62. Jodoh Pasti Bertemu

8 2 0
                                    

~Jika aku bukan jalanmu. Ku berhenti mengharapkanmu. Jika aku memang tercipta untukmu. Ku 'kan memilikimu. Jodoh pasti bertemu~

***
Demi menyenangkan istri tercinta, akhirnya Robet mengajaknya bulan madu di luar negeri. Tepatnya di perancis. Sebelum berangkat, Hilda menyerahkan beberapa wisata yang ingin ia kunjungi, diantaranya; menara eiffel, sungai seine, jembatan gembok cinta atau pont des arts, dinding cinta atau Le Mur des Je T'aime, mobil 2cv, musium louvre, dan Jardin du Luxemburg atau taman bunga.

"Ngidamnya banyak amat," goda Robet sambil mengendarai mobil menuju bandara.

Sebelumnya mereka sudah berpamitan pada orang tua. Mereka mendoakan semoga Robet dan Hilda berhasil beribadah dengan penuh cinta di malam jum'at. Mereka saling tersipu. Jantung berdetak sudah tak menentu membayangkan akan beribadah penuh cinta di malam hari.

"Memang itu yang aku idamkan, sayang," kata Hilda sambil menyengir. Duduk di sampingnya. Robet tersenyum menatap wajahnya. Sesekali, ia menggenggam tangannya erat.

Hari ini menjadi hari yang tak akan bisa mereka lupakan. Meninggalkan keluarga, teman, dan rekan kerja demi beribadah bersama sang istri tercinta.

Semenjak Robet menikah lagi, segalanya berubah. Baik dari keluarga sampai teman-temannya. Rekan kerja kapten Richard telah memenjarakan geng mafia sampai lima tahun tiga bulan. Sementara Tuan Darwin yang sudah empat tahun di penjara akan diringankan juga menjadi lima tahun tiga bulan. Maunya di penjara seumur hidup, tapi karena selama di penjara Tuan Darwin berubah drastis menjadi lebih agamis maka dengan kerendahan hati, ia akan meringankan masa tahanannya. Begitu juga dengan Arman dan Irma.

Sudah lama ayah Arman tidak mengunjungi karena harus menjaga istrinya yang masih struk. Maka, untuk hari ini, ia akan mengunjungi Arman. Mumpung istrinya dibawa ke rawat inap intensif. Dengan membawa bekal tidak hanya untuk Arman tapi juga Irma, ia masuk ke kantor polisi.

"Ada yang bisa saya bantu?" Petugas lapas menanyakan.

"Saya ingin bertemu dengan Arman dan Irma."

"Baik, tunggu sebentar."

Petugas lapas masuk ke sel tahanan membawa Arman dan Irma. Tidak berselang lama, petugas lapas mengiring Arman dan Irma. Betapa kagetnya ayah Arman. Ketika melihat Arman mencukur kumisnya. Memotong rambutnya sangat pendek. Makin agamis, dia juga memakai peci. Ayah Arman terperangah menatapnya. Sampai ia berdiri terdiam terpaku. Arman membalasnya tersenyum lalu menjulurkan tangannya bersalaman. Ayah Arman menerimanya. Arman mengecup punggungnya.

"Assalamualaikum, yah." Sambil terus menunjukkan senyumannya. Berganti menatap Irma, ia juga tersenyum kepadanya.

"Waalaikumsalam."

Arman kemudian duduk. Disusul Irma dan ayah Arman duduk.

"Ini ada makanan untuk kalian. Maaf ya ayah cuma bawa ini saja," ucap ayah Arman memberikan rantang makanannya.

"Tidak masalah yah. Aku senang ayah bisa kesini."

"Alhamdulillah. Bagaimana kabarmu di lapas?"

"Alhamdulillah baik yah. Kalau kabar ayah? Terus ibu?"

"Ayah Alhamdulillah. Ibu masih dirawat di rumah sakit. Sekarang sudah sedikit bisa berbicara. Katanya dia pengen banget ketemu kamu."

Arman tertegun.

"Doakan saja yah aku secepatnya bisa di bebaskan. Tuan Darwin saja hukumannya diringankan. Kurang satu tahun lagi dia dibebaskan yah."

"Iya, ayah akan selalu mendoakanmu."

Misi Bertemu Cinta [REVISI PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang