35. rain on someone's parade

409 72 74
                                    

Silakan bonus updatenya~ berapa chapter lagi sampai mereka bahagia? Hahahahah apakah kalian masih nungguin atau mau langsung dikasi sad ending? (ᴖ◡ᴖ)♪

· · • • • 𓏸 • • • · ·

Maurielle duduk di jendela setelah menata bantal selimut di bawahnya dan di belakang punggungnya agar nyaman, ada space yang lumayan besar yang bisa ia gunakan menjadi tempat duduk menaruh pantatnya disana sambil memangku laptop. Dia juga sudah menyiapkan kopi untuk menemaninya pula melakukan kegiatan apapun siang itu.

Termasuk kesibukan barunya: Maurielle ingin membuka surel, melihat bagaimana perkembangan lowongan pekerjaan yang ia pasang di beberapa website pencari pekerja itu namun, tak sampai ia menghela nafas kecewa tatkala mendapati jumlah pendaftar dan beberapa CV yang sudah ia terima dan sekilas baca itu tak ada yang masuk kriteria yang ia inginkan, hampir menyerah karena apa yang ia dapatkan ini tak sesuai ekspektasinya.

Puan itu buru-buru menutup laptopnya. Tangannya terjulur mengambil gelas kopi yang belum diminumnya itu, membawanya keluar dari kamar, ke dapur, kemudian bergerak menuang isinya ke wastafel, lalu meninggalkan gelasnya begitu saja disana. Ganti mengambil seloki dan sebotol wiski yang ia temukan di lemari alkohol Yoongi.

"It's hard to stay still sober," gumamnya, lalu kembali ke kamar dengan Balvenie dan tiga kotak es batu yang tadi ia dapatkan.

Duduk lagi di tempat sebelumnya, kembali memangku laptop sembari menyambungkan panggilan pada Jemisha. Menyesap sedikit demi sedikit wiskinya sebelum menghela nafas, bosan, penat, dia ingin sekali pergi ke The Devil Eden nanti malam, tetapi sungguh masih trauma karena kejadian kemarin.

Elle takut sekali menghadapi Yoongi setelah ini, mendengar pria itu mengamuk kemarin sampai menendangi pintu toiletnya. Entah berpikir apa sampai dia tiba-tiba mengatakan tentang tuduhan itu dan membuat Yoongi dipukuli pula dibawa ke kantor polisi. Elle mendesah, lagian salah pria itu juga. Dia lagi kabur karena tidak ingin melihat pemandangan Yoongi bersenang-senang dengan gadis lain yang bukan dirinya, pergi ke toilet untuk menangis, tapi tiba-tiba saja mereka malah datang kesana untuk melakukan seks. Tadinya Elle mau menyiram air ke bilik sebelah agar keduanya basah kuyup dan pergi, tapi lagi-lagi entah kenapa dia malah berteriak begitu akhirnya.

"Hai, Elle, bagaimana?" Jemisha muncul di layar ponselnya, gadis itu lagi bekerja setelah Elle kemarin benar-benar memutuskan untuk meninggalkan posisinya dan fokus pada bisnis yang ingin dirancang. "Kau minum siang-siang?" tawanya terdengar mengejek setelah Elle menunjukkan gelas ke kamera laptopnya.

Elle menghela. "Aku menyedihkan, ya, kan?"

Jemisha masih terkikik. "Lowongan pekerjaannya tidak berjalan baik?" tanya gadis itu, menebak.

"Aku mau tidak menggunakan koneksi Darren, tetapi kenapa semuanya sulit sekali, sial. Mereka jelas tidak percaya dengan ideku yang amatir," katanya memejamkan mata, mengetuk-ngetukkan kepala di kaca jendela sampingnya.

Jemisha jadi ingin sekarang juga pergi ke apartemen Elle untuk melihat bagaimana perkembangan kandidat-kandidat yang berhasil ia dapatkan. "It's not a sin, Elle, untuk meminta pertolongan pada Pierson Group," balas gadis itu tertawa terbahak-bahak. "Serius, tidak apa-apa, aku mendukung opsi itu, opsi terakhir.

"Iya, entah apa yang akan orang-orang katakan—"

"Fuck them, Elle. They're jealous."

Elle menarik dua sudut bibirnya ke atas mengangguk-angguk. Tak lagi menanggapi Jemisha tentang itu. Jemarinya bergerak memeriksa beberapa bagian wajahnya di layar yang sisa lebam biru, lalu meringis kecil ketika iseng menekannya.

Ellegirl - book 2 [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang