34. cool as cucumber

465 71 68
                                    

Early update takut nanti malam pada tirakatan 🇮🇩 saya juga panitia soalnya xixi

Gabisa berkata-kata di 2 chapter sebelum ini, bingung mau bales komentar kalian gimana 😭🙏 terima kasih buat yang udah vote dan terutama komen, sangat membuka pikiranku 😭

Kalau mau baca Indo translate langsung ke Karyakarsa aja yaa gratis kok dan persis FULL samaa ^^ maksudnya gaperlu baca dua kali, jadi yang butuh translate Indo langsung baca disana aja ^^ kalau disini gapapa, inggrisnya juga gampang karena pakai yang basic

Istirahat dulu, sama Edna lagi~ senang kan banyak momen Yoongi sama Edna hahahahah *kabur

warning for this chapter: bRoKeN gRaMmAr

· · • • • 𓏸 • • • · ·

Yoongi bersyukur dia tidak mati. Polisi benar-benar datang dan dia dan beberapa orang lainnya yang memukulinya ditangkap. Pria itu menceritakan kejadian sebenarnya namun tentu saja tidak ada yang akan percaya. Penyelidik-penyelidik busuk itu yang berharap bisa Yoongi bunuh setelah keluar dari sini.

Dia tidak temukan Maurielle dimanapun meski melihat Simon datang bersama pengacaranya barusan. Sialan Yoongi paling tidak suka bagian ini, Maurielle jelas bisa lepas kapanpun karena dia punya segalanya sementara dirinya tidak. Dia sudah dua jam disini tetapi borgol di tangannya belum juga dilepaskan. Bahkan polisi-polisi itu tidak membiarkannya membersihkan luka di wajahnya, darahnya menetes dimana-mana di bajunya.

Tadi kejadiannya benar-benar Yoongi lawan empat orang berbadan besar. Satu saja dia jelas kalah apalagi dihajar empat orang bersamaan? Yoongi mau mati. Untung saja tidak ada yang menyentuh Maddi. Gadis itu di sampingnya terus membela Yoongi sampai mulutnya berbusa, meski begitu tidak ada yang mendengar pernyataannya. Jadi Yoongi menyuruh Maddi pulang saja. Mau seberapa banyak pun pembelaan yang dilakukan, yang berguna untuk Yoongi itu pernyataan Maurielle tentang kejadian sebenar-benarnya hari ini.

Maddi pulang setelah membersihkan darah Yoongi dan luka-lukanya karena dia tidak diborgol, kemudian Hoseok datang terkejut melihat kacaunya pria itu. Yoongi bebas menceritakan kalau semua ini perbuatan Maurielle dengan bahasa Korea yang tidak diketahui satupun orang disana selain keduanya. Dia juga memberitahu ada Simon disini.

"Aku tidak punya pengacara, sialan," sahut Yoongi menahan dirinya untuk tidak mengamuk mencari Maurielle di setiap ruangan.

"Jungkook punya. Hyung mau?"

Matanya melebar. "Fuck, mau, tentu saja. Kau tidak lihat ini?!" serunya memperlihatkan borgol yang mengekang kuat pergelangan tangannya. "Aku tidak bersalah, demi apapun!" Hoseok buru-buru mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Jungkook.

Sementara Yoongi melihat polisi yang mengurusinya itu berjalan menghampiri mereka. Dia berseru marah, "Hey, you gonna let me fucking go if I call my lawyer, right? Wait for a fucking—"

"You free."

Hoseok menolehkan kepalanya. Dia sudah lagi bicara dengan Jungkook yang setengah sadar di ujung sana tentang pengacara keluarga Jeon yang ada di Amerika. "Hyung? Bagaimana? Apa yang terjadi?"

"Sebentar," ucap Hoseok pada Jungkook, tanpa menjelaskan kelanjutannya apapun, kemudian menutup sambungannya ketika melihat polisi itu melepaskan borgol dari tangan Yoongi. "He's free?"

"I'm free?" Yoongi mencicit bingung.

Polisi itu menyimpan borgolnya kembali ke dalam saku. Beranjak duduk di kursi lalu kepalanya mengangguk-angguk malas. "Kalau ada masalah dengan mantan kekasihmu selesaikan baik-baik. Kantor polisi bukan tempat bermain. Pergilah."

Ellegirl - book 2 [M] ✔Where stories live. Discover now