41 - KARENA CEMBURU

12 1 1
                                    

Happy reading ♡



Waktu demi waktu berlalu. Hari, bulan, hingga tahun berganti. Kehidupan sang tokoh utama berjalan lancar. Semuanya seperti air sungai yang terus mengalir deras tanpa ada hambatan.

"Nanti sore mau nge-date?" ujar Dava sedikit melirik Queenza yang berjalan di sampingnya. Semuanya lancar, termasuk hubungan dua sejoli ini. Mereka masih terus mempertahankan hubungan backstreet tanpa seorang pun yang merasa curiga. Walaupun terkadang Dava merasa tertekan sebab tingkah Gerald yang semakin hari semakin bertambah posesifnya, sehingga membuat Dava semakin sulit untuk berduaan dengan Queenza.

"Hmm..." Queenza tampak berpikir sejenak. Lalu ia menoleh. "Nanti aku coba minta izin, ya?" ujarnya.

Dava mengangguk setuju. Mereka melanjutkan berjalan menuju parkiran. Hari ini ia sudah berhasil mendapat izin dari Arion untuk membawa Queenza pulang sekolah bersama. Tapi tetap saja, ia tidak bisa berlama-lama berduaan dengan kekasihnya karena Arion membatasi waktu untuk Queenza sampai di rumah.

"Hai, Queenza," sapa seseorang yang baru saja datang dari arah berlawan. Sosok lelaki itu tersenyum ramah ke arah Queenza.

Dava yang melihatnya langsung muram. Mau apa lagi lelaki itu dengan gadisnya? Pikir Dava.

Queenza membalas senyum tak kalah ramah. "Hai Rean."

Reangga Saputra namanya. Teman sekelas Queenza yang merupakan siswa pindahan saat kelas sepuluh. (Baca ulang bab 22)

"Nanti sore lo punya waktu, nggak?" tanya Rean ramah tanpa memperdulikan Dava yang sudah menatapnya tajam. "Bisa, nggak, kita kerja kelompok di rumah gue jam 4 nanti?"

"Nggak bisa." Queenza dan Rean kompak menoleh pada Dava yang berekspresi dingin.

Rean menatap Dava tak bersahabat seraya mengangkat sebelah alisnya. "Gue nggak merasa nanya sama lo," ujarnya ketus.

Dava tak menjawab dan terus menatap Rean yang kini sudah kembali menatap Queenza penuh damba. Dava dapat merasakannya laki-laki itu ingin mendekati gadisnya.

"Em... harus banget sore ini?" tanya Queenza ragu. Rean mengangguk sambil terus tersenyum. "Nggak bisa waktu jam istirahat besok aja? Soalnya aku udah ada janji."

Raut Rean berubah datar. "Nggak bisa gitu, dong. Ini buat tugas sekolah," celetuk Rean terkesan sedikit memaksa.

Queenza menggigit bibir bawahnya gugup. Ia merasa tak nyaman karena Rean terkesan memaksanya untuk mengikuti kemauan lelaki itu. "Tapi aku nggak bisa," ujar Queenza lagi.

"Jangan egois, Queenza. Lo lebih mentingin urusan pribadi lo dibanding tugas kelompok ini? Terlebih kita udah hampir mendekati ujian kelulusan loh. Gue nggak mau tau---"

"Tutup mulut lo." Dava bersuara. Auranya semakin gelap. Ia maju selangkah dan menatap dalam mata lelaki itu dengan penuh kebencian. "Jangan pernah maksa Eja gue buat turutin kemauan lo. Dia juga punya kepentingannya sendiri. Lo nggak berhak ngatur-ngatur dia," ujar Dava tajam dan menusuk. Selanjutnya Dava berbalik dan menggandeng pergelangan tangan Queenza untuk ia bawa pergi. Suasana hatinya memburuk karena perlakuan lelaki itu yang terang-terangan ingin mencuri perhatian Queenza di depan Dava yang merupakan kekasih Queenza sendiri. Ingin rasanya ia menghancurkan wajah laki-laki itu saat itu juga. Tapi Dava tak ingin Queenza melihat sisi gelapnya yang bisa dengan mudah menghabisi orang tanpa perasaan.

Queen's Life GuardWhere stories live. Discover now