21 - KEPIKIRAN

26 0 0
                                    

Happy reading ♡



Queenza yang melihat senyuman itu
juga ikut tersenyum lebar. "Kabar baik apa, Bu?? Kak Rean udah sembuh, ya??" tanya Queenza bersemangat.

Wanita itu menggeleng, "bukan, Queen." Dengan senyuman yang terus merekah, wanita itu melanjutkan ucapannya. "Ada yang mau mengadopsi kamu!"

Queenza mematung dibuatnya. Senyuman cerah tadi luntur begitu saja. Adopsi? Itu yang selama ini Queenza takutkan. Ia tak ingin diadopsi. Queenza ingin di panti saja selamanya bersama Rean.

"Orangnya sebentar lagi sampai." Ucap Ibu panti lagi.

Queenza memaksakan senyumannya. "S-sama Kak Rean juga?" tanya Queenza dengan harapan yang besar jika Ibu panti akan menjawab 'iya'.

Namun, realita tak seindah ekspektasi. Wanita itu menggeleng pelan. Ia masih tersenyum untuk menenangkan Queenza. "Rean sedang sakit, Queen. Saat ini nggak bakalan ada yang mau mengadopsi anak itu. Terlebih karena kanker yang dideritanya."

"Permisi." Suara dari pintu masuk membuat keduanya menoleh. Sepasang suami istri memberi senyuman ramah dan sopan.

Ibu panti tersenyum menyambut kedatangan pasutri tersebut. "Silakan masuk, Pak, Bu." Ujar Ibu panti ramah.

Kedua suami istri itu masuk setelah dipersilahkan. Mereka menduduki sofa yang ada di ruangan tersebut.

"Sebelumnya perkenalkan, saya Arion, dan ini istri saya, Merry." Ujar pria yang kini sudah merangkul bahu istrinya.

"Saya Nurhaliza, dan ini Queenza yang sudah kita bicarakan sebelumnya." Ibu panti yang biasa dipanggil 'Bu Nur' itu membawa Queenza ke hadapan Arion dan Merry.

Queenza menunduk. Ia tak mau menatap sepasang mata pun saat ini. Hatinya gelisah. Mereka akan mengadopsi Queenza, dan artinya Queenza akan segera berpisah dengan Rean, kan? Queenza tak mau itu.

"Queenza, perkenalkan diri kamu!" Perintah Bu Nur berbisik.

Masih dalam posisi yang sama, Queenza menunduk seraya memperkenalkan dirinya. "Nama Queen, Queenza Talisa. Umur Queen sembilan tahun, Queen suka warna kuning, Queen juga suka ice cream dan coklat, hobi Queen biasanya keliling halaman sambil liat-liat bunga." Queenza memperkenalkan dirinya secara lengkap. Membuat Arion dan Merry tersenyum gemas.

"Hai, Queen. Mulai hari ini, kamu boleh minta apapun sama Papa dan Mama, ya. Kamu boleh minta dibeliin ice cream dan coklat semau kamu." Ujar Arion.

Queenza mendongak. Ada binar di matanya. "Yang bener, Om?" tanya Queenza sedikit bersemangat.

Arion dan Merry mematung melihat wajah Queenza dari dekat. Sedari tadi gadis itu terus menunduk, membuatnya tak bisa melihat jelas wajah Queenza. Satu fakta yang mengejutkan. Wajah Queenza sangat mirip dengan almarhumah anak mereka, Lala.

"Jangan panggil Om, dong. Sekarang Queen manggilnya Papa, ya?" ujar Arion lagi.

Wajah Queenza sedikit muram. "Kenapa?"

"Karena kamu akan segera menjadi anak kami." Jelas Merry dengan semangat.

Tanpa diduga, Queenza menggeleng pelan. "Queen nggak mau diadopsi."

Arion, Merry, dan Bu Nur terdiam. Selanjutnya Bu Nur menginjak kaki Queenza sambil menatapnya tajam. Arion yang sempat melihat adegan itu menggeram marah dalam diam.

Queen's Life GuardOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz