28

5.9K 747 17
                                    

Dua hari berlalu, kondisi Ciel semakin memburuk Heros dan Defron masih mencari penawar untuk racun yang mereka tidak tau namanya.

Selama dua hari itu Ciel seperti mayat hidup, wajahnya yang pucat semakin pucat matanya selalu menatap kosong seperti tidak ada kehidupan di sana.

Sendy semakin khawatir dengan kondisi Ciel ia akan selalu ada di sisi Ciel jika ada waktu karena ia cukup sibuk di restauran yang terdapat masalah.

Heros dan Defron sudah berusaha untuk mencari penawar racun, penawar mereka hampir selesai mungkin 5% lagi akan selesai hanya perlu melakukan uji coba. Selain membuat penawar mereka juga sudah membuat racun yang serupa dalam melakukan uji coba.

Ethan selalu berkunjung ke rumah sakit setiap pagi dan sepulang sekolah, terkadang ia juga datang bersama Kenan dan Ferla. Deral juga akan datang di malam hari untuk melihat wajah damai sang anak yang tertidur nyenyak.

"Tuan muda anda harus makan, sesuap saja ya" Henry berusaha membujuk Ciel untuk makan, karena seharian ini Ciel tidak ada makan sedikit pun.

Ciel menggeleng ia memalingkan wajahnya agar tidak bertemu dengan bubur yang di sodorkan Henry, "gak" Jawab Ciel pelan.

"Ha.., setidaknya makanlah roti ini agar perut anda berisi tuan" Henry tidak menyerah, ia memberikan selembar roti tawar.

Merasa risih akhirnya Ciel mengambil roti tadi dan memakannya dengan wajah datar khasnya, Henry hanya bisa tersenyum tipis dengan matanya yang menatap sendu ke arah Ciel.

"Setelah ini anda harus meminum obat anda" Ciel mengangguk, yah ia juga tidak bisa menolak jika menolak ia akan di ceramahi oleh Rosa dan Vira.

Alasan Ciel tidak mau makan karena setiap yang ia makan tak lama atau sejam kemudian pasti akan keluar, tenggorokan nya serasa di bakar setiap memuntahkan makanan yang selalu di iringi dengan darah seger.

Jika seperti itu ia bisa saja kekurangan darah wajahnya yang pucat bisa saja semakin pucat seperti mayat, oh tidak ia tidak mau meski itu sudah terjadi sih.

Ciel meletakkan gelas tadi di nakas, ia berbaring di kasurnya menatap langit langit berwarna putih. Ia sudah bosan melihat warna itu meski ia akui jika ia suka warna putih tapi ia merasa merinding setiap kali menatap langit langit rumah sakit ini.

'Aku sudah bosan merasakan sakit ini, kenapa aku tidak mati saja? ' batin Ciel sudah bosan dengan rasa sakitnya.

Sebenarnya sih ia sedikit merasa senang melihat darah karena ia terbebas dari warna putih dan hijau yang ia lihat, aneh memang ia tidak mau kekurangan darah tapi ia senang melihat darah.

Ciel memejamkan matanya mencoba untuk tidur dan menikmati rasa sakit yang terkadang datang secara tiba tiba.

"Henry" Panggil Ciel, membuat Henry menoleh ke arahnya.

"Anda ingin ke toilet, tuan muda? " Tanya Henry kembali meletakkan nampan di nakas.

Ciel mengangguk, Henry membantu Ciel untuk turun dan menuntun Ciel menuju toilet. Ciel menuju wastafel tak lama setelahnya ia memuntahkan isi perutnya di ikuti oleh darah segar.

Huek..

Ha..

Henry membersihkan mulut Ciel dengan tisu yang ada di sana, keringat mulai membanjiri wajah nya kakinya terasa lemas. Henry memberikan air untuk berkumur.

"Anda masih bisa berjalan tuan muda? " Tanya Henry, Ciel menggeleng kepalanya sedikit pusing.

