29. diamond in the rough

396 67 71
                                    

Beneran dia update story ig random kasih rekomendasi lagu kek Namjoon (^-^*)/ fyi, Seonwoong tuh nama Korea-nya Tablo Epik High, aku jadikan sahabatnya Yoongi disini xixixi

Aku publish sambil tersenyum, selamat membaca :")

· · • • • 𓏸 • • • · ·

Maurielle mendesah lega ketika para petugas medis yang datang bersama dokter Anderson itu mengambil mesin yang selalu berteriak bising dan alat bantu pernafasan yang mengganggu hidungnya. Dia disuruh istirahat, tetapi beberapa kali terbangun dan tidak bisa tidur lagi karena suara mesin ini.

Tatapannya berubah jengkel dalam secepat kilat. "Sudah kubilang aku tidak melakukannya untuk bunuh diri, jadi aku baik-baik saja," gumam wanita itu meski tak ditanya. Dokter Anderson mampir untuk mengecek perkembangannya, dia memutuskan meneruskan pengobatan karena Maurielle masih belum terlalu sehat. "Aku cuma tidak bisa tidur suatu hari, obatnya kuminum satu, besoknya satu saja tak mempan jadi aku minum dua, besoknya dua tidak mempan aku minum tiga, besoknya tiga tidak mempan—aku jadi sedikit kesal; tak sadar aku minum lebih banyak dari empat," katanya, baru sempat menjelaskan karena dia baru benar-benar kuat bicara hari ini setelah 3 hari rasakan lemas.

Dokter tua itu terkekeh mendengar ucapannya. "Baik, ms. Pierson."

Elle ditemukan tak sadarkan diri di lantai kamarnya tiga hari yang lalu, dia sudah pingsan beberapa menit ketika Edna masuk ke kamar malam itu untuk minta tidur bersama. Untung saja di apartemen sedang ada Hannah. Dia datang karena mendengar Elle tidak enak badan dan minta dibuatkan bubur. Kata Ed papa pergi jadi mom butuh Hannah. Malamnya itu terjadi. Hannah langsung menghubungi Yoongi tapi panggilannya keluar, kemudian dia menghubungi Simon dan Lainie.

Elle dibawa ke rumah sakit. Perutnya dipompa. Ketika sadar, dia memaksa untuk pulang ke apartemen. Hannah baru menyadari ada sesuatu antara Maurielle dan Yoongi ketika wanita itu tidak mencarinya pertama kali sampai mereka berada di apartemen. Elle bedrest total, tidur seharian dengan alat bantu pernafasan—Elle punya riwayat sesak nafas sejak kecelakaan itu—dan deteksi denyut jantung karena kondisinya drop sekali.

Dokter Anderson selesai memeriksa wanita itu dan dia akan kembali ke rumah sakit setelah memberitahu jadwal kunjungan selanjutnya. Maurielle menghela nafas ketika dia sudah sendirian di kamarnya lagi. Matanya cuma bisa menatap langit-langit kamar selama ini. Dia juga bosan memandangi jam seraya bertanya-tanya kapan berputarnya bisa jadi dua kali lebih cepat? Kapan Edna kembali dan menemaninya disini? Kapan petangnya datang? Dan kapan Yoongi menjenguknya lagi diam-diam?

....

Elle segera menggelengkan kepala menghapus ingatannya. Yang semalam cuma mimpi, batinnya menjerit. Tidak ada yang bisa membawanya kembali.

Maurielle beranjak dari kasurnya, kabur, sekaligus kebosanan setengah mati. Dia ingin kembali sibuk bekerja saja, karena ternyata begitu menyenangkan menyibukkan diri sendiri di tengah rencana kabur dari realita ini. Wanita itu mendudukkan pantatnya di depan komputer besar di dalam kamar. Tapi kemudian dia kehilangan fokusnya lagi, tiba-tiba melamun memikirkan sesuatu. Yoongi memelukku. Puan itu menarik nafas panjang, mengisi rongga dadanya yang sempit, mengerjapkan matanya beberapa kali lalu air matanya menetes satu.

Kepalanya menoleh ke ranjang tempat sebelumnya ia—dan Yoongi semalam—berbaring. Singkat sekali. Tak membiarkan Elle mengais banyak memori hangatnya pria itu. Harusnya aku menahannya untuk pergi lagi, ya, kan, daripada pura-pura tak sadar? Tapi kemudian puan itu teringat lagi semua mimpi buruk mereka, dan gadis lain yang masih menjejak di bentala. Kepalanya ditarik agar tak tenggelam dalam penyesalan tak berujung itu, lalu mencebik kesal sambil menyingkirkan air matanya. "Fuck them, Elle, don't set yourself low."

Ellegirl - book 2 [M] ✔Where stories live. Discover now