33 - KENANGAN BURUK

13 1 0
                                    

Happy reading



"Mama..." gumam Queenza dalam tidurnya.

Dava menatap prihatin kearah Queenza. Setelah mendengarkam cerita tentang mimpi Queenza tadi, dan menenangkan tangisan gadis itu, akhirnya Queenza tertidur. Dava mengelus lembut punggung tangan Queenza. Menenangkan Queenza agar kembali tidur nyenyak.

Tak ada yang bisa Dava lakukan selain menenangkan Queenza. Queenza mengatakan jika ia merindukan ibu kandungnya. Sementara Queenza saja tak mengetahui secara detail siapa ibu kandungnya.

Dava menghela nafas sambil menyugar rambutnya ke belakang. Tidak adakah yang bisa Dava lakukan untuk kembali membuat Queenza membaik?

✿ ✿ ✿

Cup

Gerald mengecup puncak kepala Queenza. Selanjutnya ia tersenyum dan mengacak lembut kepala sang Adik. "Abang mau ke kampus dulu. Kamu jangan kemana-mana, istirahat di rumah. Kalo butuh apa-apa panggil Bibi. Dengar?"

Queenza tersenyum dan mengangguk berulang kali mendengar serentetan pesan dari Gerald. Abangnya itu benar-benar protektif. "Abang tenang aja. Queen bakalan tidur seharian di kasur dan nggak kemana-mana sampai Abang pulang. Lagi pula, kan, ada Mama."

Gerald mengangguk lalu kembali mengelus kepala Queenza. "Yaudah Abang berangkat dulu. Ingat jangan kemana-mana!" pesan Gerald terakhir kalinya sebelum menghilang di balik pintu.

Hari ini adalah hari keempat Queenza sakit. Di hari ketiga kemarin, dokter sudah mengizinkannya pulang dengan syarat tidak terlalu banyak bergerak dan harus banyak istirahat.

Hari ini juga hari pertama ujian kenaikan kelas dilaksanakan. Dan Queenza terpaksa tidak mengikuti ujian tersebut karena Papa dan Abang tercintanya tidak mengizinkan Queenza masuk sekolah. Alhasil Queenza akan melaksanakan ujian susulan Minggu depan.

Sambil berbaring, Queenza menatap langit-langit kamarnya. Ia memikirkan mimpi yang dialaminya beberapa hari lalu. Sampai sekarang Queenza masih penasaran siapa ibu kandungnya. Queenza ingin bertanya pada Arion atau Merry, tapi ia tak ingin membuat kedua orang tuanya kepikiran.

Ting

Notifikasi dari ponsel Queenza mengalihkan atensinya. Queenza mengambil ponsel untuk mengecek siapa yang mengirimkan pesan. Saat itu juga senyuman terbit menghiasi wajahnya.

Kak Aciel

|Pagi, Queen.
|Hari ini hari pertama ujian kenaikan kelas, ya?
|Semangat!
|Lo pasti bisa.

Pagi, Kak.|
Iya, hari ini hari pertama ujian.|
Tapi aku nggak bisa ikut ujian hari ini.|
Aku lagi kurang sehat, jadinya ikut ujian susulan, deh.|

|Lo sakit?
|Sakit apa?
|Sekarang keadaannya gimana?
|Mau gue anterin obat atau makanan, nggak?

Queenza terkekeh membaca pesan yang Aciel kirimkan. Lihat betapa khawatirnya kakak kelasnya yang satu itu.

Kak Aciel

Nggak usah, Kak.|
Sekarang aku udah mendingan.|
Kakak nggak usah khawatir, heheh|

Queen's Life GuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang