32

4.4K 525 7
                                    

Ciel keluar dari ruangan ketika di rasa sudah terlalu lama di sana, sketsa rencana miliknya baru setengah tapi jika ia selesaikan sekarang keluarganya akan curiga nanti.

Ciel menjatuhkan dirinya di atas kasur ia mengambil ponsel nya, begitu di buka sudah ada balasan pesan dari Ruen tiga jam lalu.

Ciel membaca pesan tersebut senyum kecil terbit di wajahnya, ia mengirim balasan pesan dan meletakkan ponsel nya di nakas.

'Hah.. Lebih baik aku tidur' Ciel menutup matanya, tak lama setelahnya terdengar dengkuran halus menandakan ia sudah tertidur.

Di bawah Ethan kedatangan temannya, bertepatan dengan itu Kenan dan Ferla kembali dari kegiatan mereka yaitu jalan jalan.

"Udah pindah aja lu bro, kita tadi ke rumah lu yang lama tapi kata pak Budi lu pindah ke rumah utama" Ucap Rendi, ia duduk sambil memakan camilan yang ada di atas meja.

"Gue tadi sampai cengo liat rumah lu yang hampir kek istana ini, mana letak nya jauh lagi" Timpal Dean duduk di samping Rendi.

"Kenapa ke sini? " Tanya Ethan, ia tadi hanya ingin membeli makanan ken, kucing milik Ciel.

"Kita mau mampir aja sih" Jawab Dean.

"Kak Ciel udah pulang? " Tanya Bara mengalihkan atensinya dari ponsel.

"Udah, lagi istirahat di kamar" Jawab Ethan, ia memanggil salah satu bodyguard dan memberikan uang lalu memintanya membelikan makanan kucing.

"Kok gak lu aja yang beli" Rendi menyomot cookies yang ada di atas meja.

"Niatnya sih tadi iya, tiba tiba ada tamu gak di udang yang datang. Dengan terpaksa saya harus melayani tamu seperti jelangkung tersebut" Sindir Ethan meminum teh yang di bawakan pelayan tadi.

Dean dan Rendi yang merasa tersindir hanya cengengesan tak jelas, sedangkan dua mahkluk lainnya hanya diam meski mereka merasa tersindir.

"Oi, ini kucing siapa? " Kenan datang menggendong ken dengan wajah kesal.

Ethan menatap Kenan, diam diam dia tersenyum licik, ia mendekat dan mengambil ken dari gendongan Kenan.

"Lu apain si ken? " Tanya Ethan menatap Kenan dengan sengit.

"Hah, gak sengaja ke injak kakinya ma gue" Jawab Kenan acuh.

"Serius lu anj-" Perkataan Ethan terpotong oleh seseorang.

"Ken? " Varo baru kembali dari kampus dan melihat adiknya sedang menggendong ken.

"Kak Serena mana bang? " Tanya Kenan.

"Masih di kampus" Jawab Varo ia kemudian mengambil ken dari Ethan.

"Kenapa kalian ribut? " Tanya Varo mengelus bulu ken yang lembut.

"Itu-"

"Gak papa kok bang" Kenan memotong ucapan Ethan dengan cepat.

"Oh" Varo ke atas dengan ken di gendongannya.

"Cih" Gagal sudah rencana nya, Ethan kembali duduk dan memainkan ponsel nya. Kenan mengangkat bahu acuh dan pergi ke dapur.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Ciel terbangun ketika merasa ada yang menimpa perutnya, ia membuka mata dan terlihat lah buntalan bulu berwarna putih.

'Kenapa ada ken di sini? ' Ciel menyingkirkan ken dan duduk sambil bengong.

Ketika di rasa kesadarannya sudah lengkap ia menatap ken yang tiduran di sebelahnya, Ciel bingung bagaimana bisa ken ada di kamarnya, atau ada orang yang masuk ke kamarnya dan ken ikut masuk, itu lebih masuk akal.

Ciel menuju kamar mandi membersihkan dirinya, selesai mandi dan berpakaian Ciel mendekati kasurnya dan menggendong ken ke pangkuannya.

"Kamu sudah makan ken? " Tanya Ciel mengelus bulu halus milik ken.

"Meow" Ken mengeong seolah mengerti apa yang di ucapkan oleh Ciel.

"Ayo turun, aku juga lapar" Ciel menggendong ken keluar dari kamarnya menuju meja makan, karena sudah hampir makan malam.

Di meja makan semua sudah berkumpul Ciel duduk di sebelah Vano dan menurunkan ken dari gendongannya, makan malam di mulai dengan tenang tak ada yang berbicara mereka diam menikmati makanan mereka.

Selesai makan malam Ciel langsung menuju kamarnya, ia sudah meminta izin kepada yang lain. Mereka juga memaklumi hal itu karena Ciel baru pulang dari rumah sakit dan harus banyak istirahat.

Sampai di kamarnya Ciel menunggu Henry datang sambil membaca sebuah buku, tak berselang lama pintu kamarnya di ketuk.

"Masuklah" Pintu terbuka Henry masuk dengan nampan yang berisi segelas susu.

Henry meletakkan susu tersebut di nakas lalu pamit keluar, Ciel menutup buku di tangannya ia meletakkan buku tersebut di dalam laci dan beranjak menuju lemari yang berada tak jauh dari ranjangnya.

Dari ingatan pemilik tubuh yang ia dapat tadi, di sana ada botol minum. Ciel mengambil botol minum lalu kembali ke tempat tidurnya, ia menyalin susu tadi ke botol lalu menyelimuti guling tak lupa mematikan lampu kamar.

Ciel segera menuju ruang pribadi miliknya sebelum Henry masuk, di dalam Ciel kembali menyusun rencana nya. Kali ini dia harus memanfaatkan semua kelemahan dari musuhnya, sketsa rencana miliknya hanya sebuah perkiraan dari gerakan musuh, itu juga belum pasti maka dia dia harus membuat rencana cadangan.

'Di sini aku harus mencari tau tempat yang cocok untuk memulai rencana ku. Aku akan meminta Ruen untuk mencari tau letak markas Kendrick'

»»————><————««»»————><————««

Yahho~

Maaf baru up saya kehabisan kuota, tapi tenang sekarang udah di beli. Btw cerita sebelah lagi di proses kalau bisa mungkin entar malam up tapi gak janji ya.. (๑•́ω•̀)

Typo!

See you(*´︶'*)♡Thanks!

KEHIDUPANKU YG KE 15 [END] Where stories live. Discover now