45. skeleton in the closet

324 61 51
                                    

Ternyata cukup menyenangkan bekerja—dan bekerja sama—dengan Pierson Group. Maurielle tidak pernah peduli dengan apa yang dilakukan Darren beberapa tahun terakhir tentang pekerjaannya, namun, Darren ternyata benar-benar membawa perusahaan itu besar baik dari segi kualitas dan pasar dengan kerja kerasnya.

Benar. Pada akhirnya Maurielle setuju dengan ajakan Darren akusisi perusahaan dalam jangka waktu yang mereka tentukan dalam perjanjian kerja sama mereka. Gielle menjadi salah satu anak perusahaan Pierson Group. Beritanya sudah ada dimana-mana sejak sebulan yang lalu, orang-orang menyambut dengan antusias dan menunggu tanggal rilis produk yang dikeluarkan oleh perusahaan start-up yang langsung mendapat highlight karena punya tittle Pierson Group di belakangnya itu.

Nama dan foto Maurielle ada dimana-mana di portal berita bisnis dunia. Semakin ramai saja ketika Pierson Group sebagai induk perusahaan mengumumkan para calon pengguna tidak akan dibuat menunggu terlalu lama, dua tahun, Pierson Group menjanjikan itu. Sebenarnya bukan hanya karena tittle itu saja produknya populer, tetapi juga ide yang dikeluarkan itu fresh, belum ada yang pernah melakukan yang seperti itu, jadi makin ditunggu saja dengan ekspektasi orang-orang yang tak kalah melejit.

Elle baru saja kembali dari jadwal interviewnya dengan salah satu majalah bisnis sekaligus makan malam, yang dalam dua minggu ini sejak dia masuk kantor sudah banyak dari media-media itu memenuhi schedule untuk mewawancarainya terkait aplikasi 'FITSME' yang ditunggu-tunggu.

Maurielle tak yakin punya waktu untuk memikirkan kisah putus cintanya di tengah jadwal teramat padat itu.

Dia baru masuk ke dalam apartemen pukul 8 malam ketika mendengar Ed di kamarnya sedang berbincang-bincang sendirian, nampaknya, dengan seseorang di belahan dunia lain lewat telepon. Wanita itu langsung masuk ke kamarnya sendiri sembari memutar bola mata dan pergi ke kamar mandi setelah melepaskan semua kain dan aksesoris yang nenempel di tubuhnya. Menemukan Hannah sudah mengisi bathtub dengan air hangat dan menaruh lilin aroma terapi kesukaannya, dia langsung masuk berendam.

"Sudah jam 8 malam suruh Ed tidur, Hannah. Jangan biarkan terlalu lama bermain iPad," ucap wanita itu, sudah memejamkan matanya menikmati rendaman air hangat dan harum lilin yang membantu kepalanya rileks. Meluruhkan letihnya seharian ini.

Hannah mengangguk satu kali. "Baik, nona Maurielle." Sebenarnya dia tidak tega setiap saat menghentikan obrolan antara Edna dan Yoongi ketika mereka bahkan masih asik tertawa. Maurielle tidak pernah suka melihat anak perempuannya bicara terlalu lama dengan pria itu di telepon video. Tetapi Hannah juga tidak bisa membantah, dia melakukan semua perintah yang diberikan Maurielle.

Hannah berjalan ke kamar Edna setelah Elle tak membutuhkan bantuan apapun lagi. Dia menunggu sebentar sambil mendengar percakapan antara keduanya sampai setidaknya tidak lagi berada di tengah puncak keseruan untuk dihentikan.

"Dimana Ed bisa temukan guru piano? Ed bahkan tidak punya piano, appa," katanya dengan murung. Beberapa hari ini Edna sudah mampus kebosanan karena kegiatannya hanya bermain dengan mainannya yang itu-itu saja sejak tidak ada ssaem yang mengajarinya bahasa Korea pula Holly. Mungkin dia bertanya pada papanya harus melakukan apa lagi. "Kenapa tidak appa yang mengajarkan Ed saja?!"

Yoongi tergelak. "Ed mau piano di rumah? Papa bisa belikan yang kecil darisini untuk Ed mainkan, nanti bisa diantar ke apartemen."

Maniknya berbinar. "Benarkah?"

"Eung! Tetapi kan tidak semudah itu. Ed harus bicara dengan... mom dulu."

Ed mengernyit. "Mom pasti setuju."

"Kalau setuju nanti papa langsung belikan untuk Ed, okey?"

Gadis itu bertepuk tangan dengan senang. "Aye aye captain!"

Ellegirl - book 2 [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang