dengan anak-anak berandalan ini, sebab mereka memiliki sikap peduli yang tinggi.

Lampu "sedang operasi" sudah dipadamkan, tanda operasi sudah selesai. Ayah Rei yang melihat itu lansung melonjak berdiri.

Tak lama kemudian keluar satu orang dokter yang ingin bertemu dengan pihak keluarga dari pasien.

"Dokter, bagaimana anak saya?" Tanya ayah Rei yang membuat ketiga pemuda bersamanya tadi bangun dari tidur mereka.

"Pak... " Sang dokter menggantungkan ucapannya.

Mikey yang baru bangun langsung berdiri di sebelah ayah Rei. Tidak peduli pada wajahnya yang tampak berat akibat kelelahan. Draken dan Baji saling bersebelahan, mereka siap mendengarkan informasi apapun yang akan dokter jelaskan.

"Anak bapak... Berhasil kami selamatkan." Sungguh, ini adalah kabar yang sangat baik. Mikey membulat mata tidak percaya. Matanya berkaca-kaca karena gembira.

Ayah Rei langsung tersungkur ke lantai. Ia memegang tangan dokter lalu menangis cukup kencang. "TERIMA KASIH BANYAK DOKTER!! TERIMA KASIH BANYAK!!"

"Rei... Selamat...?" Baji menangis di belakang sana. Draken juga menyeka air matanya karena menangis bahagia.

"Ya, pak. Sama-sama. Untuk perawatan Rei, mari kita bicarakan lebih lanjut di ruangan saya." Ajak sang dokter.

"Apa kami boleh melihatnya, dokter?" Tanya Mikey sembari maju satu langkah.

"Untuk beberapa jam belum boleh, ya. Pasien baru boleh di jenguk mulai besok pagi." Jelas sang dokter. Lalu pergi bersama ayah Rei. 

"Oh... Baiklah." Mikey menunduk. Rasa ingin bertemu gadis itu sangat besar. Ia mengepal kedua tangan karena tidak bisa menemui Rei. Ia sangat rindu.

"Mikey... Gadismu... Dan adik kita... Sudah selamat. Ia akan kembali bersama kita." Ucap Draken sambil menepuk pelan pundak Mikey.

"Kau benar... Kenchin." Mikey yang sedari tadi menahan air matanya, kini ia biarkan itu mengalir.

Beberapa perawat keluar dari ruangan itu dengan membawa beberapa barang yang entah apa isinya. Pintu yang mereka lewati setengah terbuka.

Dari jauh, mereka bertiga dapat melihat Rei yang terbaring lemas. Tidak ada keceriaan yang berhias diwajahnya seperti biasa, tidak ada pesona indah yang ia tebarkan saat ini. Melainkan, wajah pucat pasi yang terlihat.

Mesin elektrokardiogram sudah menunjukkan aktifitas pergerakan jantung baru Rei, mereka bersyukur melihat itu.

"Miya..." Gumam Mikey yang air matanya semakin deras setelah melihat gadis itu.

"Kau hebat, Rei." Baji memuji gadis kuat didalam sana.

Perlahan Mikey menjauh dari dua sahabatnya menuju keluar gedung. Draken dan Baji tidak menghalanginya, sebab mereka tahu bahwa laki-laki itu ingin sendiri saat ini.

Mikey keluar gedung, kembali mencari tempat gelap dan sepi. Ia terduduk dengan punggung yang menempel di tembok. Air mata yang tadinya perlahan keluar, kini Mikey menghancurkan bendungan itu dan membiarkan semuanya mengalir dengan deras. Ia menangis dan teriak sekencang yang ia bisa.

IMPOSTOR (END) - Another Story From Tokyo ManjiWhere stories live. Discover now