26

7K 767 17
                                    

Pintu terbuka masuklah Ethan dengan seragam sekolah yg berantakan begitu juga penampilannya, di belakang ada Henry bersama Gerald dan yg lainnya.

Vano yg sejak tadi ada di sana menatap Ethan dengan datar, sedangkan pelaku ia hanya tersenyum canggung dan memperbaiki Penampilannya.

Vano menatap Ethan dari atas sampai ke bawah seperti sedang menyelidiki sesuatu, Ethan yg menyadari hal tersebut segera berbalik dan menatap Ciel yg terlihat acuh.

Ciel beralih menatap Henry yg berada di belakang Ethan.

"Henry, apa itu? " Ucap Ciel menunjuk paper bag yg berada di tangan nya.

"Ah, ini titipan untuk anda dari tuan Kenan dan nona Ferla" Jawab Henry memberikan paper bag yg berada di tangannya, Ciel menerima paper bag tersebut dan meletakkannya di nakas.

Ia beralih menatap Ethan yg menunduk, matanya tak sengaja melihat memar di pipi adiknya, tangannya meraih wajah Ethan sehingga Ethan menatapnya dengan terkejut.

"Kenapa? " Tanya Ciel membuat Ethan terdiam, ia melepaskan tangan Ciel dari wajahnya.

"Jatuh" Gumam Ethan yg masih terdengar oleh Ciel.

Rendi dan Dean yg berada tak jauh dari sana, melotot kaget setelah mendengar gumaman Ethan.

"Hih, bohong lo ya" Ucap Rendi mulai cepu.

"Tau tu" Ucap Dean ikut ikutan, Ethan yg mendengarnya menatap keduanya sengit, namun tak di hiraukan sama sekali oleh keduanya.

"Hm?" Vano mengangkat seblah alis begitu juga dengan Ciel.

"Berantem? " Tanya Vano membuat Ethan menatap ke arahnya, sehingga memperlihatkan memar di pipi kanannya.

"Mm, mungkin? " Jawab Ethan ragu, matanya meliar memperjelas jika ia sedang gugup.

Ciel dan Vano terlihat menautkan alis mereka membuat Ethan pasrah "iya iya, tadi berantem" Ucap Ethan menatap ke duanya.

"Oh"

"Kenapa berantem? " Vano kembali bertanya, Ethan diam membuat Vano menatap ke arah Bara.

"Dia berantem karena makanan" Ucap Bara, membuat Ciel menatap Ethan dengan wajah tak percaya.

Mereka yg baru melihat raut wajah Ciel yg seperti itu langsung tercengang karena biasanya wajah yg selalu ia perlihatkan hanya wajah datar gak tembok.

Tak lama setelahnya Ciel kembali merubah raut wajahnya menjadi datar, Ethan yg tersadar segera menjelaskan ke salapahaman mereka.

"Bukan gitu, gue lagi badmood terus dia nabrak gue yg lagi bawa bakso yaudah gue tonjok" Ucap Ethan menjelaskan.

"Sama aja kan" Ucap Rendi memanas manasi Ethan.

"Beda an-" Ethan segera menutup mulutnya rapat rapat sebelum keceplosan, bisa bisa ia nanti kena ceramah oleh mamanya nanti.

"Rick lo baik baik aja? " Tanya Bara membuat Erick yg melamun tersadar.

"Iya" Jawab Erick.

"Gak biasanya lo gini" Ucap Dean duduk di sebelahnya.

"Gak tau perasaan gue gak enak" Ucap Erick membuat mereka menatap Erick bingung.

Ciel yg duduk di ranjang merasa pusing tak lama setelahnya ia merasa mual, Vano yg menyadari ada yg tidak beres segera menekan tombol di samping ranjang.

'Ugh.., s-sakit' tak lama setelah Ciel memuntahkan darah segar membuat mereka yg berada di sana panik.

Baju dan selimut yg gunakannya sudah kotor terkena noda darah.

"Firasat lo gak pernah salah ya, Rick" Ucap Rendi mendapat anggukan dari Dean.

Heros datang ia memeriksa Ciel lalu menyuntikkan sesuatu membuat Ciel tertidur, Heros meminta mereka untuk keluar sedangkan Vano ia mengganti baju Ciel yg kotor dengan yg bersih.

