01 - SUNNY QUEENZA TALISA

173 11 0
                                    

"Ahhahaha!!"

Gadis dengan bandana bewarna hijau muda itu semakin cemberut kala mendengar suara yang cukup dikenalnya--menggelegarkan tawa.

"Iih! Apaan, sih, Axa!" Cetus gadis itu--kesal.

Anak lelaki--yang di panggil Axa--itu mulai memberhentikan tawanya. Ia melangkah cepat ke arah gadis yang beberapa menit lalu terjatuh--karna mengejarnya.

Anak lelaki itu menyodorkan tangan mungilnya. "Maaf-maaf, ayo sini, aku bantuin." Ujarnya dengan tampang menyesal.

Wajah yang tadi nya cemberut, kini mulai membaik. Gadis itu tersenyum kecil berniat meraih tangan yang terulur didepannya.

Baru ingin meraihnya, tangan itu malah hilang--ditarik kembali oleh sang pemilik.

Gadis mungil itu nampak melihat jelas wajah usil anak lelaki yang sudah mulai memecahkan tawanya.

Dirinya semakin kesal dibuatnya.

"AXAA!!"

Mata bewarna amber itu terbuka lebar. Jantungnya berdetak lebih cepat disertai dengan nafas yang memburu. Keringat mulai memenuhi pelipisnya.

Ia terdiam sejenak menatap langit langit kamar--yang dihiasi dengan warna jingga.

Memori yang ada dikepalanya kembali berputar pada mimpi yang baru dialaminya beberapa detik lalu.

Gadis dengan seragam yang masih melekat ditubuhnya itu memilih untuk bangun dari tidurnya. Ia duduk di pinggiran ranjang.

Queenza menatap tangan miliknya yang dihiasi cincin manik rainbow.

Ia terkekeh pelan. Seketika kenangan manis dulu terlintas di kepalanya.

"QUEEEN!!"

Queenza terlonjak kala mendengar pekikan itu. Ia menoleh kearah pintu yang baru saja terbuka.

Terlihat disana seorang lelaki dengan pakaian casual melekat ditubuhnya. Sebelah tangannya menggenggam gelas berisikan cairan bewarna putih.

"Ini, susunya diminum dulu." Ujar lelaki itu.

Queenza hanya tersenyum menanggapinya. Ia melangkah menuju lelaki itu dan menyambut gelas dengan susu vanila kesukaannya.

"Makasih, Abang!!" Serunya.

"Iya. Udah, sana ganti baju dulu. Abang mau siapin makan malam, nanti langsung turun aja, ya." Ujar lelaki--yang dipanggil Abang--itu lalu kembali meninggalkan Queenza.

Queenza menutup pintu kamarnya. Ia meletakkan susu itu diatas nakas.

Gadis cantik itu lebih memilih beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Jam sudah menunjukan pukul 17.50 WIB. Sudah lebih dari dua puluh menit gadis bernama lengkap Sunny Queenza Talisa menghabiskan waktunya di dalam kamar mandi.

Ceklek

Pintu terbuka. Menampilkan Queenza yang sudah mengenakan piama favorit nya.

 Menampilkan Queenza yang sudah mengenakan piama favorit nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dialah Queenza. Gadis berumur enam belas tahun dengan seribu satu macam sifat. Anak angkat dari pasangan muda kaya raya bernama Sunny Arion Arlandi dan Sunny Merry Advania.

Pada umur sembilan tahun, Queenza resmi diangkat menjadi putri satu satunya keluarga Sunny.

Semua anggota keluarga Sunny mengetahui bahwa gadis dengan kecantikan alami ini memiliki bakat dalam berimajinasi tingkat dewa. Apapun kondisinya, gadis polos ini akan senantiasa berimajinasi dan berakhir senyum senyum sendiri--membuat siapapun yang melihatnya akan meyakini bahwa gadis ini memiliki kelainan jiwa.

Termasuk keluarga bahkan sahabatnya.

Sesuai namanya, Queenza adalah ratu di keluarga Sunny. Queenza wajib dilindungi layaknya seorang ratu di sebuah istana. Sampai ada yang berani mengusik Queen, dapat dipastikan hidup mereka tidak akan tenang.

Queenza melangkah menuju kasur king size nya--mengambil boneka sapi berwarna merah disana. Baloo--boneka sapi merah kesayangannya. Kemana pun Queenza pergi, Baloo akan terus ikut bersamanya.

Queenza menuruni tangga yang menghubungkan kamar dengan lantai bawah.

Dari tempatnya berdiri, terlihat pria yang berumur sekitar empat puluh tahun tengah fokus menonton TV. Sementara pria lainnya berumur setengah abad lebih sedang membaca koran.

Queenza mempercepat langkahnya menuju ruangan itu. Dengan semangat ia berseru, "Papaa!! Opaaa!!"

Kedua pria itu kompak menoleh. Senyuman tipis terbit dibibirnya. Melihat putri satu satunya di keluarga Sunny tengah berjalan dengan boneka sapi di pelukannya.

Menggemaskan.

Queenza duduk di sofa yang diduduki oleh papi nya--Arion.

Arion dengan senang hati merangkul bahu Queenza penuh sayang. "Sayangnya Papa baru bangun tidur?" tanya Arion sambil menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik putrinya itu.

"Iya, Papa." Sahutnya--menyandarkan kepala pada dada bidang sang Papa.

Papa Arion hanya tersenyum menanggapi. Ia kembali fokus pada TV didepannya. Begitu juga dengan Queenza.

Beberapa saat terdiam, Queenza kembali mendongak untuk menatap Papanya. "Papa." Panggilnya.

Pria itu menoleh hingga bertatapan dengan putri manisnya. "Hm?"

"Papa, nanti malam Queen boleh keluar, nggak? Sama Kak Aciel, mau jalan jalan."

"Apa?!"

Queenza sempat tersentak sesaat--mendengar sahutan nada terkejut dari tiga pria sekaligus.

"Mau ngapain?" tanya Papa Arion.

"Aciel, nama laki laki?" pria tua--yang tadinya membaca koran--ikut menyahut.

"Nggak diizinin!" Bahkan lelaki--yang menyandang status sebagai saudara tirinya yang baru saja tiba di ruangan itu--pun menentang.

Queenza, gadis itu hanya menyengir polos.

Ya, begitulah perlakuan keluarga Sunny terhadap Queen kecilnya. Mereka akan selalu over protective jika sudah berhubungan dengan Queenza--putri satu satunya dikeluarga itu.

💕

Makasih buat yang mau mampir


Queen's Life GuardWhere stories live. Discover now