19

10K 1.2K 27
                                    

Bel istirahat telah berbunyi sejak dua menit lalu, di kelas hanya ada Erick dan ciel mereka sama sama diam Ciel yg tadi pagi sudah berjanji kepada Ethan untuk menunggunya di kelas.

Bosan itulah yg di rasakan oleh Ciel ia beralih mengambil ponselnya dan memainkan game dengan handset di telinganya, Erick yg duduk di sebelahnya melirik ponsel Ciel dan kembali fokus dengan ponselnya.

Sret..

"Kak Ciel! " Seru Ethan dengan sebuah bingkisan di tangannya

Ciel hanya mengangguk sebagai respon dan fokus pada game nya, Ethan mendekat dan meletakkan bingkisan berisi makanan di atas meja Ciel "makan dulu kak, aku beliin roti sama susu kotak" Ucap Ethan duduk di kursi yg ia ambil tadi.

"Hm.., akh! Sial" Gumam Ciel, Ethan dan Erick yg mendengar gumaman Ciel langsung menoleh dengan tatapan terkejut.

Ciel yg memang dasarnya tidak peduli dengan sekitar masih asik bermain game di ponselnya, beberapa menit setelahnya ia mematikan ponselnya dan membanting ke atas meja dengan kesal. Hal tersebut tak luput dari mata keduanya mereka saling pandangan dan mengangguk.

"Sepertinya kakak harus berhenti bermain game untuk beberapa waktu " Ucap Ethan dengan wajah yg terlihat ragu.

Ciel yg tak terima langsung menatap Ethan dengan tajam membuat nyalinya ciut, tatapan kakaknya lebih menyeramkan dari pada Deral jika di tatapan Deral ada sedikit kelembutan maka di tatapan Ciel tidak ada sama sekali.

"Ugh! S-sepertinya tidak perlu" Ucap Ethan lirih, Erick menatap Ethan dengan tatapan terkejut jika dengan Ciel dia seperti anak kucing yg penurut.

Brak!

Pintu di dobrak terlihat di sana Gerald bersama yg lain "lo kenapa than? " Tanya Rendi duduk di atas meja Erick.

"Oi, sopan dikit napa lo" Ujar Erick mendorong mejanya membuat Rendi turun.

"Cih" Rendi akhirnya memilih duduk di kursi depan.

"Kak? Gak makan? " Tanya Bara duduk di samping Rendi.

"Hm" Ciel mengambil bingkisan yg di bawa oleh Ethan tadi dan mulai memakan, ia menyimpan ponselnya di saku celana.

"Kenapa kak? " Tanya Gerald, sedangkan Dean ia sibuk sendiri dengan ponselnya.

"Gak ada" Jawab Ciel mengunyah makanan dengan pelan.

'Lebih baik aku membeli konsol game saja, jika seperti tadi ponselku bisa rusak' batin Ciel.

'Aku takut kakak tidak akan bicara padaku, akan lebih baik jika aku diam' batin Ethan duduk diam menatap Ciel yg sedang makan.

"Bentar lagi bel, sana balik ke kelas" Usir Erick menatap jam tangannya, tangannya memperagakan gerakan mengusir pada mereka.

"Apa sih lo sewot aja" Ucap Dean tak terima, ia baru sana ingin berbicara dengan Ciel.

"Yok, ke kelas " Ajak Bara, yg di angguki yg lain.

"Dah~" Erick melambaikan tangannya dengan wajah menyebalkan menurut Dean dan Rendi.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Bel pulang telah berbunyi beberapa menit lalu, Ciel sudah berada di parkiran ia akan membeli konsol game di toko jadi dia langsung pergi tanpa menunggu Ethan.

Ciel yg baru keluar gerbang sekolah, bertepatan dengan Ethan dan yg lain sampai di parkiran dengan nafas tak beraturan karena berlari dari kelas Ciel menuju parkiran.

"Motornya.. Gak ada" Ucap Ethan terkejut.

"Haah.. Haaah.., lo kelamaan sih" Ucap Dean menunjuk Rendi di sampingnya.