"Bagaimana? " Tanya Vano setelah mengganti baju Ciel.

"Sepertinya racun ini bekerja dengan perlahan, saya sudah meneliti menggunakan tikus setelah 6 jam racun tersebut akan kembali berfungsi dan menghancurkan organ dalam" Jelas Heros.

"Penawarnya? "

"Kami sudah mencoba beberapa bahan namun sepertinya belum ada yg sempurna, tuan Defron dan saya masih berusaha mencari penawarnya" Jawab Heros.

"Baiklah" Ucap Vano mendapat anggukan dari Heros, ia menunduk sedikit lalu pergi dari sana.

Ethan kembali masuk, ia bersama Henry temannya yg lain sudah pulang karena ada urusan.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Kenan terlihat sedang memijit pangkal hidungnya, ia di telpon temannya dan mengatakan akan kerumahnya beberapa menit lalu, dalam hati ia mengumpati temannya yg membuatnya tidak bisa pergi melihat Ciel.

Tok! Tok!

Pintu kamar di ketuk membuatnya menoleh dan beranjak dari duduknya menuju pintu kamar.

"Abang, di panggil mommy" Ucap Ferla, Kenan tersenyum tipis ia mengelus kepala Ferla dengan lembut.

"Baiklah, terimakasih" Ferla mengangguk lalu pergi dari sana.

Kenan turun ke bawah ia sampai di bawah ia melangkahkan kakinya menuju ruang tengah di sana terdapat Rosa bersama dengan Sendy yg berbincang.

"Mom" Panggil Kenan membuat keduanya menoleh.

"Sini" Kenan mendekat dan duduk di depan Rosa dan Sendy.

"Kamu taukan kampus nya Serena? " Tanya Rosa, Kenan mengangguk.

"Tolong antarkan ini ke kampus kakakmu" Ucap Rosa meletakkan paper bag di atas meja.

"Kok gak nyuruh bodyguard aja? " Tanya Kenan heran, kan ada bodyguard yg bisa mengantarkan kenapa harus dia?

"Katanya dia gak mau menarik perhatian" Jawab Sendy di angguki Rosa.

"Oh, yaudah aku mau ganti baju bentar" Rosa mengangguk setelahnya Kenan menuju kamarnya.

Selesai bersiap siap ia akan ke bawah berpapasan dengan adiknya.

"Abang mau kemana? " Tanya Ferla menatap Kenan dengan bingung.

"Mau ke kampus Kak Rena, Fera mau ikut? " Jawab dan tanya Kenan.

"Mau" Jawab Ferla dengan antusias.

"Ganti baju dulu, abang tunggu" Ferla mengangguk dan berlari menuju kamarnya, di ikuti oleh pelayan pribadinya.

Kenan turun ke bawah ia akan menggunakan mobil saja, niatnya mau pakai motor tapi karena ia mengajak adiknya ia menggunakan mobil.

"Udah siap? Nih" Rosa memberikan paper bag tadi yg di terima dengan baik oleh Kenan.

"Oh ya, mom teman Kenan mau kesini nanti" Ucap Kenan.

"Yaudah, nanti mommy suruh masuk kamar kamu aja" Ujar Rosa membuat Kenan melotot.

"Gak usah, tunggu di ruang tengah aja, entar kamar gue berantakan sama mereka" Ucap Kenan, dan bergumam di akhir katanya.

"Abang!! Ayok" Ucap Ferla membuat keduanya menoleh.

"Nona anda tidak boleh berlari seperti itu" Ucap pelayannya yg bernama Sani.

"Loh Fera ikut juga? " Tanya Rosa, Kenan mengangguk.

"Yudah hati hati jangan ngebut" Peringatan Rosa sebelum pergi.

"Iya, kita pergi dulu" Kenan menggandeng tangan Ferla menuju garasi.

»»————><————««»»————><————««
Yahho~

Tolong! Tolong!! Di baca deskripsi nya dengan teliti ya besti🙂, entar book saya nangis karena nyasar ಠ_ಠ

Dah gitu aja, typo!!
See you (*´︶'*)♡Thanks!

KEHIDUPANKU YG KE 15 [END] Où les histoires vivent. Découvrez maintenant