30 - TIDAK BOLEH KALAH

18 1 0
                                    

Happy reading ♡



Bel mansion keluarga Sunny berbunyi. Gerald yang memang sedang berada di ruang tamu sambil menonton telivisi, langsung bangun untuk melihat siapa yang bertamu pagi ini. Terlihat sosok maid dari arah dapur yang sepertinya juga ingin membukakan pintu. "Biar aku aja, Bi." Ujar Gerald dan diangguki oleh maid tersebut.

Setibanya di depan pintu utama, Gerald langsung membuka pintu itu dengan tenang. Setelahnya, wajah yang semulanya santai secepat kilat berubah datar saat melihat orang yang bertamu. "Ngapain lo?" tanya Gerald langsung pada Dava di depannya.

Dava yang melihat perubahan ekspresi wajah Gerald, hanya menanggapinya dengan senyuman kecil. "Yang jelas bukan untuk ketemu lo." Jawab Dava membuat Gerald menahan kekesalannya.

"Jadi? Mau ketemu maid-maid disini? Opa Ehan lagi nggak ada."

Dava menyugar rambutnya ke belakang. "Gue nggak bilang mau ketemu Opa Ehan."

Gerald berdecak melihat tingkah laku laki-laki di depannya ini. Memang, Dava jagonya membuat orang kesal. Melihat Dava yang tak kunjung pergi dan masih setia berdiri di depannya sambil memainkan ponsel, membuat Gerald yakin akan tujuan laki-laki ini. Melirik ke belakang tepatnya ke arah lantai dua yang terdapat kamar Queenza, lalu kembali lagi menatap Dava. "Queenza nggak ad---"

"Abang!! Siapa yang datang? Dava, ya??" suara lembut dan halus dari belakang mengalun indah di telinga Gerald dan Dava. Kompak keduanya menoleh untuk melihat gadis yang baru saja datang.

Ck. Decak Gerald dalam hati. Ia kesal karena Queenza yang datang tiba-tiba membuat rencana Gerald yang ingin menjauhkan Dava dan Adiknya itu hancur.

Queenza mengintip dari belakang tubuh Abangnya untuk melihat siapa yang ada di luar. Saat itu juga, getaran yang akhir-akhir ini sering ia rasakan, kembali dirasakan kembali. Dava kok ganteng banget?! Teriak Queenza dalam hati. Setelan santai yang dikenakan Dava membuat pesona laki-laki itu bertambah.

Dava sendiri yang melihat Queenza yang berada dibelakang tubuh Gerald dibuat tak berkedip karena aura yang dipancarkan dari penampilan sederhana Queenza itu begitu kuat dari biasanya.

Melihat aksi tatap-tatapan dari keduanya, lagi-lagi membuat Gerald berdecak sebal. Tapi, Gerald tak boleh egois, Queenza juga membutuhkan waktu untuk berhibur. Dengan setengah hati ia menurunkan egonya, lalu berkata. "Sana kalian masuk. Abang mau mandi. Tapi ingat, jangan deket-deket sama cowok itu." Gerald berpindah menjadi membelakangi Dava dan memberi beberapa peringatan untuk Adiknya. Lalu ia kembali melirik Dava sinis. "Dan, lo," Gerald menunjuk Dava. "Jangan macem-macem sama Adek gue." Peringat Gerald tajam lalu melangkah pergi dari sana.

Tinggal lah Dava dan Queenza saja di depan pintu. Tiba-tiba saja suasana terasa canggung dan tegang. Queenza menunduk sambil meremas ujung dress selutut yang dikenakan. Sedangkan Dava menatap intens Queenza.

Baju dress beberapa senti di bawah lutut dengan lengan panjang, dan rambut panjang Queenza yang di cepol asal menggunakan jepitan rambut, membuat Dava tak bisa mengalihkan pandangannya.

Baju dress beberapa senti di bawah lutut dengan lengan panjang, dan rambut panjang Queenza yang di cepol asal menggunakan jepitan rambut, membuat Dava tak bisa mengalihkan pandangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Queen's Life GuardWhere stories live. Discover now