1✔️

40.7K 2.6K 47
                                    

Seorang remaja berusaha membuka matanya, hingga cahaya matahari masuk ke retina matanya ia mengedipkan matanya beberapa kali hingga terbiasa dengan cahaya yang masuk ke dalam matanya.

Ia duduk dan melihat sekitar hingga ia menyadari bahwa ia menggunakan alat bantu pernafasan, dan infus di tangan kanannya.

'Ini yg ke 15' batin remaja tersebut.

Ceklek

Pintu terbuka remaja tersebut masih diam dengan pandangan mata yang kosong.

"Ya ampun, akhirnya kau bangun juga" Seorang wanita paruh baya berjalan mendekatinya dengan seorang pria paruh baya.

'Mereka ortu tubuh ini? ' batinnya, yang sedang di peluk oleh wanita tadi dengan menangis tersedu sedu.

"Siapa? " Tanyanya dengan suara serak.

Wanita tadi melepaskan pelukannya dan menatap remaja di depannya dengan sedih sedangkan pria tadi menekan tombol yang ada di samping brangkar remaja tersebut.

Tak lama datanglah dokter dan dua orang perawat.

"Permisi nyonya biarkan saya memeriksa tuan muda" Ucap dokter tersebut.

Dokter langsung memeriksa remaja yang hanyanya diam sedari tadi, setelah beberapa menit dokter tersebut akhirnya selesai memeriksa remaja tadi.

"Bagaimana keadaan anak saya? " Tanya pria tadi yang sedang menenangkan istrinya.

"Keadaan tuan muda sudah membaik, dan seperti yang saya katakan tuan muda mengalami amnesia karena benturan yang membuat memori ingatannya hilang. Untuk sekarang tuan muda hanya perlu istirahat selama beberapa hari" Ucap sang dokter.

"Begitu, pergilah" Ucap pria itu dengan datar.

"Kalau begitu saya permisi" Dokter tadi pergi dengan kedua perawat yang tadi membantu melepaskan alat bantu oksigen.

"Kau ingat namamu? " Tanya pria itu dengan datar.

"Kau tuli, dokter bilang dia hilang ingatan mana mungkin dia ingat" Ucap sang istri menatap pria tadi dengan jengkel.

"Tidak" Jawab remaja itu seadanya.

"Nama mu adalah Zelciel Regan Viktor, saya adalah ibumu Sendy Viktor dan pria itu adalah ayahmu namanya Deral zendri viktor" Ucap Sendy dengan lembut namun ketika mengenalkan Deral ia mengucapkannya dengan sinis.

"Oh,panggil aku mama dan dia papa" Ucap Sendy mengelus surai Ciel dengan lembut.

"Sekarang ayo makan" Ucap Sendy.

"Aku ingin tidur" Ucap Ciel.

"Baiklah setelah itu makan ya, mama dan papa akan keluar" Ucap Sendy.

Ciel mengangguk dan berbaring di kasurnya sedangkan Sendy keluar dengan menarik tangan Deral agar tak menganggu tidur sang anak.

Ciel yang melihat keduanya sudah keluar kembali duduk dan melamun memikirkan seperti apa hidupnya untuk kali ini.

'Semoga saja kehidupan yg kali lebih baik dari sebelumnya' batin Ciel menatap jendela yang memperlihatkan gedung gedung yang menjulang tinggi.

Dia berharap bisa hidup dengan damai untuk kali ini,hati nya sudah kosong entahlah sebelumnya ia adalah pemuda yang terlahir dari hasil eksperimen yang di lakukan oleh beberapa ilmuan.

Dia mati ketika menjalankan misi lalu hidup lagi sebagai seorang mahasiswa jurusan kedokteran dan menjadi dokter lalu mati karena terlalu banyak bekerja dan hidup lagi.

Seperti itulah ia bahkan pernah menjadi gembel, seorang polisi, aktor, guru, anggota mafia, hacker dll, dan mati dengan cara yg berbeda beda, meski dia tidak percaya dengan hal demikian tapi dia mengalaminya sendiri dan berulang kali.

Ya itu sudah berlalu dan sekarang ia terbangun di tubuh seorang remaja yg mengalami koma akibat kecelakaan.

'Ukh, mataku sakit tidur sebentar pasti hilang' batinku lalu tidur

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Ciel bangun dari tidurnya ia kemudian menatap sekeliling dan pandangannya tertuju pada jam dinding yg menunjukkan pukul 18.30 malam.

Ciel melihat ada seorang pemuda duduk membelakangi nya, ia berusaha duduk dengan memegang kepalanya yang terasa sedikit pusing.

"Uhg" Gumam Ciel yang terdengar oleh pemuda tersebut.

Ia menoleh dan mendapati Ciel yang sudah bangun dengan memegang kepalanya, ia kemudian mendekat dan membantu Ciel untuk minum.

"Sudah membaik? " Tanya pemuda tersebut, Ciel mengangguk sebagai jawaban ia tidak kenal pemuda ini.

"Siapa? " Tanya Ciel dengan nada datar.

"Ternyata benar ya, aku kakak pertama mu Gevano Putra viktor" Ucap Vano memperkenalkan diri.

"Tunggu sebentar aku akan memesan makanan untukmu" Vano kemudian mengambil handphone nya di saku dan menelpon seseorang.

"Belikan aku bubur, susu dan roti antarkan ke kamar Ciel"

"..."

"Cepat"

Vano mematikan telepon tadi dan menoleh ke arah Ciel yg menatap ke jendela dengan datar, mata sayu nya terlihat redup dan pandangan yang kosong terlihat seperti tidak memiliki semangat hidup.

"Ciel" Panggil Vano menyadarkan Ciel dari lamunannya.

"Kau benar benar tidak ingat apa pun? " Tanya Vano dengan ragu.

Ciel memiringkan kepalanya ke kanan dan mengangguk singkat lalu melirik tangannya yang masih di infus.

"Benda ini boleh di lepas? " Tanya Ciel memperlihatkan tangannya yang di infus.

Vano melirik kantong infus yg sudah sedikit "tidak, kamu harus menghabiskan cairan di dalamnya dulu" Jelas Vano, Ciel mengangguk mengerti.

Sebenarnya ia sudah tau bahwa infus yang ada di tangannya belum boleh di buka sebelum cairan infusnya habis, hanya saja ia sedang berakting untuk menyakinkan mereka bahwa dia benar benar tidak ingat semuanya.

Ceklek..

"Tuan saya membawakan makanan anda" Ucap seorang bodyguard.

Bodyguard tersebut mendekat dan memberikan kantong kresek berisikan bubur dan roti lalu pergi keluar.

"Nah makan" Vano menyodorkan bubur untuk Ciel.

Ciel menerima bubur tersebut dan memakannya dengan malas,bubur ambar yang sangat tidak enak.

"Sudah" Ciel menolak bubur yang di suap kan oleh Vano.

Vano meletakkan bubur yang masih sisa setengah dan memberikan minum Kepada Ciel yang di Terima dengan baik olehnya.

Ciel meminum hingga tinggal setengah dan memberikan gelas tadi ke Vano lalu mengalihkan pandangannya melihat langit malam yang terang karena lampu gedung yang menyala.

Ia kemudian menatap Vano yang sedang berkutik dengan laptop di sofa yang tak jauh dari tempatnya, lama kelamaan ia merasa kantuk menyerangnya hingga akhirnya ia memilih tidur.

»»----><----««»»----><----««

Yahho~

Semoga suka ama ceritanya sekian Terima kasih!!

(*'︶'*)♡Thanks!

KEHIDUPANKU YG KE 15 [END] Onde histórias criam vida. Descubra agora