69. 𝙿𝚎𝚛𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑𝚊𝚗 𝙽𝚊𝚘𝚝𝚘 𝚍𝚊𝚗 𝙰𝚒𝚔𝚊

45 3 0
                                    

Sebulan kemudian adalah pernikahan Naoto dan Aika. Rei tidak masalah jika adiknya menikah duluan. Persiapan demi persiapan telah dilakukan dengan baik dan lancar sampai ke hari H.

Tentu saja, tema pernikahan Naoto dan Aika adalah bertema Harry Potter, film kesukaan Aika sejak kecil.

Dengan desain eksterior yang bernuansa the great hall of Hogwarts.

Semua kerabat diundang di acara pesta sederhana, namun sangat memorable ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semua kerabat diundang di acara pesta sederhana, namun sangat memorable ini. Semuanya menikmati acara dengan perasaan bahagia.

"Aika! Selamat menjalani hidup baru." Peluk Emma pada adik sahabatnya.

"Terima kasih kak Emma. Tidak sabar lihat anak-anak kita main bersama satu tahun yang akan datang!" Bisik Aika pada sahabat sang kakak.

Emma melotot terheran, "Kamu peramal ya?"
"Maksudnya?"

"Dari mana kamu tahu kalau anak-anak kita bakal main bareng satu tahun kedepan?" Tanya Emma.

Untuk beberapa saat Aika belum konek, "KAKAK HAMIL?"

Banyak mata yang menoleh pada Aika serta Emma, istri Draken itu mengangguk antusias. Aika menjerit kesenangan dan memeluk Emma erat-erat. "Selamat kak! Akhirnya kalian punya seseorang yang akan memanggil kalian ibu dan ayah!"

"Terima kasih, Aika!" Emma senang bukan main. Draken yang sudah tahu duluan hanya tersenyum disamping Emma sambil memegang pundak istrinya.

"Emma?! Kenapa kau tidak bilang kalau kau sedang hamil? Sahabat kah kita?" Senju sengaja memusamkan muka, walau ia sedikit kecewa karena telat mendapat berita bahagia tersebut. Lalu ia memeluk Emma.

"Semoga sehat terus ya, Emma." 
"Terima kasih, Senju!"

Rei, Yuzuha dan Hinata juga turut datang. "Selamat menjadi ibu dan semoga dilancarkan proses persalinannya!" Ucap keduanya sambil memeluk Emma. 

"Jangankan kau, Senju. Aku yang abangnya saja tidak tahu berita ini." Sinichiro terkejut bahagia.
"Sama." Mikey mendekati Emma dan memeluknya.

"Selamat ya, adikku. Akhirnya ada keponakanku yang memanggilku paman."
"Terima kasih, Manjiro." 

"Selamat, Kenchin. Aku tidak sabar melihat masing-masing dari anak-anak kita bertarung memperebutkan mainan." Mikey memeluk Kenchin sesaat.
"Hei, kau lamar dulu calon istrimu itu!" Draken tertawa.
"Psst!" Mikey menyuruh Draken tutup mulut. Dan sobatnya hanya tertawa, menunggu satu kabar baik dari Sano Manjiro alias Mikey.

Begitu pula dengan yang lain memberi ucapan selamat kepada Draken dan Emma.


Saatnya bagi kedua pengantin melempar buket bunga kepada para kerabat yang belum menikah. Para cewek maupun cowok yang belum menikah berkerumun dibelakang kedua pengantin, menunggu buket bunga itu mendarat ditangan mereka.

Rei berdiri tidak jauh dari sana bersama Mikey sambil ngobrol santai. Ia tidak berniat sama sekali bergabung untuk memperebutkan buket bunga. Sebab ia merasa bahwa pernikahan bukan hal yang harus diperlombakan.

"Kau tidak ingin maju?" Tanya Mikey.

"Tidak." Rei menggeleng pelan. Mikey tersenyum sembari terus memandangi Rei yang tampak sangat cantik malam ini. Sedari tadi, Mikey terus menggenggam sesuatu dari balik kocek celananya. Jantungnya juga sedang berdebar tidak karuan karena malam ini, rencana lain akan dilakukan secara diam-diam.

"Pakai rencana yang tadi?" Tanya Naoto pada istrinya, Aika.

Aika mengangguk. "Ya. Lempar sedikit lebih jauh."

Naoto mengangguk paham lalu menghitung. "Satu... dua... TIGA!!!"

Buket bunga melayang di udara. Semua mata tertuju kepada buket itu, entah siapa yang akan mendapatkannya.

bug...

Buket itu jatuh ke pelukan seorang wanita yang tidak disangka oleh beberapa orang bahwa ia yang akan mendapatkannya.

'Rencana berjalan mulus.' Batin Mikey setelah melihat bahwa buket bunga itu mendarat ke orang yang tepat. Ia berjalan menghadap orang itu, yaitu Rei, calon pengantin selanjutnya.

Mikey berlutut sambil mengeluarkan sesuatu dari koceknya, sebuah box berbentuk hati dengan balutan kain merah yang diselimuti secara rapi. Mata Rei berkaca-kaca setelah menerima semua itu didalam otaknya.

"Miya Rei..." Ucap Mikey sambil membuka box kecil yang berisi cincin emas dengan permata berlian murni.

"Will you marry me?"

Kini semua mata tertuju pada dua pasangan yang sudah berpacaran sejak SMP ini. Seluruh kamera juga menyoroti mereka. Namun, Rei dan Mikey tidak menghiraukan keadaan sekitar yang sedang ribut-ributnya meneriaki bahwa Rei harus menerima lamaran sang kekasih.

Empat netra saling bertatapan, bibir saling membentuk sebuah sabit bulan, jantung saling berdegup kencang. Rei mengangguk pelan, senyuman merekah ia pasang diwajahnya.

"Yes. I do."

Jawaban singkat namun sangat sangat memuaskan semua fana. Mikey ingin menangis, lamarannya diterima. Ia memasang cincin itu di jari manis Rei, lalu mencium pelan bibir Rei didepan semua orang.

"Punten... aku iri." Ucap Smiley yang belum mendapatkan kekasih.

"Kau tidak sendiri, bro. Mari kita berburu perempuan mulai besok." Sahut Kazutora.

"Ayo, kita ke tempat Haitani." Ajak Baji.

"Ngapain?" Tanya Angry yang lupa bagaimana Haitani itu.

"Ya nyari tante-tante di Roppongi lah! Masa jokiin tugas anak-anak SMP?" Baji nyengir.

"Skuy lah kalo gitu." Kazutora sudah siap mental.

"Kalian serius ke Roppongi?" Smiley yang pada dasarnya gila pun tidak ingin mencari wanita murahan sebagai calon ibu bagi anak-anaknya.

"Ya nggak lah. Masa iya nyari lont*. Maksudnya ayo kita cari perempuan baik-baik untuk menjadi ibu bagi anak-anak kita kelak." Kazutora memperbaiki salah paham Smiley.

"Ohh... Gas!" Smiley mengangguk paham. "Tapi gue bercanda."

"Kirain serius, Hahaha..." Chifuyu meninju pelan siku Smiley.

IMPOSTOR (END) - Another Story From Tokyo ManjiWhere stories live. Discover now