39 - TAKEN

22 0 0
                                    

Happy reading ♡



Queenza menatap langit mendung dari balik jendela mobil Vira. Ia sedang berada di perjalanan menuju rumah sahabatnya itu. Terdengar suara petir disertai kilat di langit hitam itu. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.

Queenza menatap kaca spion tengah untuk melihat sosok yang mengendarai motor di belakang mobil yang ia tumpangi. Itu Davano. Lelaki itu mengenakan helm full face dan jaket hitam. Terlihat sangat keren.

"Udah kali ngeliatinnya, Ja." Suara di sampingnya yang tak lain milik Vira memecah lamunan Queenza. Sedari tadi Vira melihat sahabat manisnya itu terus memperhatikan Dava dari kaca spion.

Queenza menoleh kaget. Semburat merah tipis menyebar di pipi putih bersihnya. "A-aku nggak ngeliat Dava, tuh!" bantah Queenza.

Vira mengangkat sebelah alisnya dengab senyum tipis. Padahal ia tadi tidak merasa mengatakan melihat Dava. Tapi gadis itu tanpa sadar sadar mengakuinya sendiri. "Lo sesuka itu sama dia?" tanya Vira pada sahabatnya itu yang sudah mengalihkan pandangan keluar jendela.

Queenza tak berniat menyahut. Ia mengunci mulutnya rapat-rapat. Hingga terdengar helaan nafas dari Vira, Queenza melirik sekilas. Lalu pandangannya kembali teralih saat rintik hujan mulai turun membasahi jalanan.

"Hujan..." gumam Queenza terus menatao jalanan yang perlahan basah dengan air hujan. Netra itu sedikit melebar kala hujan yang tadinya hanya rintikan kini mengguyur deras. Raut wajah Queenza mendadak khawatir. Gadis itu membuka jendela dan menyembulkan kepalanya untuk menoleh ke belakang. Queenza melihat Dava yang terus mengendarai motornya meski tubuhnya sudah basah kuyup.

"Queen? Kenapa?" tanya Vira saat Queenza berbali dengan berlinang air mata.

"D-Dava... kehujanan," cicit Queenza.

Vira menahan senyumnya. Melihat Queenza yang sedang jatuh cinta sangat menggemaskan. Sahabatnya itu bahkan sampai menangis karena gebetannya kebasahan akibat hujan.

"Ihh, jangan senyum-senyum!" rengek Queenza karena Vira tak mengatakan apapun dan malah tersenyum. Tidak tahukah Vira kalau Queenza sangat takut jika Dava terkena flu karena kehujanan.

Vira menoleh ke belakang. Benar saja, Dava sudah basah kuyup tetapi masih melanjutkan perjalanan. Ia menghela nafas. "Mau gue suruh dia pindah ke sini?" tanya Vira lembut.

"Boleh?" tanya Queenza ragu.

Vira mengangguk sambil tersenyum. "Pak, tolong minggir," ujar Vira pada supirnya. Gadis itu menghidupkan ponsel untuk menghubungi Dava yang juga ikut berhenti di belakang mobilnya.

"Kenapa?" tanya Dava begitu panggilan tersambung.

"Hujannya deras. Lo naik mobil aja."

"Nggak usah."

Vira menoleh pada Queenza yang juga mendengar jawaban Dava. Dengan gerakan perlahan ia mengambil alih handphone milik Vira. "Dava kesini aja, n-nanti sakit," ujar Queenza pelan.

Setelah mendengar suara Queenza, Dava memutuskan panggilan sepihak. Kedua gadis itu menoleh ke belakang. Melihat Dava yang menepikan motornya di tempat yang teduh lalu berlari ke arah mobil, Vira membuka pintu mobil untuk ia keluar. Gadis itu mempersilakan Dava untuk duduk di dekat Queenza, sementaranya dirinya duduk di depan.

Mobil kembali melaju. Queenza menatap Dava yang basah kuyup khawatir. Sementara Dava yang merasakan tatapan mengarah padanya pun menoleh. "Kenapa natap gue gitu?" tanya Dava membalas tatapan Queenza.

Queen's Life GuardWhere stories live. Discover now