05 - DAVANO

79 4 0
                                    

HAI HAI SMUAAA

KAYA BIASA, AKU SELALU BERTERIMAKASIH SAMA KALIAN YANG MASIH BERTAHAN SAMPE CHAPTER INI. MAKASIH BANGET YAAA.




Pemuda dengan paras yang amat tampan tetapi memancarkan aura tidak bersahabat itu menekan bel mansion yang ada di depannya.

Ekspresi datarnya menghiasi wajah tampan tersebut. Wajah yang dewasa dan berwibawa, alis tebal yang menukik tajam, hidung mancung bak perosotan, bola mata yang setengah terbuka menghasilkan tatapan sayu.

Belum lagi tubuh atletis yang dimiliki pemuda itu. Jika dideskripsikan pasti akan memakan waktu lama.

Pintu utama mansion terbuka. Terlihat seorang maid di depan sana. "Selamat datang, Den Davano." Dengan ramah maid tersebut menyapa.

Lelaki itu hanya mengangguk singkat. "Opa Ehan, ada, 'kan?" tanyanya datar.

"Ada, tuan. Beliau sudah menunggu di ruangannya." Ujar maid tersebut.

"Ya sudah, saya kesana dulu." Ujar lelaki itu yang tak lain ialah Dava.

Sunny Davano Ataxaria, anak tunggal dari pasangan suami istri yang saat ini tengah memegang salah satu perusahaan milik Opa Ehan--Sunny Arkana Dewangga dan Sunny Reani Revanya.

Dava, si lelaki yang memiliki sifat cuek. Pemilik wajah sangar namun berhati hello kitty. Lelaki yang sangat jarang memamerkan senyumannya.

Dava melangkah memasuki mansion milik Arion--Adik dari papanya, Arkan.

Dava melirik kesana kemari. Sesekali fikirannya membayangkan kenangan kenangan saat kecil dulu di mansion ini.

Beberapa langkah sebelum memasuki ruang kerja milik Opa Ehan, Dava samar samar mendengar suara bentakan dari atas sana.

"LALA! INI KAMU, 'KAN, SAYANG?"

"LA, AKU MOHON, JANGAN MENYAMAR JADI QUEEN!!"

"AKU CUMA MAU KAMU, LALA!!"

Dava mengerutkan keningnya samar. Suara itu tampak tak asing baginya. Dan Lala itu...

Pasti ada yang tidak beres disini, pikirnya.

Dengan cepat lelaki itu berbalik arah menuju arah tangga yang menghubungkannya kearah suara itu.

Sesampainya dilantai atas, suara tersebut semakin menggila. Semakin dekat, perasaannya semakin yakin bahwa ada yang tidak beres.

Dava melanjutkan langkahnya kearah sebuah pintu bewarna coklat tua.

"ABANG TAU, LA!! PLEASE JAWAB, sayang..."

"LALA--"

BRAK

Pintu di buka secara kasar terdengar. Davano lah pelakunya.

Deg

Jantungnya seakan berhenti berdetak melihat bagaimana posisi dua sejoli yang sangat dikenalinya. Queenza dan Gerald. Dua orang yang dulu pernah dekat dengannya.

Dava dapat melihat dengan jelas wajah ketakutan Queenza dibawah kukungan sang Abang. Air mata Queenza pun mulai menetes membasahi pipi gembul itu.

Dalam lubuk hati yang terdalam, hati Dava sedikit mencelos melihat betapa ketakutannya raut wajah milik Queenza.

Queen's Life GuardWhere stories live. Discover now