30

6K 686 15
                                    

Pagi hari Ciel terbangun karena mendengar suara berisik, ia membuka matanya dengan perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

"Hmp, terserah gue dong opa juga gak marah"

"Paling juga sebentar, dua bulan lagi kan lo mau balik ke Amerika"

"Huh? Kata opa kita bakal tinggal di sini"

"Hah?! Kalau iya pasti bakal kumpul kemarin malam, bodoh"

Ciel menatap pertengkaran di depannya dengan datar, sepupu dan adiknya ini tidak bisakah mereka akur sebentar mereka sedang
erada di ruang rawatnya.

"Ekhm! " Keduanya menoleh, mereka terlihat terkejut melihat Ciel yang sudah bangun dengan aura yang tak mengenakkan.

"Ahaha, kakak mau minum? " Ethan dengan segera mengambilkan segelas air lalu memberikannya kepada Ciel.

Ciel yang memang haus menerimanya, selesai minum ia menatap keduanya seolah meminta penjelasan.

"Hehe, maaf kak" Keduanya menatap Ciel dengan nyengir.

Kenan menekan tombol di samping ranjang Ciel, ia kemudian tersenyum kecil melihat wajah Ciel yang mulai berwarna tidak seperti hari hari sebelumnya yang selalu pucat dengan mata kosong.

Ethan terlihat sibuk menjelaskan alasan mereka bertengkar Ciel hanya diam mendengarkan, pandangan nya lurus ke wajah Ethan yang terlihat gugup di tatap oleh Ciel seperti sedang mengincar mangsanya.

Ceklek

Pintu terbuka masuklah Heros bersama Defron yang memang masih di rumah sakit, ia tidak pulang karena terlalu lelah dan memilih menginap di ruangan Heros sekalian memantau keadaan Ciel.

Ethan berhenti bercerita ia terlihat bingung siapa yang memanggil Heros ia kemudian menatap Kenan yang terlihat santai dengan ponselnya, setelahnya ia menuju sofa dan duduk di sana memperhatikan Ciel yang sedang di periksa Heros.

"Ada yang sakit? " Tanya Heros mengeluarkan alat kedokteran nya.

Ia baru saja duduk tapi sudah harus bekerja kembali, Defron di sebelahnya terlihat acuh walaupun dalam hati ia tertawa.

Ciel menunjuk kepalanya yang sedikit pusing, Heros mengangguk ia kemudian menarik Defeon dan meletakkan tangan besar defron di kepala Ciel.

"Udah mendingan? " Heros mengelus kepala Ciel dengan tangan Defron yang ia kendalikan, alasannya karena capek mau ngeluarin resep obat.

Ciel dengan polos mengangguk mengiyakan, Defron yang bingung dengan kejadian itu terlihat masih mencernanya, begitu juga dengan Ethan dan Kenan yang sedari tadi memperhatikan ketiganya.

"Nah, kalau begitu saya izin keluar sarapan anda akan di antar oleh perawat" Heros membereskan peralatannya dan berjalan menuju pintu.

Bersamaan dengan itu Deral datang bersama yang lainnya, Heros sedikit membungkuk lalu berlalu pergi meninggalkan keluarga Viktor yang kebingungan.

Tak peduli dengan hal tadi mereka masuk dan duduk di sofa memperhatikan Ciel yang sedang menikmati elusan di kepalanya, Sendy mendekat dan duduk di samping ranjang Ciel.

Defron berhenti mengelus kepala Ciel dan memilih duduk di sofa bersama yang lain, Ciel membuka matanya ia sedikit terkejut karena ruangannya sudah di penuhi oleh keluarga Viktor.

"Kamu lapar? " Sendy mengelus tangan Ciel yang tidak di infus dengan lembut.

"Ya" Ciel mengangguk pelan.

Tak lama datanglah seorang pelayan mengantarkan sarapan untuknya, Ethan mengambil nampan yang di berikan suster tadi lalu memberikan pada Sendy.

Sendy mulai menyuapi Ciel yang di terima dengan baik oleh nya, keluarga yang lain sedang berunding di sofa entah apa yang mereka bicarakan ia tidak peduli.

