31 - AKIBAT KEHUJANAN

19 2 0
                                    

Happy reading



Dava menggenggam lengan Queenza erat dan membawanya untuk cepat-cepat berteduh di teras mansion. Di tengah perjalanan pulang tadi, tiba-tiba saja langit cerah malam berganti dengan turunnya hujan yang amat sangat deras. Tadi, kedua remaja itu sempat berteduh beberapa saat di salah satu halte untuk menunggu hujan reda. Tapi, setelah beberapa saat menunggu, hujan deras tersebut tak kunjung reda. Mengharuskan keduanya untuk menerobos hujan menggunakan motor sport milik Dava.

Dan kini, Dava serta Queenza sudah sampai kembali di mansion milik Queenza. Dava menatap dengan penuh rasa bersalah. "Maafin gue, lo jadi basah kuyup, deh." Tutur Dava seraya memperhatikan penampilan Queenza yang sudah basah kuyup akibat kehujanan.

Sementara Queenza cepat-cepat menggeleng menandakan ia tak setuju dengan perkataan Dava. "Ini bukan salah Dava. Jadi jangan minta maaf. Emang aku sendiri yang maksa buat naik motor." Papar Queenza seraya tersenyum kecil.

Dava yang mendapat senyuman itu, pun, jauh lebih tenang. Dava membalas senyuman tipis untuk Queenza.

"Ekhem!"

Deheman dari arah pintu membuat Queenza dan Dava menoleh kaget. Terlebih melihat Gerald yang sudah memperlihatkan wajah datarnya seraya bersedekap dada. "Bagus." Gerald memperlihatkan senyum mematikannya yang membuat kedua remaja itu bergidik ngeri.

"A-Abang..." cicit Queenza pelan.

Gerald menarik lengan Queenza untuk ia bawa ke dekatnya. Lalu menatap Dava tajam. "Kemana aja lo bawa Adek gue jam segini baru balik?" tanya Gerald penuh intimidasi.

Dava menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal. Untuk sekedar membalas tatapan Gerald, pun, rasanya segan. Dava tau ia telah melewati batas. Membawa pergi Queenza yang merupakan putri satu-satunya keluarga Sunny hingga larut malam. Tapi, itu karena Queenza yang terus-menerus menolak ajakannya untuk pulang. Queenza bersikeras untuk tetap tinggal dan ingin menaiki semua wahana yang ada di pasar malam yang mereka kunjungi.

"Maaf, Bang." Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Dava.

Gerald menghembuskan nafasnya berat. Kemudian pandangannya menatap manik mata polos Queenza. "Kamu mandi, terus makan dan jangan lupa minum susu hangat, ya?"

Queenza mengangguk pelan. Saat ingin melangkah, Queenza menyempatkan diri untuk menatap Dava dan mengatakan apa yang ada di hatinya saat itu. "Makasih, Dava. Aku hari ini seneng banget." Ucap Queenza lalu berlalu memasuki mansion setelah mendapati balasan berupa senyuman dari Dava.

Sepeninggalan Queenza, Dava menatap Gerald ragu-ragu lalu bersuara, "em, Bang, gue pamit pulang, ya?" pamit Dava pada Gerald dan akan meninggalkan teras mansion itu, jika saja suara Gerald tidak menginstruksikan nya untuk berhenti.

"Hujannya masih deras, bego. Malam ini lo nginep disini aja dulu. Besok masih libur, kan?"

Dava menatap Gerald tak percaya. "Dibolehin, Bang?" tanya Dava antusias.

Gerald menyipitkan matanya saat menyadari perubahan ekspresi Dava. "Jangan macem-macem lo ada niat deketin Queenza." Ketus Gerald lalu masuk mendahului Dava.

Dava sendiri sudah tersenyum lebar saat Gerald menyuruhnya untuk menginap di mansion mereka. Artinya Dava bisa menghabiskan waktu untuk dapat melihat Queenza lebih lama.

✿ ✿ ✿

Dava menggeliat saat mendengar suara alarm yang muncul dari handphone nya. Dava meraba kasur untuk mencari benda pipih itu. Jam sudah menunjukkan pukul 06.32 pagi. Dava merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku karena baru bangun tidur.

Setelah selesai mengumpulkan nyawa, Dava beranjak dari tidurnya dan memasuki kamar mandi yang ada di kamar tamu yang ia tempati.

Beberapa menit setelahnya, Dava leluar kamar dengan wajah yang amat sangat fresh. Karena mansion pagi itu masih terlihat sangat sepi, jadi lah Dava melangkahkan kakinya ke arah sofa, sembari menunggu para penghuni mansion keluar dari kamar mereka masing-masing.

Baru saja menduduki dirinya di sofa ruang tamu, Dava dibuat terkejut dengan langkah kaki tergesa dari arah tangga. Reflek Dava menoleh dan mendapati Gerald yang tengah menggendong Queenza yang terlihat lemah.

"Eja? Eja kenapa, Bang?" tanya Dava dengan cepat menghampiri Gerald.

Gerald dengan nafas ngos-ngosan menatap Dava panik. "Badan Queen panas banget. Kayaknya karena kehujanan kemarin. Gue mau bawa ke rumah sakit. Lo tolong siapkan barang-barang yang sekiranya diperluin nanti." Tutur Gerald dengan tergesa dan kembali melangkah meninggalkan Dava. "Alamat rs nya biar nanti gue share lock."

Dava mengangguk mengerti dan segera melakukan apa yang diminta Gerald.

✿ ✿ ✿

Setelah dilarikan ke rumah sakit dan menunggu beberapa saat di UGD, akhirnya Queenza sudah berada di salah satu ruang rawat inap VVIP.

Queenza terbaring lemah dengan infus di tangannya. Di sebelah Queenza, terdapat Gerald yang tampak khawatir dengan keadaan Adiknya itu. Terlebih selama perjalanan ke rumah sakit tadi Queenza sama sekali tak sadarkan diri.

Dokter tadi sudah menjelaskan bahwa Queenza hanya mengalami demam biasa akibat kehujanan serta kelelahan. Tapi tetap saja itu membuat Gerald tak tenang.

Gerald terus mengelus lembut permukaan lengan Queenza yang tampak pucat. Dalam hati sibuk ia berdoa akan kesembuhan Queenza.

"QUEENZA!! GERALD!!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"QUEENZA!! GERALD!!"



✿ ✿ ✿

To be continued

Queen's Life GuardWhere stories live. Discover now