41. icing on the cake

514 69 116
                                    

Selamat mendapat momen ♡ siapkan papago / google translate ya heheh

· · 𓏸 · ·

Pukul setengah empat pagi Elle melangkahkan kakinya masuk ke dalam bak mandi yang sudah ia penuhi dengan air panas dan sedikit busa yang menutupi permukaan. Dia mengambil nafas begitu banyak mengisi rongga dadanya dengan udara, harum aroma yang disuka, sebelum menyandarkan tubuhnya. Mencoba merilekskan otot-otot yang kelelahan, meluruhkan peluh-peluh di tubuhnya tidak cuma karena kegiatan malam tadi, tetapi juga seminggu ini yang hampir membuatnya mati. Di dalam sini seperti sedang melakukan treatment pengembalian jiwa. Mengisi lagi jiwa-jiwanya dengan aroma yang menempel menguar karena terlalu sering dijamah sang pemilik kamar.

Elle kira-kira disana sudah menunggu airnya penuh sekitar 7 menit tambah 5 menit dia sudah berendam ketika akhirnya pintu kamar mandi terbuka dan memunculkan seorang pria dengan celana pendek hitamnya. Elle membelakangi pintu, tetapi ia bisa melihat dari cermin besar di hadapannya. Setelah pintunya tertutup, pria itu mulai menurunkan celananya, telanjang, sebelum bergabung dengan Elle juga.

Elle memejamkan matanya ketika Yoongi masuk ke dalam air, dia tahu dari air yang bergolak dan penuh tumpah keluar ketika tubuhnya sampai di dalam. Wanita itu tersenyum kecil ketika merasakan lututnya yang dilipat bersentuhan juga dengan lutut pria itu. Masih hening tak ada suara. Elle cuma mendengar Yoongi menghela seperti dirinya ketika baru masuk ke dalam bak tadi.

Iseng, Elle mencoba mengintip sedikit dengan membuka satu matanya, penasaran dengan apa yang lagi pria itu lakukan karena hanya diam. Tetapi ternyata ketika Elle melirik, Yoongi begitu jelas lagi memandangnya. Elle tak bisa tak tersenyum malu dan buru-buru memejamkan lagi matanya ketika dia ketahuan basah mengintip.

Telinganya menangkap gurat senang dari pria itu lewat kekehan. Elle menyerah pura-pura, akhirnya dia membuka mata. Baru menyadari ada segelas minuman yang mengepul di meja kecil sampingnya.

Elle menarik kaki, menekuk kemudian memeluk lutut, tak lagi bersentuhan dengan Yoongi.

Sialan, canggung sekali, batinnya sembari mengutuk atmosfer. Wanita itu buru-buru mengambil gelas berisi teh kemudian menyeruputnya sedikit demi sedikit, membiarkan perutnya hangat dari dalam. Elle melirik lagi pria di depannya, buru-buru ia menunduk lagi ketika menemukan Yoongi masih menatapnya.

Puan itu menjilat bibirnya yang kering, membasahi dengan cecapan air teh yang hangat. Siapa yang mau membuka percakapan? Elle berpikir mereka jadi canggung bukan cuma salahnya, salah Yoongi juga kenapa dia duduk di depannya, dimana pria itu tidak pernah begitu, Elle selalu bersandar di dadanya.

Yoongi sendiri sengaja tak bersuara. Ini adalah lomba. Lomba siapa yang paling rindu. Dia yang bicara duluan, dia yang kalah. Namun, sepertinya memang Yoongi yang paling rindu karena dia sudah tidak kuat untuk tidak menyapa Elle. Menurutnya juga ketenangan ini bodoh sekali, ini bukan keduanya. Siapa mereka? Siapa yang merasuk ke jiwa-jiwa sampai jadi setenang ini?

Yoongi masa bodoh, dia menelan salivanya, sebelum akhirnya kalah, dan bicara,

"Elle—" / "Kau—"

Elle buru-buru membuang wajahnya menahan tawa. Yoongi juga menahan tawa tapi masih menatap lurus wanita di depannya.

"Aku duluan," gumam sang puan, sembari tangannya menggenggam cangkir yang hangat. Yoongi menaikkan alisnya. He wins. Elle mencoba santai, tidak ingin mempermalukan dirinya sendiri karena jadi gadis pemalu. "Apa yang kau lakukan diluar sampai begitu lama?"

Yoongi mengedikkan bahunya. "Kita melakukan banyak hal, aku harus mengurusnya," balas pria itu, singkat, tak dimengerti. Kemudian Yoongi menyadari ketidakpahaman Elle, jadi dia menambahkan, "ada pistol di meja, ada peluru di kasur—bolong, aku juga harus mengepel lantai karena..."

Ellegirl - book 2 [M] ✔Where stories live. Discover now