Pandangannya beralih pada jendela sama seperti hari sebelumnya pria mencurigakan yang ia yakini bawahan si Kendrick itu, ia pun mulai pura pura memasang wajah lemas dan postur tubuh yang akan muntah.

"Dek,cepat ambil tisu sama wadah" Ucap Sendy panik, Ethan dan Kenan segera mengambil wadah untuk muntah dan tisu.

Mereka segera memberikan pada Sendy, Ciel segera memuntahkan bubur yang ia makan tadi.

"Ugh.. " Sendy membersihkan mulut Ciel dengan tisu, lalu memberikan segelas air.

'Acting ku cukup bagus, hm gak salah juga dulu jadi aktor' Ciel melirik ke arah jendela, lalu kembali fokus ke depan.

Mata sayunya menatap Kenan yang sedari tadi memperhatikannya, ia yakin bahwa Kenan juga melihat ke arah jendela dengannya tadi, senyum kecil terbit di bibirnya membuat Kenan yang memperhatikannya tersentak.

'Apa ada sesuatu di sana' Kenan mendekat ke arah jendela.

Belum sampai di sana ia di kejutkan oleh notifikasi ponselnya, ia segera membuka ponselnya dan mematikan notifikasi. Ethan berusaha menahan tawanya melihat raut wajah Kenan yang terlihat lucu olehnya.

"Pftt.. " Kenan menatap Ethan yang membelakangi nya, badannya yang bergetar memperjelas jika ia menahan tawanya.

"Diam lu" Sinis nya dan kembali menyimpan ponsel miliknya.

"Hahahaha" Tanpa mendengar kan ucapan Kenan Ethan pun tertawa membuat Kenan semakin emosi.

"Keselek tau rasa lu" Kenan memilih duduk di samping ranjang Ciel dan mengurungkan niatnya tadi.

Ciel yang melihat itu berdecak kesal dalam hati ia mengumpati notifikasi Kenan tadi, sudah lah lebih baik ia makan buah untuk menyegarkan pikirannya.

"Ekhm" Mereka menoleh ke arah John yang duduk di sofa.

"Kita akan pindah ke mansion utama dan akan tinggal di sana" Ucap John, setelah mendapat perhatian keluarganya.

"Sekolah kami bagaiman? " Tanya Ethan, ia masih tidak percaya dengan ucapan Kenan tadi.

"Kenan dan Ferla akan pindah ke sekolah mu" Ucap Hendrik, Kenan tersenyum senang berbeda dengan Ethan yang terlihat tak suka.

Maksudnya tadi, sekolah mereka menyediakan tingkat sekolah dari sekolah dasar, menengah pertama dan menengah atas, dan Kenan akan masuk sekolah menengah atas Ferla sekolah dasar.

"Baiklah, bagaimana dengan kondisi Ciel? Apa kamu berhasil menemukan penawar racunnya Defron? " Tanya Vira.

"Kondisinya sudah membaik, kami berhasil menemukan penawar racunnya. Penawarnya akan di suntikkan lagi besok karena racun di tubuh Ciel sudah menyebar hampir ke seluruh tubuhnya" Jelas Defron, mendapat anggukan dari mereka.

"Apakah ia sudah boleh untuk pulang? " Tanya Vano.

"Kita lihat perkembangan nya, jika sudah semakin membaik ia bisa sudah boleh pulang" Jawab Defron.

Sang empu yang di bicarakan sedang asik memakan buah sambil nonton doraemon di TV yang ada di rungannya, btw ia pindah ruangan malam tadi ke ruangan yang terdapat TVnya.

'Semoga cepat pulang, aku kangen ken si kucing putih' batin Ciel dengan mata yang fokus ke TV yang menayangkan doraemon.

»»————><————««»»————><————««
Yahho~

Ini udah, seminggu besok full ujian jadi gak bisa up dulu, dah mau buat tugas dulu bye

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini udah, seminggu besok full ujian jadi gak bisa up dulu, dah mau buat tugas dulu bye.

See you (*´︶'*)♡Thanks!

KEHIDUPANKU YG KE 15 [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang