35

3.8K 447 6
                                    

Ciel sampai di rumah sekitar pukul 18.20, ia keluar dari mobil dan memasuki rumah nya begitu sampai di ruang tengah ia berpapasan dengan Vano.

"Dari mana?" Tanya Vano memperhatikan penampilan Ciel.

"Belajar kelompok" Jawab Ciel yang tentu saja itu bohong.

"Ooh, mandi dulu terus ke bawah makan malam" Ucap Vano menggendong ken.

"Hm" Ciel memasuki lift, sebenarnya ia ingin makan di kamar saja tapi yasudah lah.

Selesai membersihkan diri dan berpakaian, Ciel keluar kamar menuju meja makan. Begitu sampai di bawah ia langsung duduk di kursinya dan makan malam pun di mulai.

'Aku mengantuk, berapa lama aku tak seperti ini? ' Vano yang duduk di samping Ciel menatap bingung ke arahnya.

"Apa makanannya tidak enak" Pertanyaan tersebut membuat Ciel tersadar lalu menatap Vano.

"Enak" Jawab Ciel menyendokkan nasi goreng ke dalam mulutnya.

'Ughh, aku sudah kenyang dengan spaghetti sore tadi' Ciel memaksa untuk menghabiskan nasi goreng di mulutnya.

Lima suap akhirnya ia menyerah dan tidak menghabiskan nasi goreng tersebut, Ciel tak menunggu yang lain selesai ia langsung ke kamar di antar oleh Henry.

Begitu sampai di kamar Ciel langsung menyetel alarm setelahnya ia jatuh tertidur, Henry kembali dengan segelas susu untuk Ciel namun yang ia lihat adalah Ciel yang tidur dengan posisi abstrak.

"Haa, sepertinya dia sangat lelah" Henry meletakkan nampan di nakas lalu mengubah posisi tidur Ciel.

Henry keluar setelah mematikan lampu kamar Ciel, masih ada beberapa pekerjaan yang harus ia lakukan.

Di sisi lain

"What? Seriously! " Ruen menatap terkejut ke arah layar laptopnya.

"Dia bisa mendapatkan informasi ini, luar biasa! Aku bahkan tidak mendapatkan informasi ini"

"Sekarang aku tau mengapa dia memilih melaksanakannya rencananya hari ini" Ruen menatap ke arah tas laptop yang di berikan oleh Ciel.

Ia membuka tas tersebut dan membaca setiap merek yang tertara di setiap botol di sana juga terdapat kain kasa, kapas, pinset, pisau bedah,suntik dan pil obat.

"Ini lengkap bahkan ada hansaplast, di sini juga ada penawar racun dan obat pereda nyeri" Ruen kembali menyusun isis tas yang ia keluarkan.

Ruen menatap layar laptop yang masih menyala,ia keluar lalu membuka file lain  yang berisi rencana cadangan mereka.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Jam sudah menunjukkan pukul 22.45 Ciel masih tertidur dan tak terganggu dengan suara alram, seperti ia benar benar lelah sampai tidak mendengar suara alram yang berbunyi sedari tadi.

Lima menit kemudian alram kembali berbunyi,Ciel akhirnya terbangun dengan linglung ia duduk di kasur dan mematikan alram sebelum ia menyadari sesuatu.

'Tunggu sudah jam 22.50?! ' setelah kesadaran nya terkumpul Ciel segera turun dari kasur dan menuju kamar mandi dengan ponsel di tangannya.

"Sepertinya aku akan terlambat" Ciel segera berlari menuju ruang walk in clothes mengganti bajunya.

Ia mengambil tas yang sudah ia siapkan siang tadi, lalu memasang masker,dengan pelan ia berjalan menuju balkon kamar.

"Huft, aku sudah memesan taksi tadi" Setelah keluar dari rumah nya dengan berbagai usaha agar tidak ketahuan oleh bodyguard yang berjaga.

"Ke sini pak"

"Baik" Mobil melaju menuju tempat tujuan, Ciel sudah memberi tau jika ia akan datang terlambat.

Ciel kembali memeriksa tasnya memastikan tidak ada barang yang tertinggal, setelah di rasa lengkap ia membuka ponselnya membalas pesan Ruen.

"Kita sudah sampai" Ciel turun lalu membayar setelahnya ia pergi menuju tempat Ruen.

Dari kejauhan Ciel dapat melihat Ruen yang memunggungi nya, ia segera menghampiri Ruen.

"Maaf aku terlambat, kamu sudah lama menunggu? " Ucap Ciel membuat Ruen menoleh ke arahnya.

"Tidak,  aku baru sampai beberapa menit lalu" Jawab Ruen, membuang puntung rokoknya.

"Hm, kau sudah membacanya? " Tanya Ciel memeriksa semua senjata yang berada di bajunya.

"Yah, apa menurutmu ini akan berhasil? Rencana cadangan mu terlalu beresiko" Ucap Ruen ragu.

"Aku akan melakukan balas dendam ku sekali pun jika itu mengorbankan nyawaku" Ciel mengeluarkan beberapa belati dan memberikannya ke arah Ruen.

"Aku juga punya" Tolak Ruen namun Ciel tetap memaksanya untuk mengambil belati itu.

"Jangan sentuh ujungnya, kau bisa terkena racun" Ruen menarik tangannya yang akan menyentuh ujung dari belati tadi.

"Perhatikan baik baik ujung belati ini, ada lubang kecil kan? Aku memasukkan racun ke dalamnya jika itu tertancap seperti ini" Ciel menusukkan belati tadi pada seekor tikus yang lewat di depannya.

Tikus itu mengalami kejang kejang tak lama mulutnya mengeluarkan busa, Ciel menarik kembali belati yang ia tancapkan.

"Waw"

"Mari mulai, sebentar lagi mereka akan keluar" Ruen mengangguk mengerti, ia menerima earphone yang di berikan oleh Ciel.

Mereka keluar dari rumah kosong dan menuju markas Kendrick yang berada tak jauh dari tempat mereka, mereka bersembunyi di semak semak yang berada tak jauh dari markas itu.

Ciel berada di atas pohon sedangkan Ruen berada di bawah.

"Bagaimana? " Tanya Ruen.

"Sebentar, di sebelah kanan tidak ada yang menjaga, pintunya tak di kunci" Ciel fokus dengan laptop dan i-pat yang ada di pangkuannya.

"Oke" Ruen mengangguk mengerti ia kemudian pergi menuju ke arah kanan.

Seperti yang di katakan oleh Ciel tidak ada penjaga di sisi kanan pintunya juga tidak di kunci, Ruen masuk dengan mengendap endap ia berjalan dengan langkah pelan dan melewati beberapa ruangan.

"Ruen, di depan ada dua penjaga kamu urus mereka aku akan mencari ruangan Kendrick"

"Oke, kabari aku jika ada sesuatu" Ruen mengambil belati yang di berikan Ciel.

Syut
Syut

Tepat sasaran kedua penjaga itu tumbang dan mengalami kejang kejang setelahnya mereka tak sadarkan diri.

Ruen mendekat dan mengambil belati yang tertancap di lengan dan leher penjaga tersebut, ia mengeledah penjaga tersebut dan seperti yang di harapkan ia mendapat dua pistol.

Ruen menyimpan pistol yang ia dapat dan menyeret dua penjaga tersebut mencari tempat yang bagus untuk menyembunyikan mereka.

'Aku harus menyembunyikan mereka terlebih dahulu, nah di sana' Ruen menyeret kedua penjaga yang tak bernyawa tersebut dan menumpuk mereka di belakang pot bunga yang cukup besar.

'Ah bodo lah, aku harus pergi' Ruen meninggalkan mereka di sana meski masih ada anggota tubuh mereka yang terlihat.

»»————><————««»»————><————««

Yahho~

Btw bintang di pojok kiri itu gunanya apa ya? 🤔

Typo!

See you(*´︶'*)♡Thanks!

KEHIDUPANKU YG KE 15 [END] Where stories live. Discover now