Henry menggendong Ciel dengan hati hati, agar infus di tangan Ciel tidak tercabut, setelah memastikan infusnya tidak tercabut Henry keluar dari toilet tangan yang satunya menggendong Ciel dan satunya lagi mendorong tiang infus.

Henry membaringkan Ciel di ranjang dengan hati hati, ia kemudian menyelimuti tubuh Ciel sebatas dada "istirahatlah tuan muda, saya akan keluar sebentar" Ucap Henry, Ciel mengangguk.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Kenan memarkirkan motornya, ia membuka helm nya dan menuju ke arah gedung tempat sekolah sepupunya.

Kebetulan ia datang saat jam istirahat, membuat banyak pasang mata memandang ke arahnya dengan bingung. Ia tak menghiraukannya dan fokus ke depan untuk mencari sepupunya itu.

"Siapa tu? "

"Ganteng ui.. "

"Mubar kah? "

"Bodoh, lu gak liat pakaiannya? "

"Oh, cari siapa dia"

"Cari gue dong! "

"Dih halu,di lirik aja kagak"

Kenan tak mempedulikan bisik bisik dari mereka ia segera menuju kantin yang sudah ada di depan matanya.

Brak!

Suara tersebut membuat seisi kantin diam, mereka menoleh ke arah suara tersebut ada seorang siswi yang duduk di lantai dan siswi lainnya menolong temannya.

"Lu bisa gak sih, jangan ganggu kita? " Seru Rendi yang sudah kehabisan kesabarannya menatap siswi sok polos di depannya.

Ia sudah jengah menatap siswi tersebut, semenjak kak Ciel tidak masuk siswi bernama Celsi ini selalu mengangguk Ethan setiap ada waktu.

Ethan diam di tempat duduknya, ia membersihkan lengannya seolah di sana ada kuman, ia menatap Celsi yang sedang di bantu oleh Sofi dengan tatapan dingin.

Mood nya sedang buruk akhir akhir ini, ia sudah berusaha sabar dengan makhluk di depannya ini, jika ia main tangan ia tak yakin jika siswi itu masih mempunyai nyawanya.

"Hah.. " Helaan nafas kasar terdengar dari nya, membuat mereka menoleh.

'Jangan sampai Ethan terbawa emosi' batin temannya yang lain.

Kenan yang menyaksikan hal tadi terdiam di depan pintu kantin, sekarang ia tau kenapa mood sepupu gilanya itu buruk setiap pulang sekolah.

Ethan berdiri dari duduknya ia sudah emosi ia nampak akan melayangkan tamparan pada Celsi, Kenan melihat hal tersebut seketika matanya membola ia dengan cepat menuju ke arah sepupunya.

Seisi kantin kembali heboh melihat Ethan akan menampar Celsi, namun sebelum tangannya mendarat di wajah badut itu tangan lain mencegahnya.

"Haa, untung gue tepat waktu" Ethan menoleh, ia mendapati sepupunya sedang menahan tangannya.

"Lu?! Sejak kapan lu di sini" Ethan melepaskan cekalan tangan Kenan.

"Gue? Barusan, waktu ni cewek cosplay jadi suster ngesot" Jawab Kenan.

"Ck, kenapa lu ke sini? " Tanya Ethan, wajahnya terlihat lebih bersahabat dari yang tadi.

"Santai jing, gue juga gak mau ke sini kalau gak di suruh opa" Jawab Kenan, Ethan terlihat tak peduli dan merapikan bajunya yang sedikit kusut.

"Kenapa? " Tanya Ethan.

"Sini lu ikut gue" Kenan menarik lengan Ethan untuk mengikutinya, temannya yang lain juga ikut pergi meninggalkan kantin.

Sedangkan cewek bernama Celsi dan Sofi juga pergi karena merasa malu di lihat oleh seisi kantin.

»»————><————««»»————><————««
Yahho~

Maaf lama, lagi galau mikirin end cerita ini gimana.

Jaa ne, see you (*´︶'*)♡Thanks!

KEHIDUPANKU YG KE 15 [END] Kde žijí příběhy. Začni objevovat