31

5K 564 17
                                    

Akhirnya Ciel sudah di bolehkan pulang, ia sedang duduk di ranjangnya entah apa yang di pikirannya hingga suara sang adik, membuatnya tersadar.

"Kak, ayo pulang" Ucap Ethan mendapat anggukan dari Ciel.

Selama perjalanan pulang Ciel hanya diam menatap jendela, pikiran kembali melayang pada kejadian seminggu lalu,dimana ia hampir saja mati jika saat itu tidak ada Hendry ia benar benar akan mati.

'Ck, apa aku harus mencari tau mereka?' batin Ciel, ia melirik Ethan yang duduk di sebelahnya.

'Untuk saat ini aku hanya memerlukan bukti, setelahnya biarkan Ruen yang mengurusnya' Ciel mengambil ponselnya, lalu membuka chat dengan Ruen.

Ruen merupakan tangan kanan Ciel yang membantunya dalam melakukan beberapa misi yang di berikan oleh John, mereka hanya bertemu jika melakukan misi dan urusan penting lainnya jika itu tidak terlalu pending mereka hanya akan berbicara lewat telpon.

Mobil memasuki area mansion yang sangat luas, Ethan keluar dari mobil di susul oleh Ciel. Mereka masuk ke dalam dengan Ethan yang sesekali mengajaknya bicara.

"Kami pulang" Seru Ethan menggandeng tangan Ciel menuju ruang keluarga.

'Hah.. Tidak bisakah aku langsung ke kamar saja? ' batin Ciel pasrah di tarik oleh Ethan.

"Hati hati boy" Ucap John yang melihat Ethan datang dengan berlari kecil.

"Maaf opa" Ethan duduk di sofa yang kosong dengan Ciel di sampingnya.

"Huft.. " John menghela nafas lelah melihat tingkah cucunya yang kelewatan aktif.

"Kenapa kamu tidak mengantar Ciel ke kamarnya? " John menatap Ethan dengan tajam.

"Ahaha, baiklah ayo aku antar kakak ke kamar" Ucap Ethan tertawa canggung.

Mereka memasuki lift dan meninggalkan John sendirian di sana.

"Henry, sudah ada perkembangan?" Tanya John melirik Henry yang baru datang setelah Ethan dan Ciel memasuki lift.

"Saya mendapatkan beberapa informasi dari San, tuan" John menatap Henry.

San adalah bodyguard yang di utus oleh John untuk menjaga Serena, ia juga yang akan melaporkan semua yang di lakukan Serena kepada John.

"Katakan" Henry mengangguk.

"Nona Serena selalu di ikuti oleh orang bernama Kendrick Trison dia baru pindah ke Indonesia beberapa hari lalu, saya juga membawakan beberapa informasi dirinya untuk anda tuan" Henry memberikan map berwarna merah kepada John, John menerimanya dan mulai membaca dokumen tersebut.

"Ke ruangan ku, kita akan bicara di sana" John bangkit di ikuti oleh Henry.

Di sisi lain, Ciel mengusir Ethan setelah sampai di kamarnya, Ethan hanya menurut saja ia pikir kakaknya itu butuh waktu istirahat jadi dia pergi ke kamarnya.

Ciel merebahkan dirinya di atas kasur, ia berniat untuk tidur namun baru menutup mata ia kembali membuka matanya.

"Aku harus menyusun rencana terlebih dahulu" Ciel bangkit dan menuju meja belajarnya.

"Pertama yang harus di pertanyakan adalah mengapa bisa informasi pribadinya terpapar di internet" Ciel mengambil laptop nya, menunggu laptop itu terbuka ia mengambil buku dan pena.

"Yah kebanyakan itu palsu, hanya beberapa yang benar. Pasti ada informasi yang lebih penting " Ciel menggambar kan wajah orang yang selalu membuntutinya selama di rumah sakit.

"Dia tidak mungkin bisa menerobos keamanan dari kediaman Viktor" Ciel membuka sebuah situs di laptop nya, tangannya dengan lihai menari di atas keyboard laptop.

Sebuah senyum kecil terbit di wajahnya, ia kembali mengotak atik laptop tersebut matanya fokus menatap layar di depannya.

'Oh~, ternyata ada hal yang lebih menarik lagi, dengan ini semua nya akan mudah' Ciel membaca setiap bait yang berada di layar tersebut.

'Yah, aku juga akan membuat rencana lain jika Ruen tak bisa maka aku akan turun tangan' Ciel menatap buku yang tadi, ia sudah mencopy informasi yang di perlukannya.

"Sekarang mari buat rencananya" Ciel mematikan laptop miliknya, ia menuju rak buku dan menekan sebuah patung yang berada di rak ke dua, dari ingatan pemilik tubuh harusnya ada ruang pribadi di sana.

Rak tersebut bergeser Ciel masuk ke delam, rak itu kembali seperti semula. di dalam ruangan tersebut terdapat banyak barang dan satu meja yang di atasnya ada beberapa buku dan alat tulis.

"Mari buat struktur terlebih dahulu" Ciel menuju meja tersebut dan mengambil kertas yang cukup besar, ia membentangkan kertas itu di atas meja dan meletakan benda di masing masing sisi agar tidak tergulung kembali.

Ciel mulai menggambar struktur dan rencana miliknya.

Di sisi lain tepatnya di sebuah ruangan yang minim pencahayaan terdapat seorang yang sedang bermain dengan mainannya.

Ting!

Ia berhenti dan membersihkan tangannya lalu mengambil ponsel nya, ia membaca pesan yang masuk cukup terkejut dengan isi pesan tersebut tak lama sebuah senyum terbit di bibirnya.

"Ho, sepertinya ada yang menganggu nya" Ruen menatap ponsel nya lalu melirik korbannya yang sudah tak bernyawa.

"Hm, yah aku juga sedang bosan" Ia mengetik sesuatu lalu mematikan ponsel nya begitu pesan tadi sudah terkirim.

"Aku sangat menantikan, permainan dari targetnya" Ruen beranjak dari sana tak lupa dengan kantong hitam yang berisi makanan untuk peliharaan tuannya.

»»————><————««»»————><————««

Yahho~

Maaf kalau gak nyambung, ide ku gak ada niat nya mau hiatus bentar buat cerita ini tapi gak jadi entar malah lupa alur lagi, tadi aja aku harus baca ulang karena lupa nama karakter.

Typo!

See you(*´︶'*)♡Thanks!



KEHIDUPANKU YG KE 15 [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang