16 - MENYEBALKAN

33 0 0
                                    

Happy reading ♡



Gadis kecil dengan bandana hijau datang berlari ke arah sosok laki-laki seumurannya yang tampak sedang bermain mobil-mobilan di depan sana.

"AXA!!" teriak gadis itu saat sudah hampir sampai pada tujuannya.

Yang dipanggil menoleh ke arah suara. Tampak tak asing. Saat menyadari kehadiran sosok gadis yang akhir-akhir ini ia tunggu, ia tersenyum senang. Gadis itu Queenza.

"Eja!" Dava atau yang Queenza panggil dengan sebutan Axa itu bangun dan menghampirinya.

"Kamu kemana aja? Kamu udah jarang main ke rumah aku!" Ujar Dava kecil. Ia sampai menekuk wajahnya karena kesal pada Queenza yang sangat jarang berkunjung dan bermain ke rumahnya.

Queenza menyengir lebar. Ia menatap Dava dengan perasaan bersalah. "Maaf, ya, Axa..." Queenza melihat Dava yang tetap menekuk wajahnya lantas menyubit pipi laki-laki itu. "Udah dong, jangan cemberut lagi! Nanti Eja pulang nih!!" Ancam Queenza pada lelaki itu.

Dava sontak meraih dan menggenggam tangan Queenza erat agar gadis itu tak bisa pergi kemana-mana. "Eja nggak boleh pergi!"

Meskipun lelaki yang dipanggil Axa itu kesal karena menunggu kehadiran sahabatnya yang tak kunjung datang, tetapi ia juga lega dan senang melihat akhirnya Ejanya itu kembali mengunjungi rumahnya.

Queenza melepaskan cubitannya pada pipi Dava. Ia tersenyum lebar. "Iya! Eja malam ini juga mau tidur di rumah Axa, loh." Ujar Queenza, senang.

Kedua bola mata Dava tampak berbinar mendengarnya. "Seriusan?!"

Queenza mengangguk sebagai jawaban. Hal itu membuat lelaki berumur sepuluh tahun itu girang melihatnya.

"Kalo gitu, ayo kita main, Eja!" Ajak Dava semangat.

Baru saja ingin mengiyakan, suara lembut dari arah pintu membuat keduanya menoleh. "Dava, ayo sini makan dulu! Kamu belum makan dari pagi tadi, loh." Itu suara Reani--Bunda Dava.

Dava menoleh. Segera ia menggeleng dan bersembunyi di belakang Queenza. Reani yang melihat itu menghampirinya. "Queenza sama siapa datengnya?" tanya Bunda Reani tersenyum hangat.

"Tadi dianter supir, Bunda."

"Ohh gitu..." Tatapan Bunda Reani beralih pada anak semata wayangnya yang tengah bersembunyi. "Davano, ayo makan dulu! Atau nanti Queenzanya pulang." Ancam Bunda Reani membuat Dava melotot dan beralih menggenggam lengan Queenza.

Queenza berbalik menatap Dava. Dengan garang ia berkata, "Axa, sana makan dulu! Nanti aku nggak mau temenan samu kamu, nih."

Mata Dava sontak membulat. Ancaman dari kedua perempuan itu tak main-main. Ia tak ingin Queenza pergi. Dengan berat hati ia mengangguk dan berjalan menghampiri Bundanya. "Tapi Eja juga makan, ya?" ujar Dava pelan.

✿✿✿

"Axa..."

Gadis itu bergerak. Ia berusaha membuka matanya yang terasa berat. Saat telah sepenuhnya tersadar, Queenza melihat atap ruangan bernuansa putih. Sedikit bau obat-obatan menyerang indra penciumannya.

Queenza menatap bingung ruangan itu. Seingat Queenza, ia terakhir kali sedang berada di lapangan guna menjalani hukumannya. Queenza sedikit menoleh kesamping, saat itu juga ia sedikit terkejut mendapati sosok lelaki yang tadi sempat bersemayam di mimpinya.

Queen's Life GuardWhere stories live. Discover now