26. ρє∂υℓι

35 6 0
                                    

Mikey memang sedang mengecup bibir pucat Rei selama beberapa detik. Jantung Rei semakin tidak karuan. Ia puas mengatur nafasnya agar tetap stabil seperti orang tidur.

Rei bimbang harus bagaimana. Apakah ia harus bangun untuk menghentikan cowok itu?Bangun ataupun tidak, bisa saja Mikey berbuat yang semena-mena padanya.

Menutup mata adalah keputusan yang tepat. Barangkali ada beberapa hal yang ingin Mikey sampaikan, tapi malu mengatakannya saat Rei ada dihadapannya.

"Miya..." Bisik Mikey yang menaruh kepalanya diatas kasur, sambil terus menatap dan menghelus pelan rambut Rei.

'Benar, kan? Pasti ia ingin mengatakan sesuatu.'

"... Bagaimana kau bisa membuatku seluluh ini?"
'???'

"Mengapa hanya kau yang bisa membuat aku berlutut? Aku tak pernah bertindak sejauh ini pada seseorang."

"Tak akan aku biarkan orang lain memilikimu. Aku berjanji akan hal itu."

'Manjiro... Apa kau benar-benar tulus?'

"Aku sangat mencintaimu, Miya. Sangat..." Lirih Mikey tanpa melepaskan atensinya pada lawan bicara.

Dalam hati, Rei sedikit terkejut karena Mikey seakan membaca pikirannya.

'Aku juga mencintaimu, Manjiro.'

Lalu Mikey memperbaiki posisinya agar bersandar di bangkunya. Ia hanya terus memandangi Rei yang pura-pura tertidur pulas.

Dengan adanya Mikey disisinya, Rei merasa demamnya seketika hilang. Seluruh fokusnya penuh akan Sano Manjiro.

...

Siangnya.

"Ayo, minum ini. Supaya kau sehat, Rei!" Paksa Hinata.

Hinata dan Senju sudah berada dirumah Rei. Mereka berdua membawa ramuan herbal yang katanya dapat menyehatkan orang sakit secepat Express. Aika juga disitu.

Rei yang sedang setengah baring menggeleng tidak terima. "Blekk... Baunya bikin mual."

"Ini bagus untukmu, Rei!" Hinata yang keras kepala terus menyodorkan minuman itu ke hadapan sahabatnya.

Rei menutup hidungnya. "Aku sudah meminum 4 butir obat hari ini. Kau tidak perlu memberikan aku minuman menjijikan itu!"

Hinata akhirnya mengalah. Ia menyimpan ramuan herbal itu ke atas meja. Sejujurnya ia pun tak suka dengan aromanya.

"Ya sudahlah, kalau kau tidak mau minum. Asalkan kau lebih banyak istirahat saja, Rei." Nasehat Senju. Rei mengangguk iya.

Tak lama kemudian, terdengar seseorang mengetuk pintu depan. Aika selaku tuan rumahpun membuka pintu.

"Halo, Aika." Mikey tersenyum pada adik Rei.

"Oh, halo bang Mikey. Mau menjenguk kakak ku ya? Kau bersama...?" Aika menoleh ke luar, alangkah terkejutnya ia setelah melihat banyak sekali laki-laki disana. Ternyata mereka adalah para petinggi Touman.

"Yap. Kami datang untuk menjenguk Rei." Jawab Draken.

"O-oh.. Baiklah." Aika membuka pintu lebar-lebar supaya mereka dapat masuk.

Aika duluan masuk. "Kak, ada tamu." Ucap Aika seiring dengan kedatangan para petinggi Touman di belakang Aika.

"Astaga. Kalian semua datang kemari?" Senju terkejut. Begitu juga Hinata.

"Kami ingin menjenguk saudari kami yang sakit." Ujar Smiley sembari membawa sekantong makanan ditangannya. Ternyata masing-masing dari mereka membawa sedikit bingkisan untuk Rei. Lalu mengumpulkannya disatu tempat.

IMPOSTOR (END) - Another Story From Tokyo ManjiWhere stories live. Discover now