54 - MIMI PIPI

5 0 0
                                    

Happy reading ♡




"

"Gerald mau menikahi Queen."

"Jangan bercanda." Suara tegas dan muka datar Arion membuat suasana ruang tengah semakin mencekam. Pria itu menatap tajam pada putranya yang baru saja menyatakan niatnya yang gila.

"Gerald nggak lagi bercanda, Pa. Gerald serius mau menikah---"

Brak

Gebrakan meja terdengar kuat. Ekspresi Arion semakin mengeras. Urat-urat di lehernya menonjol menahan emosi. "Queenza masih sekolah."

"Gerald bisa nunggu sampai Queen lulus."

Alis tebal Arion semakin menukik. "Queenza itu Adik kamu."

"Adik aku cuma Lala," sahut Gerald tegas. Raut wajahnya serius menatap lurus sang Papa. Tak tergoyahkan sedikitpun niatnya untuk menjadikan Queenza miliknya.

"Hentikan kekonyolan ini, Gerald. Papa tidak suka bercanda membawa-bawa Queenza."

Gerald menghela nafas. Ia bersandar di punggung sofa. "Gerald nggak pernah bercanda mengenai Queen. Gerald serius, Gerald mau Queen menjadi pasangan Gerald."

Tangan Arion terkepal, Gerald sangat keras kepala jika sudah bertekad. "Apa kata orang jika kamu menikahi Adikmu sendiri?"

Gerald mengangkat sebelah alisnya. "Sejak kapan Papa memikirkan pendapat orang lain?" Kemudian terdengar kekehan singkat darinya. "Kehidupan kita, kita yang memutuskan. Gerald nggak peduli dengan pendapat orang lain. Satu yang Gerald mau, menikahi Queenza."

Arion menyilangkan tangannya di dada. Menghela nafas sambil memijit pangkal hidungnya. Kepalanya terasa sakit terhadap pembicaraan berat ini.

Merry yang sejak tadi hanya diam menyimak, melihat suaminya tampak kehabisan kata membuatnya bersuara. "Kamu sudah tanyakan pendapat Queenza?" Berbeda dengan Arion yang keras, suara Merry justru mengalun lembut.

Kepala Gerald mengangguk. "Udah, Ma. Queen bakalan terima Gerald kalau Mama dan Papa izinkan kami menjalin hubungan lebih dari sekedar saudara."

"Kekasih?" tanya Merry.

"Iya."

"Papa tetap tidak izinkan." Suara mutlak Arion membuat Gerald bungkam. "Kamu dan Queenza akan selamanya menjadi Abang dan Adik. Tidak lebih."

Rahang Gerald mengerat. "Lalu siapa? Siapa yang akan Papa percayakan untuk menjadi pasangan Queenza? Orang asing? Anak dari rekan kerja Papa? Bahkan Davano yang masih memiliki hubungan erat dengan keluarga kita saja masih berani menyakiti Queenza. Seberapa yakin Papa mau menikahi Queenza dengan orang asing?"

Gantian Arion yang terdiam. Mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Gerald. Seratus persen benar apa yang dikatakan Gerald. Tak mungkin Queenza akan selamanya di keluarga ini. Akan tiba saatnya untuk gadis itu menemukan cinta yang sebenarnya.

"Gerald bisa, Pa. Gerald bisa menjaga Queenza, Gerald tulus sayang Queen. Papa bisa pegang omongan Gerald. Gerald nggak akan buat Queen sakit. Queen pasti akan terus tersenyum, Gerald yakin Gerald bisa."

Perlahan tangan Merry bergerak mengelus bahu Arion hingga yang tadinya tampak tegang kini menjadi lebih tenang. Mendapati Arion yang melirik padanya, membuat Merry menyimpulkan bahwa Arion meminta pendapatnya. Senyuman terulas lembut sebelum ia mengangguk meyakinkan.

Melihat anggukan sang istri, Arion menghela nafas dan bersandar di sofa. Ia menatap lurus ke arah Gerald. "Tetap jaga batasan. Kalian tinggal serumah, jangan sampai melakukan hal tidak seharusnya dilakukan. Papa yakin kamu mengerti maksud Papa."

Queen's Life GuardWhere stories live. Discover now