14 - MASA LALU

33 2 0
                                    

Happy reading



Tok

Tok

Tok

"Masuk."

Suara dari dalam menginstruksikan Queenza untuk membuka pintu dan masuk. Ia menyempilkan kepalanya lewat celah pintu yang sedikit dibuka.

Opa Ehan yang tengah berbaring di ranjangnya tersenyum hangat saat melihat cucu perepuannya datang menemuinya. "Ada apa, Queen?" tanya Opa Ehan pelan. Selanjutnya ia menyuruh Queenza untuk masuk sepenuhnya.

Queenza menurut. Ia menutup pintu dan masuk menemui Opa Ehan. Tampak Opa Ehan yang bangun dari tidurnya dan menyenderkan punggungnya pada penyangga kasur.

Pria tua itu menepuk-nepuk ranjangnya, bermaksud menyuruh Queenza untuk duduk di sana. Gadis itu, pun, hanya menurut.

"Kenapa? Tumben malem-malem gini ke kamar Opa?"

Queenza tampak memainkan kedua anak jarinya seraya menunduk. Beberapa saat terdiam, ia mendongak untuk menatap sepenuhnya pada Opa Ehan. "Baloo disita sama Papa, Opa. Queen nggak bisa tidur kalo nggak ada Baloo." Terang Queenza.

Opa Ehan mendengarkan. Saat Queenza kembali terdiam, ia menyahut. "Terus Queen maunya gimana? Mau Opa belikan boneka baru?"

Queenza menggeleng. "Queen cuma mau tidur bareng Opa. Boleh, nggak?"

Opa Ehan yang mendengarkan sontak tersenyum lebar. "Tentu saja boleh, dong." Mana mungkin ia menyia-nyiakan kesempatan untuk menemani cucu perempuannya tidur. Ini kejadian langka.

Opa Ehan menepuk-nepuk pahanya--menyuruh Queenza untuk tidur di sana.

Queenza menurut apa yang diperintahkan Opa Ehan. Ia merasakan kepalanya dibelai lembut oleh sang Opa. Mereka sama-sama terdiam. Beberapa saat dalam keheningan, hingga suara Queenza terdengar memecahkan suasana. "Opa, kenapa Abang sama Papa nggak ngebolehin Queen dekat-dekat sama cowok?"

Opa Ehan sempat berhenti sejenak mengelus surai Queenza saat mendengar pertanyaan demikian. "Queen mau tau alasannya?"

Queenza mengangguk membuat Opa Ehan menarik nafas lalu menghebuskannya.

"Keturunan terdahulu keluarga Sunny pernah bilang, kalo keluarga kita--Sunny Family--tidak akan pernah bisa mempunyai keturunan perempuan. Opa sendiri tidak tau penyebabnya apa. Tapi, perkataan itu memang nyata adanya."

"Awalnya Opa tidak percaya dengan tahayul seperti itu. Tetapi, setelah pernikahan Opa dengan Oma mu, mulai merubah pemikiran Opa."

"Dulu, Opa merupakan anak tunggal. Ibunya Opa dinyatakan tidak bisa mengandung lagi setelah melahirkan Opa. Padahal saat itu, rahim beliau baik-baik saja. Tidak ada penyakit serius yang menimpa Ibu Opa."

"Saat Oma mu juga begitu. Ia meninggal dunia setelah melahirkan anak bungsunya--Arion."

Opa Ehan terus menceritakan kilas balik kisah keturunan keluarga Sunny. Dengan Queenza yang fokus mendengarkan.

Saat itu, selama bertahun-tahun keluarga Sunny tidak pernah ada yang menghasilkan keturunan perempuan. Ada saja penghalangnya. Jika bukan dinyatakan tidak bisa mengandung, maka alasan lainnya ialah sang Ibu meninggal dunia.

Opa Ehan pun, mengalami hal yang sama. Istri beliau meninggal setelah melahirkan anak bungsunya--Arion.

Arion dan Kakak lelakinya--Arkan--juga pernah diceritakan cerita serupa oleh Opa Ehan. Namun, emang asalnya sifat keras kepala Opa Ehan--yang tidak percaya dengan tahayul tersebut--turun pada diri Arion.

Queen's Life GuardKde žijí příběhy. Začni objevovat