BAGIAN 42. [MATI RASA]

3.8K 430 16
                                    


°°°


Ira sudah tak habis pikir dengan semua yang baru saja dikatakan oleh sang dokter setelah ia memeriksa putranya.

Bagaimana tidak, mereka berdua baru saja mendengar kabar yang tak jauh buruk dari beberapa kabar buruk lainnya. Jeffin telah mengidap suatu penyakit baru yang bernamakan sirosis. Hal itu tentu saja membuat keduanya tak habis pikir, terlebih lagi ketika mereka melihat ada sebuah obat yang entah Jeffin mendapatkannya dari mana.

Apakah benar jika putranya selama ini sering mengonsumsi obat-obatan yang bukan rekomendasi dari dokter? Jika itu benar maka tentu saja Ira maupun Agung akan sedikit merasakan kecewa dengan putranya itu yang memang mengundang penyakit didalam tubuhnya sendiri.

Malam ini mungkin keduanya harus terjaga dirumah sakit untuk mendapatkan konfirmasi dari dokter lagi. Mereka harap jika penyakit sirosis itu hanyalah kesalahan diagnosa saja. Sungguh mama belum siap ketika melihat putranya itu mengidap berbagai macam penyakit diusianya yang masih terbilang muda.

Tidak peduli dengan waktu yang menunjukkan pukul dua dini hari. Masing-masing dari kedua orang itu sama-sama memiliki pikiran yang kalut. Pemikiran negatif itu terus bermunculan di otak membuatnya tak dapat tidur untuk malam ini.

Kenyataan apalagi yang akan dokter sampaikan? Tidak puaskah dunia membuat penderitaan putranya cukup sampai disini? Bahkan saja disaat mereka sudah dapat beraktivitas seperti biasa, menjalankan hari-hari mereka seperti biasa, kini malah sebuah kenyataan lagi telah terungkap.

Ayah memegangi kepalanya frustasi. Pria itu sudah tak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh putra bungsunya. Bagaimana bisa Nana melakukan semua itu? Bahkan ketika hal seperti ini belum terjadi, sebelumnya pria itu juga mendengar suara keras yang berasal dari kamar kedua putranya.

Tanpa berpikir panjang, Agung bisa menyimpulkan jika memang Nana lah yang membuat semua keadaan menjadi seperti ini. Jika saja pria itu sudah sampai dirumah, sungguh ia tak akan pernah bisa memaafkan putranya itu. Amarahnya telah tertanam dilubuk hatinya, tak dapat lagi ia menahan semua emosinya itu.

Sedangkan mama juga tak kalah terkejut, terlebih lagi ketika melihat putranya yang sudah tergeletak diatas pangkuan Nana yang tengah mencoba untuk membangunkan Jeffin.

Wanita itu memiliki pemikiran yang sama dengan suaminya.

Entahlah, memikirkan semua ini mampu membuat mereka dilanda dengan kesetresan. Hanya satu yang ditakutkan, jika saja suatu hari nanti Jeffin, anak yang mereka rawat dari bayi hingga dewasa itu telah berpulang, benar-benar dalam artian pulang. Maka keduanya sungguh tak akan pernah memaafkan putra bungsu mereka.




°°°



Malam ini sebuah kekhawatiran mampu menghantui seorang pemuda yang tengah meringkuk di sebelah ranjangnya.

Pikiran mengenai sang kakak tertanam di kepalanya, ia sudah tak habis pikir dengan malam ini. Mengapa semuanya terjadi begitu saja? Nana tidak tahu kenapa secara tiba-tiba kakaknya terjatuh dan sudah tak sadarkan diri.

Sungguh dirinya sama sekali tak pernah melayangkan pukulan sekali pun ke wajah maupun area tubuh lainnya kepada sang Abang. Nana tahu bagaimana menjaga anggota tubuhnya agar tidak menyakiti orang yang lebih tua. Ia tahu batasannya.

Forgotten Nana [END]✓Where stories live. Discover now