"Sorry, padahal kita mau ajak kak Ciel buat main" Ucap Rendi tak enak.

"Mungkin kak Ciel sedang capek, jadi pulang lebih dulu" Ucap Bara.

"Jadi gak? " Tanya Erick di atas motor.

"Hm, ayo" Ucap Gerald menuju motornya di ikuti yg lain.

Sedangkan Ciel ia sedang membayar konsol game yg ia beli "Terima kasih sudah mampir" Ucap penjaga kasir tersebut.

Ciel keluar dari toko dengan hati berbunga bunga 'dengan ini aku bisa bermain tanpa merusak pon-' tiba tiba ada seorang yg menutup mulutnya dengan sebuah kain yg sudah di beri obat bius.

'Sial, mereka-' matanya perlahan tertutup dan pingsan.

"Bawa motor dan benda ini juga" Ucap pria tersebut pada yg lainnya.

Ia membawa tubuh Ciel dan memasukkannya ke dalam mobil lalu duduk di samping nya dan menutup pintu mobil "jalan" Ucapnya pada seorang di kursi kemudi.

"Baik" Jawab pria tersebut dan mulai melakukan mobil meninggalkan tempat tadi.

Di sisi lain kediaman Viktor, Sendy sedang misuh misuh di ruang tengah sejak tadi ia tak bisa berhenti mondar mandir membuat keluarga yg di sana bingung.

"Sendy tenanglah, ada apa? Apa ada sesuatu yg menganggu pikiranmu? " Tanya Rosa mencoba menenangkan wanita tersebut.

Sendy menghela nafas sejenak dan duduk di samping Rosa "aku khawatir Ciel dan Ethan belum pulang, seharusnya mereka sudah pulang 20 menit lalu, dan harusnya mereka sudah ada di rumah sekarang" Jawab Sendy dengan wajah khawatir.

"Coba telepon Ethan, mana tau dia mengajak Ciel untuk bermain dengan temannya" Saran Selvira di angguki oleh Rosa.

"Baiklah" Sendy mengambil ponselnya dan mencari nomor Ethan lalu menelponnya.

Ethan di time zone berhenti ketika mendengar nada dering di ponselnya, temannya yg lain berhenti dan menatapnya "gua angkat dulu" Ethan sedikit menjauh dan mengangkat panggilan itu.

"Halo ma"

"..."

"Aku lagi main sama yg lain"

"..."

"Kak Ciel? Gak ada, kak Ciel belum pulang? " Nada bicara Ethan sedikit meninggi membuat temannya penasaran.

"..."

"Gak ada, um aku akan bakal cari kak Ciel, kak Ciel pasti ketemu. Mama beritahu papa aku bakal kirim pesan untuk bang Vano"

"..."

"Iya" Ethan mematikan telepon ia menatap yg lain dan mendekat.

"Kenapa? Ada masalah? " Tanya Dean mewakili yg lain.

"Kak Ciel belum pulang, mama tadi nelpon gue bakal cari dulu"

"Kalian lanjut aja-" Ucapannya terhenti oleh suara Gerald.

"Tidak, kita akan cari bersama" Ucap Gerald di angguki yg lain.

"Makasih" Ucap Ethan tersenyum tipis.

"Yok, kita bakal berpencar dan berkumpul di perempatan jalan mawar" Ucap Bara di angguki oleh mereka.

Ethan mengirimkan pesan terlebih dahulu dan mengikuti yg lain, sampai di parkiran mereka berpencar mencari Ciel.

»»————><————««»»————><————««

Yahho~

Haaah...., lelah kali tiap liat notif ada yg masukin cerita ku ke list bl padahal udah jelas jelas di tagar ada brothership di sana.

Jadi, karena itu aku udah bikin di sinopsis/deskripsi paling atas sekali ada tulisan 'BROTHERSHIP' kalau masih ada yg masukin ke list bl mah itu mata kayaknya perlu di periksa deh 😇✨.

Sekian curhat dari saya terimakasih, jangan salah lagi ya☺

See you
(*´︶'*)♡Thanks!

KEHIDUPANKU YG KE 15 [END] Where stories live. Discover now