🔞ᴷ》40. more fun than barrel of monkeys

791 67 58
                                    

"...apa yang kau lakukan, Maurielle?"

"Kau! Apa yang kau lakukan di gang Partkinson?!" seru wanita itu dengan suara yang bergetar.

Benar, itu Maurielle. Bukan pencuri atau siapapun musuh Darren yang menyimpan dendam. Yoongi mungkin bisa sedikit mengambil nafas lega, tetapi tetap saja, yang dipegang wanita itu adalah sebuah pistol, bukan nerf. Harusnya Yoongi tahu sejak awal dari wangi parfum yang dikenakannya, tetapi dia sudah lebih dulu panik ditodong senjata api di kepala.

Pria itu masih mencoba bicara setenang mungkin agar tidak menyulut emosi wanita di belakangnya. Dia bertanya pelan, "Siapa yang memberitahumu? Simon?"

Elle menelan salivanya, ia menambah pegangan tangannya di pistol itu sejak tangan kanannya bergetar jika sendirian. "Itu tidak penting."

Yoongi tersenyum kecut. "Kalau begitu bisa kau letakkan dulu pistolnya?" rayunya, perlahan-lahan, karena tak ada yang tahu dengan apa yang akan puan itu benar-benar lakukan. Tangan kanannya di putar ke belakang, terbuka menampakkan telapak bermaksud meminta pistol yang entah ada isi pelurunya atau tidak agar diberikan kepadanya. "Kita bisa bicara—"

"Kita tidak pernah bisa bicara," pungkas Elle lagi dengan suaranya yang masih dan tambah bergetar. Menyampaikan fakta bahwa tak ada salah satu dari mereka, pun, mengelak untuk menyadari kalau setiap mereka mendapat kesempatan untuk bicara, hasilnya cuma berakhir dengan perpisahan dan kata-kata menyakitkan lainnya karena mereka masih tidak bisa bersama

Mengabaikan permintaan Yoongi untuk memberikan pistolnya, jantungnya berdetak kencang sekali seperti ingin meledak. Tentu, tak ada bedanya dengan pria yang ia todong senjata saat ini juga.

"Malam ini salah satu dari kita harus mati," lirihnya, meski tak memaknai kalimatnya sama sekali karena dia cuma menggertak ketakutan.

Namun pria yang sedang ia sandera itu mengulum senyum, telapaknya menghilang saat Elle tak kunjung memberikan senjata apinya. "Then it's gonna be me," tuturnya, menghembuskan nafas berat kemudian menjatuhkan tasnya yang sedaritadi masih di bahu ke lantai. "Tembak aku. Apa yang membuatmu menunggu lagi?"

Elle merasakan air matanya mulai bergerumul. "Aku membencimu. Kau pikir aku tak bisa membunuhmu?"

Yoongi mengangguk, tangannya terangkat lagi ke atas. Diam-diam menatap Elle dari cermin. "Tentu saja, kau bisa melakukan apapun itu termasuk menusukku, aku tahu kau bisa menembakku juga, aku tahu itu. Bunuh aku, lalu pergi menyembuhkan diri bertahun-tahun seperti apa yang selalu kau lakukan, Maurielle."

Elle menangis. Beberapa bulan terakhir, yang ia dengar dari mulut pria itu selalu jahat. Elle sudah lupa seperti apa Yoongi yang selalu menjadi zona nyamannya. Wanita itu bicara lagi setelah menarik ingus dan dengan pipi basah, "K-kenapa kita belum bisa bersama? Why did you take so long to get me back?"

Yoongi menundukkan kepala, dia tidak pernah memahami hal gila apa yang ada dipikiran Maurielle dan jalan apa yang akan ia ambil untuk memutuskan semuanya. Wanita itu seperti ini, dia selalu melakukan tarik ulur sampai Yoongi tidak tahu apa yang diinginkannya. Kemarin dia tidak membalas pesan, sekarang dia menodong dengan pistol dan bertanya tentang hubungan mereka lagi. Setidaknya Yoongi ingin salah satu, yang paling wanita itu inginkan, dan semoga sekarang mereka menginginkan yang sama.

"I sent you messages, Elle," katanya, dan itu fakta. "...but you didn't respondat least almost at all."

Elle memejamkan matanya, dia tahu pesan-pesan yang dikirimkan pria itu beberapa hari ini mengajaknya bertemu. Setengah menjerit ia membalas ucapan Yoongi, "It is because I hate you!"

Ellegirl - book 2 [M] ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora