BAGIAN 41. [KEMARAHAN AYAH]

3.5K 392 17
                                    


Double up nya frend^^





°°°

Malam ini sepertinya ia juga tidak dapat tidur dengan nyenyak. Nana masih menunggu sang kakak untuk segera pulang dari kampusnya. Pemuda itu masih belum berani untuk menghubungi kakaknya karena kejadian pagi tadi.

Jika bisa ia ingin segera meminta maaf secara langsung. Nana takut jika kakaknya tak dapat lagi meluangkan waktu untuknya. Ia juga takut jika nantinya sang kakak juga ikut membenci dirinya sama seperti kedua orang tuanya yang kini memilih untuk membuat jarak dari Nana.

Seharian ini pemuda itu sama sekali tidak memegang ponselnya. Bukan karena malas atau apa, hanya saja kepalanya langsung pusing ketika melihat layar yang bercahaya dari tempat tersebut.

Entah mengapa ia semakin sering sakit kepala seperti itu. Ketika mencoba mengingat, menghafal, bahkan juga saat ia ingin tidur rasa pusing itu bahkan tidak ingin pergi.

Setelah tidur saja, kepalanya langsung berdenyut. Entah ia juga tak tahu apakah itu adalah faktor dari kekurangan darah, atau gejala lainnya karena pergerakan secara tiba-tiba.

Nana tidak akan pernah memikirkan hal buruk yang mengenai dirinya. Pemuda itu tetap berpikir positif jika sudah mengenai kesehatan nya. Memang akhir-akhir ini dirinya juga sering merasakan perut yang sakit dan panas, rasa panas itu bahkan bisa menaik hingga kedadanya, membuat dirinya cukup kesulitan jika tertidur dalam posisi terbaring.

Setiap hari apakah ia harus tertidur dalam posisi duduk yang tentunya kurang mengenakan itu? Pemuda itu berpikir, jika dilatih secara setiap hati mungkin dirinya akan terbiasa tidur dalam posisi seperti itu.

Nana menatap baris-baris huruf yang terdapat di atas kertas buku yang kini berada dihadapannya. Pemuda itu mencoba untuk menghafal rumus fisika dan juga beberapa materi lainnya.

Sudah tak ada lagi waktu bermain karena kini ujian sebentar lagi akan akan terlaksanakan, tepatnya pada hari Senin esok.

Nana bingung, jangan sampai ia tak dapat menghapal materi yang diberikan oleh sang guru. Jika berusaha pastinya ia dapat dengan mudah mengingat semua pelajaran tersebut.

Pemuda itu menggelengkan kepalanya guna menghilangkan bayangan dan pikiran yang akhir-akhir ini sering mengganggunya. Nana segera mengambil kembali ponselnya guna mencari tahu sebenarnya apa penyebab dirinya lupa, dada yang sering terasa panas, dan juga penyebab mimisan setiap harinya diinternet.

Nana harap jika hal itu hanyalah sifat pelupa yang dapat di wajar kan walaupun memang dirinya sedikit ragu dengan kesimpulannya tersebut.

Dinyalakannya sebuah benda pipih tersebut, lantas Nana langsung mengaktifkan data seluler dan tidak perlu menunggu lama, sebuah notifikasi dari ponselnya itu terpampang jelas di status bar miliknya.

Pemuda itu mengerutkan keningnya disaat ia membaca sebuah nama yang tak lain adalah sahabatnya. Tanpa berlama-lama Nana langsung membuka pesan yang baru saja dikirimkan oleh temannya.

Jendral

|Na, abnglu udh kerja?
20.15

Huruf itu adalah yang terpampang jelas di ponselnya. Nana mengerutkan keningnya mencoba untuk mencari tahu maksud dari Jendral, walaupun sebenarnya ia sudah tahu apa pesan yang diketikan temannya beberapa jam yang lalu.

Forgotten Nana [END]✓On viuen les histories. Descobreix ara