20. the crux of the matter

550 77 74
                                    

Bilang makasih ke admin user agustd, aku mau gantung kalian sampai selasa, malah cuma 24 jam (ಥ_ಥ)

· · • • • 𓏸 • • • · ·

"Elle, ayo putus."

Deg

Maurielle merasakan seluruh saraf di tubuhnya berhenti bekerja. Bertanya-tanya sendiri apakah suara yang baru didengar itu berasal dari imajinasinya saja atau bukan. Mungkin, iya, karena terlalu khawatir jadi pikirannya kemana-mana. Namun meskipun ia mencoba bersikap tenang, jantungnya tetap saja berdetak dengan kencang. Kepalanya tak berani mengadah, Elle ingin kabur.

"Yoon, aku baru ingat besok harus pergi ke suatu tempat jadi aku harus tidur lebih cepat—"

"Kau jelas mendengar ucapanku, Maurielle," tukas pria itu, menekankan setiap katanya lalu menghela nafas panjang.

Elle masih tak bergerak, ia mencuri dengar detak jantung Yoongi yang berdegup normal tidak seperti miliknya yang berisik, rasanya mau meledak. Wanita itu penasaran apakah Yoongi benar-benar mengabaikannya secepat itu, hanya karena gadis dari masa lalu kemudian dirinya digantikan sebegitu mudahnya. Maurielle masih ingat bagaimana Yoongi kesal pada laki-laki yang berusaha mendekatinya dan bahkan keduanya masih baik-baik saja, tetapi begitu saja pria itu melepaskannya kali ini.

"Kenapa?" lirih Elle pada akhirnya. Banyak sekali pertanyaan dalam kepala tetapi yang keluar cuma sepatah kata itu saja.

Wanita itu tak bisa melihat bagaimana ekspresi Yoongi saat ini, dia cuma menilai dari suara debaran jantungnya. "Aku sudah memikirkannya beberapa hari ini..."

Air matanya sukses turun, membayangkan pria itu bahkan punya waktu untuk mencari keputusan dari pertanyaan yang bahkan tak pernah melintas di pikirannya. Yoongi memikirkannya, memikirkannya, memikirkan alasan apa yang membuatnya ingin mengakhiri hubungan mereka. Ada banyak alasan? Apa saja? Maurielle mencoba membuat daftar dalam kepala, kesalahan-kesalahannya yang mungkin membuat pria itu muak.

Yang paling baru adalah saat dirinya meninggalkan pria itu untuk dihabisi Darren; atau karena Elle melepaskan kalung ekor pausnya yang rusak; memisahkan Edna dari pria itu dan tidak becus mengurusnya; atau apakah tubuhnya benar-benar sudah tidak nikmat dibanding gadis baru itu?

"Kau sudah tidak bahagia bersamaku?" cicitnya, dari banyaknya alasan, lagi-lagi yang keluar cuma itu-itu saja.

"Bukan itu masalahnya..."

Maurielle tahu Yoongi beberapa hari ini menghabiskan waktunya terus bersama gadis itu, ketika dia tidak datang ke rumah sakit menjenguk Edna, Yoongi entah melakukan apa saja dengannya.

"Kalau begitu bisa kita bicarakan, Yoon. Kita bisa menyelesaikannya seperti biasa, tidak perlu mengakhiri hubungan," katanya, beringsut bangkit, duduk menatap mata pria itu yang kosong dan dingin. Tangannya bergerak mengalung di leher, mengusap tengkuk menginginkan hal yang baik-baik saja.

Sementara pria itu tersenyum masam, mengangkat tangannya ingin menyentuh Elle, tapi kemudian menjatuhkannya lagi. "Itu cara terakhir, Maurielle. Aku tidak temukan jalan keluar yang lain."

Wanita itu menundukkan kepala lalu menangis. "Kalau itu karena masalah Darren, aku minta maaf lagi. Aku tidak membalas dendam, Yoon. Aku tidak mengkhianati kepercayaanmu seperti omong kosong yang diucapkan Darren, kau masih percaya padaku, kan?"

Yoongi ingat dia kecewa. Tenangnya dia selama ini juga karena masih ingat wanita itu pergi meninggalkannya sementara Darren mencekiknya, tak membiarkannya bernafas selama apapun sampai ia menyerah dan pingsan, sekarat, berharap tidak bangun lagi saja karena sudah tidak ada yang peduli. Satu-satunya orang yang ia percaya akan menyelamatkannya malah berbalik menjadi orang yang membuat dirinya berada disana. Percaya pada Maurielle? Tidak. Yoongi sudah tidak ingin percaya pada siapapun lagi. Berapa kali dia memutuskan percaya pada seseorang tapi kemudian hancur dan kecewa?

Ellegirl - book 2 [M] ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora