18

10.1K 1.2K 17
                                    

Tok! Tok!

"Tuan muda, waktunya makan malam" Ucap Henry di depan kamar Ciel.

Hening tak ada jawaban Henry menghela nafas sejenak, ia kembali mengetuk pintu kamar di depannya agar sang empu bangun, ia tak bisa masuk karena pintu kamar di kunci olehnya dari dalam.

Ciel yg tertidur merasa terganggu oleh ketukan tersebut, ia dengan kesal bangun dan berjalan membukakan pintu lalu kembali ke kasur untuk tidur, ia hanya membuka kunci kamar.

Ceklek

Henry masuk ke dalam, ia melihat Ciel yg tertidur dengan setengah badannya berada di kasur setengahnya lagi di lantai, melihat hal tersebut Henry hanya bisa mengelengkan kepalanya sebelum akhirnya membangunkan Ciel untuk makan malam.

"Tuan muda, bangun" Henry menepuk pipi Ciel beberapa kali.

"Hmm" Hanya gumaman tak jelas yg ia dapatkan, namun Henry tak menyerah ia kembali membangunkan Ciel.

"Tuan muda" Henry sedikit mengguncang bahu Ciel.

Ciel membuka sedikit matanya dan melirik ke arah Henry di sebelahnya "Tuan muda waktunya makan malam, anda harus turun" Ucap Henry begitu Ciel membuka mata.

"Di kamar saja" Balas Ciel merubah posisinya menjadi duduk.

"Hari ini anda harus makan bersama keluarga yg lain, tuan muda" Henry membereskan tempat tidur Ciel yg sedikit berantakan.

"Oke" Ciel pasrah ia ke kamar mandi dan mencuci wajahnya.

Setelah selesai Ciel dan Henry menuju lantai bawah lebih tepatnya ruang makan, sampai di bawah ternyata semua sudah berkumpul.

Ciel segera duduk di samping Deral karena di sana kursi yg masih kosong, makan malam di mulai dengan tenang dan damai hanya ada suara dentingan sendok yg beradu dengan piring.

Selesai makan malam mereka berkumpul di ruang tengah, beberapa ada yg duduk di atas sofa dan beberapa lagi ada yg duduk di karpet berbulu.

Ciel duduk di bawah bersandar pada sofa yg di duduki oleh Vano, ia mengantuk padahal baru beberapa menit lalu ia terbangun dan sudah mengantuk, Vano mengelus kepala Ciel membuat sang empu semakin mengantuk.

'Akhir akhir ini aku sering tidur, mungkin karena lelah atau mataku terkena virus kantuk? ' batin Ciel bertanya tanya

Tak tahan dengan rasa kantuknya akhirnya Ciel berdiri dan pamit menuju kamarnya "aku ke kamar" Ucapnya dan pergi meninggalkan ruang tengah.

"Kalian pergilah tidur, sudah malam" Ucap Rosa pada Kenan dan Ferla.

"Aku ke atas" Ujar Ethan dan meninggalkan ruang tengah menuju kamarnya, di susul oleh Kenan dan Ferla yg pergi ke kamar.

Ruang itu terasa sunyi setelah kepergian anak cucu mereka tak lama John yg paling tua di sana buka suara.

"Bagaimana perkembangannya? " Tanya John kepada Deral.

"Sedikit, sifatnya masih sama saja" Jawab Deral di angguki oleh Sendy.

"Huft.. Padahal ku harap ada perkembangan lebih" Ujar Selvira memijit pelipisnya.

"Menurut ibu, bagaimana sifat Ciel yg sekarang? " Tanya Hendrik membuat Selvira berpikir sejenak.

"Ibu rasa sifatnya sudah mulai sedikit terbuka, jika dulu dia hanya akan ikut sarapan bersama sekarang-" Ucapan Selvira terpotong oleh ucapan Sendy.

"Maaf ibu, tapi aku rasa Ciel ikut makan bersama kita tadi untuk menghargai kalian, mungkin" Ucap Sendy lirih di akhir.

"Eh?! " Kaget Rosa

"Bagaimana menurutmu Vano? " Tanya Defron, membuat Vano tersentak.

"Hm.., tidak jauh beda dengan pendapat mama" Jawab Vano seadanya.

"Serena, Andra bagaimana? " Tanya Deral.

"Aku sependapat dengan Vano, Ciel biasanya makan malam di kamar dan hari ini ia makan bersama kita mungkin untuk menghargai saja" Jelas Serena di angguki oleh Andra.

"Sudah malam, besok kita akan bicara lagi aku ingin tau bagaimana kehidupan sekolahnya" Ucap John menyudahi percakapan mereka.

"Kembali lah ke kamar kalian masing masing" Lanjut Selvira menyusul suaminya John.

Akhirnya percakapan tadi berakhir tanpa tau ada seseorang yg tidak sengaja mendengar percakapan mereka, setelah percakapan itu selesai dia segera meninggalkan tempat sembunyi nya tadi.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Pagi telah datang Ciel sudah berada di meja makan terlebih dahulu, hari ini ia piket pagi dan akan berangkat lebih pagi, ia menyelesaikan sarapan dan segera menuju garasi mengambil motornya.

'Aku sudah bilang kepada Henry, jadi tidak ada yg perlu di khawatir kan' batin nya selama berada di perjalan.

Ciel memarkirkan motornya begitu sampai, ia membuka helm dan segera beranjak dari sana, masih pagi dan sekolah terlihat sepi hanya ada beberapa murid yg piket dan OSIS yg sudah datang.

Sampai di kelas, ya seperti yg di bayangkan nya kelas yg berantakan dengan meja yg tidak tersusun, haaah jika bukan peraturan kelas ia tak akan melakukannya.

Ciel mulai menyapu setelah selesai ia menyusun meja dan kursi yg berantakan lalu membersihkan papan tulis, setengah jam akhirnya ia selesai dengan semua pekerjaannya.

Ciel duduk di bangkunya dan menidurkan kepalanya di meja, karena kelelahan ia tidak sadar sudah tertidur tak lama sekolah mulai ramai.

Di parkiran terlihat Ethan bersama temannya, wajahnya terlihat lebih buruk dari biasanya membuat temannya yg lain terheran heran.

"Lo kenapa? pagi pagi gini, wajah lo gak enak di lihat tau" Celetuk
Nanta yg datang bersama sahabatnya Amanda.

"Tumben bangat kalian datang jam segini" Ujar Manda.

"Biasanya juga datang jam segini" Sahut Rendi.

"Jadi, lo kenapa? wajah lo bikin orang lain takut" Ucap Dean melanjutkan ucapan Nanta tadi.

"Gak ada" Jawab Ethan dingin memalingkan wajahnya ke arah lain.

Ethan tak sengaja melihat motor Ciel yg terparkir di tempat biasanya, segera ia pergi meninggalkan temannya yg terlihat bingung.

"Ethan kenapa dah" Ujar Rendi.

"Tumben Ethan gak bareng kak Ciel" Gumam Bara terdengar oleh Gerald.

"Hm, ya" Sahut Gerald di sampingnya.

"Kelas yok" Ajak Manda di ikuti yg lainnya.

»»————><————««»»————><————««

Yahho~

Maaf ya kalau bosan, habis ini kita bakal masuk ke konflik nya.

See you
(*´︶'*)♡Thanks!

KEHIDUPANKU YG KE 15 [END] Where stories live. Discover now