BAGIAN 3 [MAKAN]

6.9K 705 13
                                    




°°°


Hari ini adalah hari yang cukup melelahkan bagi mama. Banyak sekali pelanggan bakso dan mi ayam nya yang datang hari ini, untungnya rasa lelah tersebut kini akhirnya terbayar.

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, namun dirinya masih tetap berada di warung makan sambil membereskan beberapa piring mangkuk yang sudah kotor.

Mama hanya memiliki satu karyawan, dan saat ini karyawan nya itu tengah mengalami sakit. Terpaksa mama harus melakukan semua ini sendirian.

Rasa lelahnya terbayar dengan uang yang ia dapatkan kali ini. Memang benar kata pepatah jika usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.

Setelah selesai menutup warungnya, wanita itu lantas segera berjalan menuju ke rumahnya. Satu yang ada dipikiran nya saat ini adalah si sulung. Tadi ia sempat mendapat telepon dari dosen anaknya itu jika putra sulungnya tiba-tiba saja jatuh dari atas tangga, dan hal itu tentunya membuat mama panik.

Untungnya tadi Nana sudah memberitahu dirinya jika sang kakak sudah baik-baik saja, bahkan sekarang sudah pulang dari rumah. Rasanya sedikit lega, namun perasaan khawatir masih terdapat di hatinya.

Wanita itu berniat membuatkan bakso hangat untuk putranya. Semoga saja ketika ia pulang Jeffin sama sekali belum tidur.
Wanita itu tadi sengaja menyisihkan satu mangkuk bakso untuk putranya, biasanya hal itu yang sangat Jeffin nantikan ketika mama pulang dari warung makannya.

Jarak rumah dengan warung makan miliknya tidak terbilang jauh, bahkan hanya dengan berjalan kaki saja sudah mampu membuatnya sampai ke tempat tujuan dan tentunya tidak memakan waktu yang panjang.


°°°


Nana tengah memakan sebuah mi instan yang bahkan sudah menjadi makanan nya sehari-hari. Jujur saja ia cukup bosan dengan menu itu, entah mengapa mama hanya menyediakan banyak sekali mi instan di dalam lemari, dan kebanyakan yang memakan makanan tersebut hanyalah dirinya.

Jeffin sering mendapatkan makanan dari luar yang pastinya mama lah yang membelikannya. Sedangkan kedua orang tuanya juga sama, mereka kebanyakan makan diluar bahkan Nana hampir tidak pernah melihat keduanya makan dirumah. Keluarga mereka jarang sekali makan bersama, berbeda dengan keluarga kecil pada umumnya.

Pemuda itu memandangi makanannya dengan tidak selera. Lama-lama ia juga bisa bosan jika harus memakan mi instan tiap hari. Bukan hanya itu, Nana tahu jika mi instan bukanlah makanan yang baik untuk sering dikonsumsi.

Namun karena dirumah hanya terdapat makanan tersebut, dirinya bisa apa? Mungkin sambil sedikit menghemat mama membeli makanan tersebut. Makan ayam saja ia sudah jarang.

Ayah biasanya pulang paling lambat jam delapan malam. Mungkin hari ini pekerjaan sang ayah juga banyak karena di jam yang sudah menunjukkan pukul 19.14 mobil ayah sama sekali belum terlihat di pekarangan rumahnya.

Jika bisa maka Nana akan meminta satu kali saja makanan yang lain. Mau itu sayuran sekalipun ia tidak masalah. Dirinya tahu jika terus mengonsumsi mi instan ini dapat membuat perutnya sakit.

Nana menyimpulkan hal itu karena ia pernah mengalaminya, dulu.

Saat tengah sibuk dengan makanannya, tiba-tiba saja suara mama terdengar menggema diseisi ruangan. Tidak biasanya mama akan pulang selarut ini.

Forgotten Nana [END]✓Where stories live. Discover now