23. water under the bridge

366 66 37
                                    

Iyaa, nanti update lagi jam 8 :) tapi jangan lupa vote ini juga yaa ily ♡

· · • • • 𓏸 • • • · ·

Elle sudah mewanti-wanti Jemisha untuk tidak meninggalkannya saat ia mabuk nanti. Wanita itu berencana minum sampai setidaknya tipsy dan membiarkan harga dirinya jatuh untuk mengemis kembali pada Yoongi. Rasanya berat sekali, Elle tidak ingin melanjutkan hidup kalau harus berjalan di ladang ranjau ini sendirian tanpa pria itu.

Jemisha mengancam bakal pergi karena apa yang akan dilakukan Elle itu jauh dari rencana mereka—yang sudah direvisi berkali-kali. Yang ingin Jemisha tunjukkan itu sosok Elle yang acuh tak acuh, membuat pria itu yang menyerah, bukan sebaliknya Elle malah mengemis memalukan dirinya sendiri.

"Elle, do you know men are trash? Cause he is. He just proved himself as trash, so stop do something fools that you will regret after," sahut Jemisha, bergerak mengembuskan nafasnya bersama dengan asap rokok elektronik yang mengepul di udara.

"If I don't do this maybe I'll regret it too," balas Elle menutup wajahnya dengan telapak tangan.

Jemisha mendengkus. "The scale still smaller."

Elle berjalan keluar dari klub, mencari tempat yang setidaknya lumayan sepi di samping gedung, sebuah gang buntu kecil yang gelap, berdiri menyandarkan tubuhnya disana. Wanita itu buru-buru mencari nomor Yoongi di kontak ponselnya, kemudian menekan tombol panggilan. Berharap cemas pria itu akan mengangkat sambungannya.

Panggilan pertama tidak diangkat, Elle menggigit bibir. Kakinya tak berhenti bergerak-gerak gelisah. Ia mencoba menghubungi Yoongi lagi.

"Hey, what are you doing there?"

Tubuhnya tersentak kaget, hampir saja ponselnya loncat dari genggamannya tatkala seseorang menyapanya tiba-tiba. Oh, itu bukan sapaan, karena begitu saja Elle dapati tak hanya satu orang yang mau menyeletuk repot penasaran pada apa yang sedang dia lakukan.

"Alone? Come inside with us?"

"Holy fuck she's fucking fine, bro."

Maurielle merasakan nafasnya tercekat. Tangannya meraba dinding yang gelap itu, dia ketakutan. Dia sendirian di gang sempit ini dan mendapati ada 6 orang pria baru saja menyapanya dengan kurang ajar.

"Yo look at those ass!"

"Pergi!" seru Elle, mencoba terlihat garang tapi yang muncul hanya gurat ketakutan dan cicit tikus yang seperti hampir dimangsa. Teriakannya barusan juga tak buahkan apapun selain tawa dari keenamnya yang tak segera beranjak pergi.

"Jesus, you got a good boobies, ma'am."

Puan itu memejamkan mata dengan tubuhnya yang bergetar sambil tangannya berusaha menutupi bagian-bagian tubuhnya. "Kumohon..."

"Come, baby, I'll treat you, drink?"

"—or straight to the motel."

Tawa itu akhirnya menjauh dan makin menjauh lalu hilang. Elle mengernyit takut. Dia baru saja mendapat siulan ramai dan catcalling oleh sekelompok pria yang mungkin mau masuk ke dalam klub. Dengan tangan yang masih bergetar, wanita itu bergerak menutupi dressnya yang terbuka dengan jaket bulu yang dipakai, sebelum berlari masuk ke mobil Porsche-nya.

Tangannya mencengkeram kemudi dengan kuat. Panik. Riasannya bakal hancur karena air matanya mulai menetes turun. Berteriak dalam hati memanggil Yoongi sambil bergegas mengambil lagi ponselnya dan menelepon pria yang sama. "Min Yoongi, kumohon..." cicitnya, dengan tangan makin bergetar. Masih tak diangkat. Dia tak menyerah dan mencoba sekali lagi. "Kumohon..."

Ellegirl - book 2 [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang