20

9.9K 1.1K 51
                                    

Di sebuah ruangan yg minim pencahayaan terlihat ada seorang pemuda yg terikat masih dalam keadaan belum sadarkan diri.

"Laporkan jika dia sudah bangun" Ucap seorang pria kepada bawahannya.

"Baik tuan" Jawab bodyguard tersebut.

Pria tersebut keluar dari ruangan, sedangkan bodyguard tadi berjaga di sana sembari mengawasi  remaja yg masih belum sadarkan diri.

Dia Ciel yg tadi di culik entah siapa yg menculiknya, ia sudah bangun dari tadi hanya pura pura pingsan saja untuk mengawasi bodyguard yg berjaga di pintu.

'Tenang Ciel, ambil perlahan pisau yg ada di saku, jangan terlalu banyak bergerak' batin Ciel, ia dengan hati hati mulai mengambil pisau kecil yg selalu ia selipkan di kantong celananya.

Karena ruangan yg minim pencahayaan ia bisa dengan leluasa untuk mengelabui bodyguard yg berjaga di sana.

'Dasar penculik sialan, aku hanya ingin hidup santai di sini kau malah menganggu kehidupan santaiku' Ciel terus mengumpati orang yg sudah menculiknya karena menganggu kehidupan santai nya.

Ciel melirik bodyguard yg berjaga di depan pintu, ia pura pura seperti orang yg baru bangun dari pingsan membuat bodyguard tersebut menoleh.

Ia keluar untuk memberi tau bahwa Ciel sudah sadar, Ciel terdiam setelah ia meneliti ruangan yg ia tempati ruangannya cukup luas yg membuatnya tidak nyaman adalah ruangan itu kotor seperti tak di bersihkan selamat seminggu.

'Apa ruangan ini tidak di bersihkan?! ' Ciel mengusap hidungnya yg geli dengan tangan yg masih terikat, ia sengaja tidak menggunakan pisau kecilnya untuk membuka tali agar tidak di curigai.

Ciel linglung untuk beberapa saat, tiba tiba pintu terbuka dan masuklah seorang pria dengan setelan jas kantoran, ia mendekati Ciel.

Ciel diam tak bergerak ia sedang mencoba mengenali pria di depannya, rasanya ia pernah melihat pria tersebut tapi di mana ia pernah melihatnya, oh! Benar pria ini musuh bebuyutan keluarga kalau tidak salah nama belakang pria tersebut Frederick.

"Kamu sudah bangun? " Pertanyaan yg tidak berguna, sudah jelas jelas ia duduk menatap pria brewok itu.

'Dia buta? Atau karena ruangan ini minim cahaya ia tidak bisa melihat dengan benar? 'Batin Ciel dongkol.

"Hah! Lihatlah anak yg sudah ia jaga dengan baik ini, dengan mudah aku dapatkan" Ucap pria tersebut dengan angkuh.

"Dasar gila" Gumam Ciel membuat pria itu menoleh.

"Apa?, coba katakan sekali lagi" Ucap nya.

'Dia benar benar tuli, padahal aku mengucapkannya di depan nya' batin Ciel menatap pria itu dengan sinis.

"Beraninya kau menatap ku seperti itu, kau! Cambuk dia sepuluh kali" Perintahnya pada bawahannya.

Seorang bodyguard membawa cambuk, ia mulai mencambuk Ciel tanpa ampun ruangan itu di penuhi dengan suara cambuk itu, Ciel tak mengeluarkan suara sedikitpun wajahnya bahkan tidak menunjukkan kesakitan membuat pria di sampingnya murka.

Ia mengambil alih cambuk dan mencambuk Ciel dengan brutal, seragam Ciel yg awalnya bersih kini sudah kotor oleh debu dan bercak darah akibat cambuk itu.

Tak!

Pria itu melempar cambuk tersebut setelah puas, ia kemudian melangkah pergi meninggalkan Ciel yg tertunduk lemah bersama bodyguard yg berjaga.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Di kediaman Viktor, suasana yg tadinya cerah berubah menjadi suram setelah Sendy mematikan telpon dengan Deral.

"Ciel.." Gumam Sendy lirih.

"Defron! lacak ponsel Ciel, dan kau Andra lemak CCTV yg ada di kota" Ucap John, yg langsung di lakukan oleh keduanya.

"Tenanglah Sendy semua akan baik baik saja" Ujar Rosa mencoba menghibur Sendy.

"Henry! " Panggil Vira.

Henry datang dengan setelan baju yg berbeda, "Ya, Nyonya" Henry membukuk hormat.

"Selidiki 'dia', sepertinya dia sudah tau keberadaan Ciel" Ucap John di angguki Henry dengan cepat, ia segera melaksanakan apa yg di ucapkan oleh majikannya.

"Ayah, aku menemukannya" Seru Defron.

"Akan ku kirim" Defron mengirim file ke grub keluarga.

"Bagaimana dengan mu Andra? " Tanya Vira.

"Tidak ada, sepertinya sudah di hapus" Jawab Andra menggeleng.

"Ayo kita pergi, aku sudah mengirimkan ini ke tangan kananku" Ucap Defron.

"Aku ikut" Seru Sendy lantang.

"Sendy, lebih baik kita di sini biarkan para lelaki menyelesaikannya" Ucap Vira tegas.

"Lebih baik begitu, jangan membuang buang waktu kita" Ujar Rosa di sampingnya.

"Tapi-"

"Aku tau kamu khawatir tapi lebih baik kita di sini, dan jangan membantah kau ingin Ciel lebih menderita lagi?! " Lanjut Rosa memotong perkataan nya.

"Baiklah" Lirih Sendy pasrah.

Setelah itu para lelaki di sana pergi dengan bodyguard,setelah drama tadi mereka segera menuju lokasi yg di temukan Defron tadi.

Di sisi Ethan mereka berkumpul di tempat yg di janjikan tadi, Ethan membuka ponselnya karena ada notifikasi yg masuk.

"Woi, gue tau lokasi kak Ciel" Ujar Ethan membuat mereka yg tadinya heboh menoleh.

"Dimana? Dimana? " Tanya Dean tak sabar.

"Ikutin gue! tadi di kirim sama paman gue, mungkin mereka udah ke sana" Seru Ethan di angguki yg lain.

Mereka segera menuju lokasi dengan Ethan yg memimpin jalan, di ikuti yg lain lokasinya cukup jauh butuh setengah jam untuk sampai di sana.

"Di sini aja kita parkir" Mereka memarkirkan motor di dekat semak semak yg cukup tinggi.

"Beri tanda dulu woi" Seru Bara membuat Rendi dan Dean berbalik.

"Hehe sorry" Ucap mereka.

Erick memberi kain kecil berwarna hitam di antara semak setelah itu mereka segera pergi, tak jauh dari sana mereka melihat bodyguard dan kakek Ethan.

"Opa! " Panggil Ethan membuat John dan yg lain menoleh.

"Syukurlah kamu datang tepat waktu" Ujar Andra.

"Aku bareng teman" Ucap Ethan.

"Penjagaan nya ketat, aku ingin kau dan Kenan menyelinap masuk" Ucap Defron membuat kedua nama tersebut menoleh.

"Hah?! " Seru keduanya, mereka menoleh dan saling menatap dengan sinis.

"Baiklah" Ucap Ethan pasrah ia tidak ingin membuat Ciel menunggu lebih lama.

"Huh? "

"Diam, aku tidak ingin membuat kak Ciel menunggu lama" Ucap Ethan sinis.

"Baiklah, lalu untuk menarik perhatian bodyguard yg berjaga, aku dan dia akan keluar lebih dulu" Ucap Andra menunjuk Bara di sampingnya.

"Setelah itu kalian masuk, setelahnya kalian sudah tau kan? " Lanjut Andra di angguki oleh mereka.

"Kalau gitu kami duluan" Andra memberikan sebuah pistol ke Bara yg di Terima dengan baik olehnya.

»»————><————««»»————><————««
Yahho~

Maaf typo!
See you (*´︶'*)♡Thanks!

KEHIDUPANKU YG KE 15 [END] Where stories live. Discover now