08 - MALL

53 0 0
                                    



Queenza mengetuk pelan pintu kamar milik Gerald. Sebelah tangannya memegang nampan yang sudah diisi dengan sepiring nasi dan segelas susu coklat.

Beberapa kali di ketuknya pintu itu, masih belum terdengar jawaban dari dalam sana. Queenza kembali mengetuk, kali ini lebih keras.

Ceklek

Queenza membuka knop pintu yang ternyata tak terkunci. Perlahan ia berjalan masuk ke dalam ruangan gelap itu. Gadis itu mencari dimana saklar lampu untuk dihidupkannya.

Terlihat Gerald tidur dengan posisi telungkup diranjangnya. Queenza meletakkan nampan yang dibawanya diatas nakas dekat ranjang king size yang ditiduri Gerald. Selanjutnya ia menduduki pinggiran ranjang.

Perlahan ia menyentuh punggung sang Abang. Rasa takut kembali menyeruak di hatinya mengingat kejadian tadi pagi. Meyakinkan diri sekali lagi, Queenza akhirnya memberanikan diri untuk membangungkan Gerald.

"Abang..." panggil Queenza pelan.

Tak mendapat respon, Queenza kembali melakukan hal yang sama. Terus seperti itu hingga terdengar suara berat yang berhasil membuat Queenza merinding.

"Iya..?" masih diposisi telungkup Gerald menjawab tanpa berniat mengubah posisinya.

Mendadak Queenza menjadi kaku. "E-ee A-Abang, itu, ayo makan dulu. Abang belum makan, kan?"

Gerald diam tak bersuara. Terpaksa membuat Queenza harus memanggilnya sekali lagi. "Abang?"

Perlahan, terlihat pergerakan disamping Queenza disertai ringisan kecil. Gerald berusaha bangun dan duduk untuk menatap wajah adiknya.

Sejujurnya, lelaki itu sangat malas untuk bergerak. Badannya masih terasa nyeri dan remuk akibat hukuman dari sang Papa. Tapi, dikarenakan Queenza sudah ingin menghampiri dan menyuruhnya untuk makan, Gerald hargai itu.

Dengan mata sayu ia menatap Queenza yang memasang ekspresi canggungnya. Hal itu membuat Gerald tersenyum kecil. Ia mengelus rambut Queenza lembut. "Kenapa?" tanya Gerald masih melanjutkan mengelus surai Queenza.

"M-makan dulu, Abang." Queenza menunduk dalam seraya meresmas baju yang digunakannya. Ia masih takut jika bersitatap dengan Gerald akibat kejadian pagi tadi.

Gerald menghembuskan nafasnya pelan. Lelaki itu mendekat kearah Queenza. Selanjutnya ia mengangkat tubuh mungil itu untuk dipangkunya.

Gerald menatap lekat wajah cantik dan menggemaskan itu. Kulit putih mulus, pipi tembam, mata amber yang bulat, bulu mata panjang dan lentik, juga...

Penglihatannya jatuh pada sesuatu mungil berwarna merah alami. Melihatnya tanpa sadar lelaki itu menjilat bibirnya sendiri.

"Abang?" panggil Queenza pelan.

"hm?"

"Abang enggak mau makan?"

Gerald melirik nampan yang ada diatas nakas lalu kembali menatap gadis itu. "Emm... Abang nggak laper--"

"Bohong!" Sahut Queenza cepat. Bahkan alisnya sampai menukik tajam. Serta bibir mungil yang sejak tadi menjadi perhatian Gerald dimajukan membuat Gerald menjadi salah tingkah sendiri.

Perlahan Gerald menurunkan Queenza dari pangkuannya. Menghilangkan kesaltingannya, lelaki itu mengambil sepiring nasi goreng yang dibawa Queenza tadi.

Queen's Life GuardWhere stories live. Discover now