22 - SISWA BARU

26 0 0
                                    

Happy reading ♡



Queenza berjalan santai menyusuri koridor sambil sesekali bersenandung pelan. Queenza tersenyum cerah mengingat kejadian semalam. Setelah menceritakan tentang ancaman Audie yang mengganggu pikiran Queenza pada Gerald, kini ia jauh lebih merasa tenang dan aman. Semalam juga Gerald berjanji jika Abangnya itu akan selalu berada disisi Queenza dan melindunginya.

Saat tengah asik berjalan, Queenza merasakan kepalanya ditepuk pelan dari arah belakang. Queenza menoleh penasaran ke arah pelaku.

"Hai, good morning, Queen." Sapa Aciel dengan senyuman manis andalannya.

Queenza membalas senyuman Aciel tak kalah manis. "Pagi juga, Kak Ciel."

Aciel terkekeh mendengar panggilan yang Queenza layangkan padanya. "Ciel? Not bad." Aciel menepuk-nepuk kepala Queenza lembut. Mereka melanjutkan perjalanan menuju ke kelas masing-masing.

Selama perjalanan, Queenza dan Aciel sesekali menyapa siswa-siswi yang ditemui mereka. Banyak juga bisikan-bisikan yang menyapa indra pendengaran mereka.

"Queen sama Kak Aciel pacaran, ya?"

"Aciel ganteng banget, woi."

"Serasi banget, ya, nggak, sih..."

"Akhir-akhir ini mereka tambah deket, deh."

"Dengar-dengar Kak Aciel belum juga nembak Queenza."

"Aaa aku suka Kak Aciel, tapi kalo Kak Aciel jadian sama Queenza, ya, gue ngedukung aja, sih."

Pipi Queenza sedikit merona saat tak sengaja mendengar bisikan tersebut. Aku jadian sama Kak Aciel? Nggak mungkin, deh, kayaknya.

Aciel sesekali melirik Queenza yang sangat menarik perhatiannya. Walaupun tanpa makeup, Queenza tetap terlihat cantik alami. Pipi tembamnya yang begitu chubby membuat Aciel gemas dan sangat ingin mencubitnya.

"Lusa anak kelas sembilan udah mulai ujian." Kata Aciel membuka bahan obrolan. Queenza menoleh kearah Aciel dengan mulut sedikit terbuka. Sangat menggemaskan!

"Ah, artinya Kak Ciel mau hampir lulus, ya?" tanya Queenza.

Aciel berdehem seraya mengangguk.

Queenza kembali menatap ke depan. "Yah... Nggak bakalan ketemu Kakak lagi, deh." Ujar Queenza pelan.

Aciel tersenyum menatap Queenza. "Kita, kan masih bisa janjian buat ketemu."

"QUEENZAAA MY LOPE LOPEEE!" Suara Pio menggelegar dari arah depan membuat semua atensi mengarah padanya.

"Temen lo nggak bisa sehari aja tanpa teriak-teriak apa?" Aciel berujar dengan nada sedikit kesal. Jujur saja, Aciel merasa sangat terganggu dengan suara Pio yang bagai toa.

Queenza meringis pelan mendengar ucapan Aciel. "Duh, maaf ya, Kak. Pio emang gitu orangnya."

Pio menghampiri Queenza diiringi Vira dibelakangnya. Pio menampilkan senyuman lebar penuh semangat. Berbeda sekali dengan Vira yang hanya memperlihatkan senyuman tipis.

Queen's Life GuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang